Masih cerita
tentang kehamilan saya. Ya, saya memang pernah mengalami berbagai rasa dalam
menjalani kehamilan. Dari yang hamil tidak disadari dan keguguran, hingga hamil
yang mengharuskan saya nginep di rumah sakit selama 21 hari serta hamil yang
menyenangkan.
Ini cerita
tentang kehamilan saya yang kedua. Setelah saya keguguran pada kehamilan
pertama dan dilanjutkan dikuret. Maka saya dan suami bertekad untuk bersemangat
agar segera dapat hamil lagi. Hingga dokter yang dulu menangani saya sewaktu
keguguran menjadi konsultan kami untuk dapat segera hamil lagi.
Alhamdulillah
kehamilan yang ditunggu itu datang lagi. Suka cita kami rasakan dan tentunya
menjadi lebih hati-hati dan waspada. Setelah mengetahui saya hamil tersebut,
saya rajin memeriksakan kandungan. Dan atas rekomendasi salah satu temannya,
maka kami memilih salah satu dokter spesialis kandungan yang cukup senior dan
terkenal di kota kami.
Kehamilan saya
yang kedua ternyata tidak jauh berbeda dengan kehamilan saya yang pertama. Sama-sama
terasa berat. Selama hamil ini saya hamper tiap hari muntah. Semua makanan yang
saya makan pasti tidak lama kemudian akan keluar kembali.
Diminggu
kesembilan masa kehamilan saya mengalami pendaharan kecil. Karena panic maka
saya dibawa ke dokter yang selalu mendampingi kehamilan saya. Dan saya harus bedrest di kliniknya. Kejadian itu
berlangsung beberapa kali jadi selama hamil tersebut saya harus bolak-balik
menginap di klinik tempat praktek dokter langganan saya itu.
Karena berbagai
masalah dalam kehamilan saya, alhasil bobot tubuh saya malah menurun drastis dari
yang sebelum hamil 42 kg menjadi 37 kg di masa kehamilan masuk usia 5 bulan. Dan
kondisi saya semakin parah karena saya juga malah mengidap batuk-batuk. Pendarahan
pun selalu terjadi meski tidak banyak tetapi cukup membuat kami cemas.
Akhirnya karena
tidak tahan melihat kondisi saya yang tidak kunjung membaik. Ayah saya
mengusulkan agar saya di bawa ke rumah sakit swasta di kota kabupaten tempat
kami tinggal. Dan hasilnya saya memang harus bedrest untuk dapat dilakukan
observasi menyeluruh mengenai kondisi sebenarnya dari kehamilan saya.
Berbagai pemeriksaan
saya jalani termasuk didalamnya adalah USG. Dari hasil USG itulah diketahui
keanehan dalam rahim saya. Besar bayi dalam perut saya lebih kecil dari pada
plasentanya. Dan hal itu perlu penyelidikan lebih jauh lagi. Saya harus
menunggu lagi.
Selama proses
menunggu itu saya menjalani tranfusi darah untuk mengganti/menambah HB saya
yang hanya 6 (padahal ibu hami seharusnya Hbnya berada pada level 12). Sehari mendapat
tranfusi darah saya malah mengalami sesak nafas, saya kesulitan bernafas. Dan itu
baru pertama kali saya alami. MasyaAllah
Untuk
meringankan kerja tubuh saya maka perawat memasang alat bantu pernafasan di
hidung saya. Agak risih tentunya, karena saya memang belum pernah
menggunakannya sebelumnya. Tetapi alat itu bekerja dengan baik, dan saya merasa
pernafasan saya menjadi lebih lega.
Setelah diperiksa
lebih dalam, ternyata kondisi saya memang membutuhkan penanganan serius. Dan pihak
rumah sakit merujuk saya untuk dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar. Pindahlah
saya ke rumah sakit yang ditunjuk.
Ternyata saya
mengalami kehamilan di mana selain janin yang tumbuh terdapat juga jaringan
lain yang ikut membesar. Dan itulah yang menyebabkan berbagai permasalah timbul
selama saya hamil tersebut. Dari manakah jaringan itu muncul. Penjelasan dari
dokter yang menangani saya bahwa jaringan yang tumbuh itu adalah sisa dari kuret
yang belum bersih.
Jadi setelah
dikuret sebaiknya tidak hanya di USG untuk memastikan tidak ada lagi jaringan tersisa
di dalam tubuh. Tetapi harus dilakukan tes darah yaitu berupa tes βHCg. Tes ini
digunakan untuk mengetahui adakah jaringan yang tumbuh di dalam tubuh. Dan biasanya
nilai βHCg akan besar pada ibu hamil.
Jadi jika
setelah dikuret tetapi nilai βHCg masih besar (dikisaran untuk ibu hamil)
berarti masih ada jaringan yang harus dibersihkan. Cara membersihkannya yaitu
dengan mengkonsumsi obat. Jika hasil βHCg normal berarti semua sudah normal dan
ibu boleh hamil lagi jika menginginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar