Terinspirasi dari kalimat yang dibuat oleh seorang teman. Mengingatkan saya
pada perjalanan hidup yang sudah berjalan cukup jauh. Jika menilik perjalanan kehidupan
Kanjeng Nabi Muhammad SAW, maka saya sudah sampai diseparuh perjalanan beliau.
Ahh, tidak terasa, sekian puluh ribu hari telah saya lalui. Jika boleh melihat
ke dalam diri dan berkaca, apakah yang telah saya isi di terowongan panjang
yang telah saya lalui? Apakah kehampaan saja ataukah meninggalkan jejak-jejak
penuh keberartian? Apakah saya menjalani proses untuk menjadi seperti kalimat
teman saya tersebut “menua dalam hampa”? Dan saya semakin yakin, selama ini saya
hanya meninggalkan kehampaan. Menyedihkan.
Tapi jika berpikir ke belakang hanya menyebabkan diri ini meratap saja
maka akan semakin rugilah diri ini. Tak ada lagi waktu untuk meratapi kehampaan
di belakang perjalanan. Yang ada sekarang adalah titik dimana saya berdiri dan
pasti akan meninggalkan jejaknya. Memilih jejak yang memberi arti tentu tidak
mudah, tetapi itulah yang harus dilakukan agar sisa hidup ini dapat membuka
pintu-pintu kebahagiaan yang menjadi impian.
Permasalahan dan hutang menunaikan tanggung jawab sudah menantang untuk
dapat ditaklukkan. Mereka menyeringai tajam sehingga membuat ciut nyali untuk
menumbangkan mereka yang menghalangi perjalanan menuju keabadian. Tapi
disitulah letak kuncinya dan memang harus ditaklukkan agar kita tidak menua
dalam hampa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar