Rabu, 10 Desember 2014

Jangan menua dalam hampa.


Terinspirasi dari kalimat yang dibuat oleh seorang teman. Mengingatkan saya pada perjalanan hidup yang sudah berjalan cukup jauh. Jika menilik perjalanan kehidupan Kanjeng Nabi Muhammad SAW, maka saya sudah sampai diseparuh perjalanan beliau. Ahh, tidak terasa, sekian puluh ribu hari telah saya lalui. Jika boleh melihat ke dalam diri dan berkaca, apakah yang telah saya isi di terowongan panjang yang telah saya lalui? Apakah kehampaan saja ataukah meninggalkan jejak-jejak penuh keberartian? Apakah saya menjalani proses untuk menjadi seperti kalimat teman saya tersebut “menua dalam hampa”? Dan saya semakin yakin, selama ini saya hanya meninggalkan kehampaan. Menyedihkan.

Tapi jika berpikir ke belakang hanya menyebabkan diri ini meratap saja maka akan semakin rugilah diri ini. Tak ada lagi waktu untuk meratapi kehampaan di belakang perjalanan. Yang ada sekarang adalah titik dimana saya berdiri dan pasti akan meninggalkan jejaknya. Memilih jejak yang memberi arti tentu tidak mudah, tetapi itulah yang harus dilakukan agar sisa hidup ini dapat membuka pintu-pintu kebahagiaan yang menjadi impian.

Permasalahan dan hutang menunaikan tanggung jawab sudah menantang untuk dapat ditaklukkan. Mereka menyeringai tajam sehingga membuat ciut nyali untuk menumbangkan mereka yang menghalangi perjalanan menuju keabadian. Tapi disitulah letak kuncinya dan memang harus ditaklukkan agar kita tidak menua dalam hampa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar