Menjalani hari dengan berbagai rutinitas biasanya
membuat orang lupa terhadap hak masing-masing bagian tubuhnya. Karena setiap
detil tubuh itu tidak pernah berteriak, maka anggapan kita semua masih
baik-baik saja. Mungkin rasa sakit dan letih baru menyadarkan otak kita bahwa
tubuh kita juga perlu beristirahat.
Tetapi seringkali terlupa dan tidak terdengar keluhan
dari bagian tubuh yang satu ini. Ya, bagian tubuh yang satu ini memang terkenal
pendiam dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Dan bagian tubuh itu biasa
kita panggil “hati”.
Seringkali kita tanpa sadar melupakan bahwa hati juga
membutuhkan “me time-nya”. Berbagai macam
aktivitas yang ditengarai disebabkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan dan
tanggungjawab membuat diri lupa mengistirahatkannya.
Alarm hati sebenarnya mungkin telah sering berbunyi,
tetapi karena tekanan kesibukan hingga tidak terdengarlah oleh kita suara alarm
hati tersebut. Bagaimana mungkin alarm yang berbunyi sampai tidak terdengar? Hmmm,
alarm hati ini tidak berbunyi. Ya, karena justru alarm ini hadir tanpa bunyi.
“Hampa”, hanya itu yang disuarakan oleh hati saat ia
membutuhkan waktunya untuk di-charge.
Rasa hampa dalam dada yang biasanya membuat seseorang bingung harus bagaimana
untuk mengisi kekosongan hatinya tersebut. Nah, saat itulah hati sedang butuh di-charge!
Kebalikan dari rasa hampa itu adalah perasaan tenang
dan damai dalam hati. Terjadi gonjang-ganjing model apa pun tidak akan
mempengaruhi ketenangannya. Hidup jadi penuh rasa syukur dan jauh dai keluh
kesah.
Jika salah dalam mengobati hampa di hati bisa-bisa
terjerumus dalam tindakan yang sia-sia atau mungkin malah lebih parah lagi:
masuk ke kubangan dosa. Karena kita masih manusia dan belum berubah menjadi
malaikat, maka bolak-balik dan naik turun ketenangan dalam hati bisa menyerang
kapan saja.
Ya, karena kita bukan malaikat maka kita masih harus
senantiasa menyempatkan diri untuk memberikan hak hati kita. Bukan dengan
kesenangan dunia, karena itu hanya sesaat. Tetapi ketenangan yang hakiki adalah
hasil dari kedekatan kita dengan Sang Pemilik hati. Semoga kita semua diberi
kesempatan dan kekuatan untuk dapat memberikan hak bagi hati kita. Semoga J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar