Weleh-weleh, dah masuk hari ke enam di bulan November.
Dan baru ada satu tulisan di blog. Gejala apakah ini?
Mendadak mandeg begitu saja. Ga ada ide. Eh salah
ding, kata penulis senior, orang yang menganggap miskin ide atau malah ga ada ide
sama sekali itu berarti tidak tahu apa itu ide.
“Ide kan bisa diperoleh dimana saja” begitu penjelasan
penulis senior tersebut. Hehehe iya ide bisa datang dari arah mana saja, tetapi
keterampilan menangkap ide itu memang tidak mudah bagi sebagian orang, termasuk
aku.
Hmmm PR untuk bisa menulis dengan baik masih sangat
menumpuk. Sebanyak tumpukan buku yang ingin aku baca. Ingin, ya kata itu harus
benar-benar digarisbawahi. Karena, jujur aku belum pintar membagi waktu antara
membaca dan menulis serta membagi dengan aktivitas lainnya.
Saat jari sedang gatel ingin terus menulis, maka yang
ada hari-hari aku isi dengan menulis. Itu saja. Padahal mengutip kalimat di
sebuah buku yang sedang aku baca, jika aku kurang membaca maka aku hanya akan
menjadi penulis kerdil.
Kupaparkan di sini untuk senantiasa menjadi pengingat,
bahwa penjadwalan harus dilakukan untuk penulis pemula banget kayak aku ini. Hehehe,
itu wajib alias harus!
Membaca tidak boleh hanya dijadikan pelarian. Dan
hanya dilakukan saat pikiran mulai buntu, saat ide di kepala menguap entah kemana.
Membaca memang harus dirutinkan. Seperti tubuh, maka otak juga butuh nutrisi. Dan
nutrisi untuk otak agar dapat semakin mahir bekerja adalah dengan memperbanyak
ilmu.
Baiklah, mulai sekarang harus tersedia waktu khusus
untuk membaca. Mengendapkan berbagai pikiran dan ide yang melayang di kepala. Dan
mulai membuka lembaran-lembaran berisi berragam ilmu.
Ya! Memperbanyak ilmu! Itu berarti harus selalu
membaca. Bukan hanya membaca dalam arti sebenarnya: membaca buku konteks,
tetapi membaca apa saja. Bagaimana aku dapat memulainya?
Mulai saja dengan menjernihkan pikiran agar segala
yang terpampang di alam raya ini dapat hadir dan diterima sebagai sebuah ilmu
yang harus diabadikan. Agar kelak saat terlupa, maka tinggal membuka lembaran
catatan ilmu kehidupan.
Catatan ilmu kehidupan dapat dimulai dengan
mengaktifkan nurani dan mulai berusaha melembutkan hati. Agar tidak ada
kesombongan terselip, sehingga ilmu tak mau mampir apalagi bersemayam di
dalamnya.
Semoga semoga semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar