Minggu, 28 Januari 2024

Membaikkan Waktu

‘’Time is what we want most and what we use worst.” –William Penn.

Sebuah kalimat bijak yang sering muncul untuk mempertegas bahwa waktu yang sangat berharga itu seringkali malah kita sepelekan dalam penggunaannya. Jika kita mau merenungi, semua orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam setiap harinya. Tetapi tidak semua orang bisa tepat mempergunakan waktunya. Tentu kita sering mendengar banyak orang yang mengeluh “tidak mempunyai waktu” saat dihadapkan pada suatu kondisi. Bahkan kalimat itu yang akan sering kita dengar untuk sebuah pembenaran akan suatu kelalaian atau kesalahan atau hal-hal buruk lainnya yang menyangkut penggunaan waktu. Padahal kalau kita mau jujur tentang penggunaan waktu kita tentu kita akan malu sendiri karena sejatinya kita sendirilah yang tidak memanfaatkan waktu tersebut. Bukan salah waktu tetapi salah kita sendiri, karena toh waktu selalu sama dari dulu sampai sekarang, lalu mengapa ada yang masuk kategori tidak bermasalah dengan waktu dan ada yang selalu keteteran seolah-olah dia tidak memiliki cukup waktu dalam hidupnya. Saya menuliskan ini bukan karena saya sudah merasa ahli dalam memanfaatkan waktu, justru karena saya ingin merefleksikan diri untuk mengetahui sejauh mana saya menghargai waktu saya tersebut. Selama ini saya termasuk orang yang masih sering terlena dengan segala sesuatu yang berseliweran di media sosial saya. Bahkan pernah berada di tahap saya menyia-nyiakan waktu saya untuk mencari hiburan di media sosial saya yaitu sampai bergadang demi streaming film atau serial kesukaan saya. Beruntungnya saya menyadari ada kesalahan lalu berusaha untuk segera memperbaikinya. Meskipun belum ideal dan masih sering terdistraksi oleh gadget dan sosial media tetapi saya tetap ingin bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Beberap hal ini akan saya tulis untuk sebagai pengingat dan cara saya dalam memanfaatkan waktu:

  • Mengingat waktu tidak akan Kembali

Kadang kita lupa dengan keberadaan waktu. Kita tidak menyadari saat ini, kemarin dan yang akan datang adalah tentang waktu. Pekerjaan atau suatu tugas yang tidak dikerjakan kemarin berarti ada satu hari yang terlewat tanpa kemajuan. Mengulang pekerjaan yang sama di waktu sekarang yang seharusnya bisa dikerjakan kemarin bisa dikatakan ada satu waktu yang tidak menghasilkan apa-apa tetapi sering kali kita tida merasa kehilangan waktu tersebut. Seolah selama semua berjalan dengan baik-baik saja maka tidak ada yang dirugikan. Kita lupa bahwa kita sedang merugikan diri sendiri karena ada satu waktu yang tersedia dan kita mengabaikannya. Lebih parahnya lagi jika kita meninggalkan pekerjaan untuk hal-hal yang bersifat hiburan semata. Karena itu penting untuk selalu mengingat bahwa waktu adalah satu-satunya harta yang sangat berharga dan memiliki batasan yang sangat ketat. Tentu kita sering mendengar sebuah kalimat “Waktu tidak akan pernah kembali” kita hapal di luar kepala tetapi tidak memaknainya dalam kehidupan sehari-hari. Kuncinya adalah dengan menghargai setiap waktu tersebut dan selalu mengingatkan diri betapa pentingnya waktu dalam kehidupan kita. Jadi mumpung diberikan kesempatan (waktu) maka lakukanlah hal-hal yang tidak akan menimbulkan penyesalan keesokan harinya.

  • Mengingat bahwa penyesalan akan selalu datang di akhir waktu

Tidak ada penyesalan yang datang di awal karena penyesalan selalu datang di akhir. Kita juga pasti sering mendengar kalimat tersebut. Sebenarnya apa yang terjadi hingga ada penyesalan di akhir waktu? Jawabannya masih berkaitan dengan cara kita memanfaatkan waktu. Sehingga kalimat yang akan mengikuti setiap penyesalan yaitu “Coba dulu kita begini…coba dulu tidak begitu.” Ada kata ‘dulu’ di dalam kalimat yang isinya penyesalan itu yang berarti ada satu waktu di masa lampau yang tidak kita pergunakan dengan sebaik-baiknya. Maka mengingat bahwa akan selalu ada penyesalan untuk setiap pembiaran waktu adalah salah satu cara untuk membiasakan diri mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat. Yaitu bermanfaat untuk diri sendiri sekarang dan yang akan datang terlebih manfaat itu dapat dirasakan oleh orang-orang lain.

  • Orang yang tidak memanfaatkan waktu rawan terkena burnout

Mungkin kita pernah merasakan tekanan pekerjaan yang menumpuk pada suatu waktu. Dan tentu saja penumpukan pekerjaan dengan waktu yang semakin sempit akan membuat kita mudah terserang burnout. Tekanan pekerjaan yang diperparah oleh berbagai batasan yang ada itu adalah penyebab stres yang muncul saat kita harus segera menyelesaikan pekerjaan. Padahal kondisi seperti ini bisa dihindari jika kita bisa memanfaatkan waktu, tidak menunda pekerjaan dan malah bersantai di saat seharusnya kita bekerja. Pekerjaan itu akan selalu berat jika hanya kita bayangkan betapa berat beban yang menyertainya. Tetapi pekerjaan itu akan menjadi ringan jika kita cicil mengerjakannya. Setiap hari bekerja tetapi kadar pekerjaan tidak akan berlebihan karena sudah ditakar sesuai dengan batasan yang dimiliki. Dengan mengingat hal ini semoga kita akan semakin bersemangat untuk mau bekerja secara rutin untuk mencicil semua pekerjaan agar dapat terhindar burnout akibat penumpukan beban pekerjaan di akhir waktu.

  • Mengingat bahwa umur manusia terbatas

Kalau kita sadar dan selalu mengingat bahwa hidup kita tidak selamanya tentu kita akan lebih bergegas dalam melakukan kebaikan dan menyelesaikan pekerjaan. Jangan malah sebaliknya, karena merasa kita tidak hidup selamanya membuat kita malas dengan alasan toh akhirnya semua akan ditinggalkan. Tentu saja pikiran seperti ini akan merugikan diri sendiri. Karena kita hidup untuk mencari bekal di kehidupan setelah kematian. Dan bekal itu harus kita siapkan dengan melakukan sesuatu yang akan bermanfaat untuk masa depan kita. Maka dengan mengingat bahwa umur kita terbatas harusnya semakin memotivasi diri kita untuk selalu bergerak dan mengisi waktu dengan kebaikan seperti beribadah yang bisa juga berisi bekerja, berkarya, belajar dan kebaikan-kebaikan lainnya.

  • Mencari lingkungan yang positif

Salah satu yang akan sangat berpengaruh bagi kita untuk bisa memanfaatkan waktu dengan baik tentu saja adalah lingkungan. Ya, kita harus pandai dalam mencari lingkungan yang akan membawa dampak baik untuk kehidupan kita. Kita harus berani keluar dari lingkungan yang di dalamnya tidak ada kebaikan. Menjadi pribadi yang lebih percaya diri dengan pilihan hidupnya dan tidak takut untuk dijauhi oleh orang-orang yang memang tidak menjadi support system kita. Dan memilih teman yang baik memang harus dilakukan, bukan karena kita jahat atau tidak bisa bergaul dengan semua orang. Tetapi karena kita tahu mana yang menjadi prioritas dan mana yang harus diabaikan. Masa depan kita sangat tergantung dengan bagaimana kita mempersiapkannya sekarang, jadi kalau kita berada di lingkungan yang salah maka besar kemungkinan kita akan kesulitan mencapai cita-cita yang diimpikan. Jika kita memang memiliki Impian yang baik maka kita akan didekatkan dengan orang-orang yang baik pula, tetapi kuncinya kita harus berani untuk meninggalkan lingkungan yang tidak baik. Bukankah Nabi juga hijrah saat tidak didukung oleh orang-orang di lingkungannya? Maka mulai memberanikan diri untuk berani keluar dari lingkungan negatif ke lingkungan yang lebih positif akan sangat berpengaruh dalam pemanfaatan waktu kita.

  • Melakukan penjadwalan

Salah satu cara yang bisa diaplikasikan untuk dapat memanfaatkan waktu dengan baik adalah dengan membuat jadwal. Jadwal tersebut bisa berisi semua kegiatan kita setiap harinya. Karena seringkali kita tidak menganggap waktu itu berharga karena kita tidak tahu apa saja yang harus kita kerjakan setiap harinya. Kalau kita tuliskan aktivitas yang harus kita lakukan lengkap dengan penjadwalan waktunya kita akan tahu seberapa banyak waktu yang kita butuhkan untuk dapat menyelesaikan semua pekerjaan kita tersebut. Saat kita membuat jadwal kita jadi tahu bahwa waktu yang tersedia sudah terisi oleh kegiatan apa saja. Jika masih ada waktu luang kita bisa mengisinya dengan kegiatan lainnya, tentu saja kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang berdampak positif untuk kehidupan kita.

  • Disiplin

      Setelah jadwal selesai kita susun maka langkah selanjutnya tinggal menjalankannya. Dan supaya susunan jadwal tersebut bisa terlaksana sesuai harapan maka sangat dibutuhkan kedisiplinan. Ya, satu kata ini akan sangat berpengaruh bagi kita yang ingin memanfaatkan waktu dengan baik. Semoga dengan mengingat dan menerapkan beberapa hal yang telah diuraikan di atas kita menjadi lebih bisa memanfaatkan waktu dengan baik. 

Belajar dari Orang Sukses

Menulis tentang kebiasaan orang-orang sukses. Siapa tahu kita juga akan ketularan sukses seperti mereka.

  • Pagi yang produktif

Pagi hari memang sangat menentukan bagaimana hari itu akan berjalan. Jika paginya semarawut maka kemungkinan banyak sekali hal-hal yang sukar dikendalikan di satu hari tersebut. Memulai hari dengan produktif itu antara lain dengan bangun pagi dan tidak menunda-nundanya karena dengan bangun pagi segera kita akan lebih awal memulai hari dan tidak kemrungsung. Bangun pagi mungkin sudah biasa dilakukan bagi umat Islam karena kewajiban di pagi hari yaitu Sholat Subuh. Dan tentu saja hal ini sedikit menguntungkan karena kita terbiasa untuk memulai hari sejak awal. Tetapi jangan tidur lagi setelah sholat subuh karena hal itu berarti sama saja waktu pagi kita terlewat sia-sia. Setelah sholat subuh terdapat banyak hal yang bisa dilakukan seperti membaca buku, mengaji, olah raga dan lain-lain. Kalau saya sebagai ibu rumah tangga waktu pagi digunakan untuk menyiapkan makanan atau berbelanja ke pasar atau warung sayur. Dan sangat menyenangkan bisa keluar dalam waktu yang masih pagi karena jalanan masih sepi dan tidak terlalu semrawut oleh pengguna jalan yang mau sekolah atau ke kantor.

  • Jadwal tidur yang baik

Hal baik lainnya yang biasa dilakukan oleh orang sukses adalah memiliki rutinitas waktu tidur yang baik. Maksudnya adalah mereka tidak biasa bergadang untuk hal-hal yang tidak penting karena mereka tahu bahwa hari esok membutuhkan tenaga ekstra sehingga mereka menjadwalkan diri mereka untuk tidur di jam tertentu. Mereka membiasakan tidur maksimal jam 11 malam. Wah, saya salut dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan tidur di jam 11 malam, karena kalau bagi saya tidur di jam tersebut sudah terlalu malam hehehe. Saya adalah orang yang sangat terganggu jika tubuh kekurangan waktu tidur, makanya saya sering kagum dengan orang yang tidurnya sudah larut (menurut saya jam 11 malam itu sudah larut) dan pagi hari mereka bisa menjalani hari seperti biasa dan tetap bisa bangun pagi. Kalau saya tidur terlalu larut akan besar kemungkinan malah kesulitan tidur dan mood bisa kacau lalu kekacauan itu merembet ke mana-mana, termasuk ke jadwal tidur yang menjadi berantakan. Jadi sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang saja, karena kita sendiri yang tahu mana yang terbaik untuk diri sendiri.

  • Gemar berolah raga

Nah, satu lagi kegemaran orang sukses adalah berolah raga. Kata-kata yang sering kita dengar setiap harinya tetapi untuk menjalani ternyata tidak semudah itu. Sulit sekali mengambil waktu untuk sejenak berolah raga. Menurut para ahli waktu ideal berolah raga adalah 30 menit setiap hari dan itu tidak lama sebenarnya. Tapi saya termasuk yang kesulitan untuk menjalani hidup dengan rutin berolah raga. Selalu ada saja alasan yang menyebabkan saya melewatkan waktu berolahraga. Alasan yang biasa saya pakai yaitu karena saya aktif bergerak membersihkan dan mengurus rumah maka aktivitas olah raga bisa ditinggalkan. Padahal para ahli menyebutkan bahwa antara olah raga dan kegiatan mengurus rumah atau membereskan rumah itu tidak sama.

  • Mengetahui kapan waktu istirahat

Meskipun orang-orang sukses identik dengan kesibukan yang menyita banyak waktu mereka, tetapi mereka tahu kapan harus beristirahat. Hal itu dilakukan karena mereka sadar kemampuan mereka ada batasnya dan kalaupun dipaksa yang ada malah hasilnya tidak maksimal atau bisa-bisa bukannya menjadi semakin sukses malah jadi sakit. Kesadaran tentang pentingnya kesehatan itu memang sudah menjadi ciri khas orang sukses. Mereka tahu betul nilai kesehatan bagi perjalanan hidup, kerja dan karier mereka. Dan mereka tahu waktunya beristirahat karena pada saat mereka bekerja maka mereka akan benar-benar fokus bekerja dan tidak banyak menunda dan teralihkan oleh kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan mereka. Misalnya mereka akan beristirahat jika sudah masuk waktu tidur, atau pada saat hari libur mereka akan memanfaatkan waktu libur itu untuk benar-benar menikmati liburan agar saat harus kembali bekerja otak dan tubuh mereka sudah segar kembali dan siap bekerja.

  • Pola hidup sehat

Kebiasaan kita sebagai orang kebanyakan tentu akan sangat berkebalikan dengan pola hidup orang sukses. Jika kita setiap hari sangat senang makan gorengan (ini saya sih hehehe) tetapi bagi orang sukses akan sangat menghindari makanan itu karena mereka tahu dampak yang bisa ditimbulkan jika kita terlalu sering mengkonsumsi makanan tidak sehat. Mereka juga sangat menjaga kebugaran dengan rutin berolah raga, banyak minum air putih, lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah, dan pola istirahat yang baik. Pola hidup yang sangat menggambarkan kehidupan yang seimbang.

  • Haus akan pengetahuan

Apakah ini menjadi monopoli orang sukses saja atau mungkin bisa ditiru oleh orang-orang yang ingin sukses? Karena kebanyakan orang dengan impian tinggi, mereka sangat haus akan pengetahuan. Mereka merasa kemampuan yang mereka miliki masih jauh dari yang seharusnya. Selalu merasa kurang dan ingin menambah pengetahuan setiap hari ternyata salah satu ciri atau kebiasan orang sukses. Tentu ini sangat bisa ditiru, karena memang menuntut ilmu harus selalu kita lakukan di mana pun dan kapan pun. Belajar tidak boleh berhenti setelah kita tidak dalam usia muda karena mencari ilmu tidak ada batasan umur, semua boleh dan berhak mendapatkan ilmu pengetahuan. Dan sampai kapan pun memiliki ilmu pengetahuan pasti bermanfaat.

  • Membuat jurnal harian

Membuat jurnal harian dimaksudkan untuk mencatat progres dari setiap pencapaian untuk suatu tujuan. Dengan mencatatnya kita bisa mengetahui sejauh mana langkah yang sudah berjalan, kendala apa yang dihadapi dan bagaimana menyelesaikannya, serta semakin mudah memetakan tujuan ke bagian-bagian yang lebih kecil sehingga memudahkan proses peningkatan dan evaluasi.

  • Mencari atau meminta tanggapan atau feed back dari orang lain

Kadang bagi sebagian orang merasa tidak perlu mencari tanggapan dari orang lain. Sebabnya bisa bermacam-macam, bisa karena malu atau bisa juga karena merasa tidak perlu mencari tanggapan orang lain karena toh yang menjalani kita, jadi tidak perlu mencari tanggapan orang lain. Tapi ternyata orang-orang sukses terbiasa untuk mencari tahu hal-hal mengenai dirinya, pekerjaannya dan hal-hal terkait tujuannya melalui pandangan orang lain. Karena kadang kita akan kesulitan melihat kelemahan diri yang justru lebih bisa terlihat di mata orang lain. Jadi meskipun berat dan mungkin belum terbiasa tetapi mencari feed back dari orang lain khususnya orang-orang yang kita percaya dapat dilakukan. Biasanya orang-orang yang kita percaya akan jujur mengungkapkan apa adanya dan mereka akan melakukannya untuk kebaikan kita. Jadi jangan salah meminta pendapat orang lain, usahakan untuk mencari pandangan dari orang-orang yang mengenal kita dan mendukung kita untuk maju.

Sebuah Perjalanan Hidup

 “Teruskan sibukkan dirimu dalam kebaikan. Karena kalau kamu tidak disibukkan dalam kebaikan pasti akan disibukkan dalam keburukan.” –Gus Iqdam

Nasihat yang selalu saya sukai. Sebagai orang yang mungkin menurut pandangan orang banyak saya tidak memiliki banyak arti di dunia ini, karena semuanya dihitung dengan perolehan materi, maka saya termasuk yang lega dan selalu menanti nasihat dan cara pikir seperti ini. Jika bukan karena ingin melakukan kebaikan saja agar waktu tidak beralih menjadi habis karena keburukan maka saya mungkin akan berakhir sebagai orang yang hidupnya benar-benar sia-sia. Dan sejauh ini saya sangat senang, setidaknya saya rencanakan hidup untuk menjalankan kebaikan. Kalaupun di tengah jalan ada banyak sekali kendala dan kemalasan maka saya tetap berharap hal itu tidak akan menjadi peneguh saya di kehabisan waktu untuk keburukan. Berjalan lebih dari 40 tahun dalam ketidakpastian dan akan begitu seterusnya karena memang beginilah sejatinya hidup, penuh dengan ketidakpastian.

Lalu ada nasihat dari Gus Baha yang juga selalu saya ingat dalam kehidupan saya yaitu “Asalkan tidak maksiat dan bermanfaat untuk orang banyak, itu sudah cukup.” Sekali lagi itu menjadi sebuah nasihat yang sangat menenangkan untuk orang seperti saya. Menenangkan karena bahkan untuk bisa melepaskan dari kemaksiatan rasanya saya termasuk harus bekerja keras. Lalu beliau mengingatkan lagi bahwa berperilaku dalam hidup itu asalkan bisa bahagia dalam ketaatan dan tidak perlu melakukan maksiat untuk menggapai kebahagiaan. Jika jaman sekarang untuk mencapai bahagia saja harus melakukan banyak hal yang dilarang agama, maka nasihat nasihat beliau mengingatkan saya bahwa jika kita mau sedikit saja membuka mata dan hati maka sebenarnya ada banyak pintu kebahagiaan yang di dalamnya tidak perlu dikotori dengan kemaksiatan. Beliau mencontohkan berdiam diri di rumah tentu lebih bernilai kebaikan dari pada yang keluyuran dugem atau ke tempat-tempat maksiat, makan mie, minum kopi dan merasakan betapa besar kenikmatan di dalamnya akan lebih bernilai ibadah karena kita bisa menerapkan kehidupan yang bahagia tanpa harus melakukan kemasiatan. Lalu saya semakin merasa banyak sekali jalan menuju perasaan bahagia, melihat rumah bersih saya sudah sangat senang apalagi saya bisa berkesempatan untuk membersihkannya, menyiapkan makanan untuk orang rumah juga ternyata membahagiakan untuk saya, lalu menikmati secangkir kopi kesukaan saya atau sekedar makan gorengan yang jika menurut kesehatan tidak sehat itu telah membuat saya sangat bersemangat.

Lalu saya berusaha mengejewantahkan nasihat itu dalam kehidupan saya. Salah satu upaya yang saya lakukan adalah dengan mengisi hari-hari saya dengan banyak aktivitas. Ternyata memiliki banyak sekali aktivitas itu menyenangkan, meski memang melelahkan tetapi menjalani hari lebih bersemangat. Apalagi saya yang tinggal hanya berdua dengan suami setelah anak-anak pergi merantau bersekolah di pondok pesantren, waktu saya banyak tersedia karena tidak lagi mengurusi keperluan anak secara langsung. Dan barokahnya anak merantau adalah perasaan sungkan dan tidak enak hati jika kita di rumah malah santai-santai, bermalas-malasan dan tidak produktif. Alhamdulillah memasukkan anak ke pesantren memang menjadi ajang pembelajaran untuk kami semua. Anak-anak belajar banyak hal di pesantren kami orang tuanya, terutama saya, belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Jika di awal-awal merasa galau karena menahan rindu dan merisaukan anak-anak yang berada jauh dari orang tua, maka lambat laun perasaan tenang mulai menghampiri dan bersemayam dalam hati. Perasaan percaya dan yakin bahwa mereka baik-baik saja dan tentu saja selalu memohon kepada Pemilik Alam Semesta untuk selalu menjaga mereka adalah salah satu cara saya bisa melewati hari demi hari tanpa anak-anak di rumah.

Kehidupan di pesantren semoga menjadi pilihan yang baik untuk mereka (anak-anak saya) sekarang dan yang akan datang. Bapaknya yang juga alumni pesantren sangat mantap saat menyekolahkan anak-anak ke pesantren, karena menurutnya mereka akan belajar banyak hal yang kemungkinan besar tidak akan mereka dapatkan jika mereka masih tinggal bersama dengan kami. Dan saya tentu saja menyetujui usul suami saya tersebut. Meskipun saya bukan anak pesantren tetapi sebenarnya dunia pesantren sudah pernah saya jajal sewaktu saya masih SMP (Sekolah Menengah Pertama). Meskipun hanya melalui kegiatan pesantren kilat, tetapi acara tersebut dilakukan di sebuah pesantren dan saya mengikuti kegiatan tersebut untuk mengisi waktu liburan saya saat itu. Pengalaman yang sangat berharga meski banyak tidak enaknya hehehe, maklum saat itu dunia pesantren sangat jauh dari kehidupan saya. Dan lagi tidak ada dorongan dari pihak lainnya, jadi saya mengikuti pesantren kilat itu murni dari keinginan saya sendiri. Jadi saat merasakan tidak enaknya ya harus ditelan sendiri meski sempat nangis juga sih hehehe, namanya juga masih kanak-kanak.

Rasa syukur yang saya bisa utarakan karena ada begitu banyak keajaiban yang terjadi dalam hidup dan perjalanan diri saya. Begitu banyak pengalaman yang telah saya alami dengan berjuta pelajaran yang bisa saya petik. Hingga saya akhirnya berada di titik ini, titik yang bagi kebanyakan orang tidak memiliki pencapaian yang berarti, sekali lagi tentu berkenaan dengan materi hehehe. Tapi bagi saya mencapai titik ini adalah perjalanan yang mempesona meski tak jarang berurai air mata. Teringat saat dulu saya memasuki usia remaja lalu muncul perasaan ragu dan tidak puas dengan sesuatu yang ada di depan mata lalu berusaha mencari jawaban, termasuk pesantren kilat itu adalah salah satu pencarian jawaban atas pertanyaan saya. Lalu waktu berjalan, setiap hari dengan pergolakan batin yang dirasakan sendiri, tanpa ada satu pun teman yang bisa diajak cerita. Memang selalu tidak ada harga murah untuk sebuah anugerah indah. Titik temu, serumit dan sepahit itu memang harus dijalani untuk menemukan apa yang saya cari. Semoga Tuhan menjadikan segala yang kurang sebagai sebuah pemakluman atas makhluknya. Hingga akhhirnya takdir menuntun saya ke dalam perjalanan hidup sekarang. Segala keburukan saya jadikan pelajaran dan kebaikan yang ada saya ambil untuk dijadikan bekal ke depan. 

Dan ini adalah awalan saya selanjutnya, setiap hari dijalani dengan banyak sekali kelompok kerja yang saya buat sendiri. Tak apa jika segala usaha ini belum bisa membuahkan hasil sekarang. Minimal saya sedang dan selalu berusaha mengisi waktu-waktu saya dengan padatnya upaya kebaikan, karena menganggur adalah jalan masuk setan. InsyaAllah masih akan terus bersemangat mengisi hari dengan kesibukan kebaikan agar tidak terisi dengan kesibukan dalam keburukan. Naudzubilah.