Semua wanita termasuk saya pasti ingin menjadi istri
yang baik. Tak ada yang menikah untuk menunjukkan pada dunia bahwa dia seorang
wanita kasar, tidak penurut, rewel bahkan sering menyakiti hati suaminya. Tetapi
mengapa tetap saja masih bertebaran istri yang seperti tersebut di atas? Apa
masalahnya?
Padahal sudah jelas-jelas disebutkan dalam sebuah
ajaran bahwa kewajiban seorang istri adalah tunduk pada perintah suaminya
selama perintah suaminya itu tidak bertentangan dengan perintah agama. Tetapi kenapa
semua seakan hanya hiasan bibir semata?
Bukan tanpa sebab masih ada istri yang berlaku tidak
manis pada suaminya. Sejujurnya sebagai seorang istri dari lubuk hati yang terdalam
ingin mengabdikan hidupnya untuk berbakti pada suaminya. Tetapi kok susah
sekali menjalankannya?
Seorang istri yang selalu dituntut menyelesaikan
urusan rumah tangga lebih sering tersulut emosi. Memang berat mengendalikan
emosi apalagi jika lelah telah mengerubungi seluruh badan. Bukan senyuman yang
disunggingkan, berganti rentetan omelan dan muka masam. Dan dapat dipastikan
berakhir dengan rasa sesal yang mendalam.
“Ah hari ini
aku gagal lagi…aku gagal mengendalikan emosi” Begitulah kira-kira yang
terlintas di pikiran seorang istri. Karena mereka tidak benar-benar ingin
mendurhakai suaminya, apapun bentuknya.
Selama 10 tahun pernikahan, saya juga mengalami semua
itu. Jatuh bangun saya coba menata hati dan diri untuk menjadi istri yang menyejukkan
pandangan suami. Dan itu tidak mudah! Hal itu semakin diperparah oleh kejenuhan
yang melanda istri. Rutinitas sebagai ibu rumah tangga yang setiap hari
mengurusi rumah dan anak-anak otomatis membatasinya memiliki waktu untuk
menyenangkan diri sendiri (bahasa kerennya: me
time).
Menjadi lebih bahagia! Itulah kuncinya. Setiap orang
yang bahagia tentu lebih mudah membagi kebahagiaan untuk sekitarnya. Demikian pula
istri yang bahagia, pasti juga akan menularkan kebahagiaan itu untuk suami dan
anak-anaknya.
Lalu bagaimana kebahagiaan itu dapat diperoleh jika tumpukan
tugas sebagai ibu terasa sangat menghimpit? Bagaimana untuk mendapatkan “me time”? Ada beberapa cara yang bisa
dipraktekkan untuk menghilangkan kemurungan di hati istri dan berimbas pada
kebaikan perilakunya.
1. Suami yang memahami istrinya tentu tahu bahwa istrinya
pasti akan mengalami kejenuhan apalagi jika suami terlalu sibuk bekerja. Jadi sekali-kali
mengajak istri bercanda dan berbincang santai itu perlu, jika tidak memungkinkan
untuk menyegarkan pikiran di luar rumah. Kadang karena tumpukan kebutuhan sang
suami menjadi lupa perlunya bercengkrama dengan istri dan anak-anak untuk
menyegarkan hati dan pikiran. Saya rasa kebersamaan itu juga tidak hanya untuk
kepentingan istri tetapi juga untuk suami.
Jadi kalau boleh membuka satu rahasia istri, istri
yang belum berlaku sebagai istri yang baik dan masih sering durhaka pada suami,
kemungkinan merindukan canda tawa dan kehangatan dalam keluarga terutama dari
suaminya. Saat pikiran dan perasaan tenang dan bahagia, segala rutinitas, kerumitan
dan permasalahan rumah tangga tidak akan mengurangi kedamaian di dalamnya.
2. Lalu bagaimana jika suami bukan tipe pengertian dan
masih saja sibuk dengan pekerjaan dan kesibukannya sendiri? Ah tidak perlu
khawatir, temukan saja bahagiamu sendiri wahai istri. Cari tahu apa-apa yang
biasanya menenangkan hatimu lalu lakukanlah. Jika engkau sangat gemar membaca
maka turutilah itu, jika engkau gemar menulis maka menulislah di sela-sela
kesibukanmu dsb.
Tetapi yang perlu diingat lakukan dan cari
kebahagiaanmu tanpa mengurangi tanggung jawabmu sebagai istri dan ibu. Karena
disamping kita mempunyai hak untuk bahagia kita juga punya kewajiban untuk
membahagiakan suami dan anak-anak kita.
3. Terlepas dari semua di atas, kebahagiaan hakiki adalah
karunia-Nya. Jadi tetap menjadi hamba yang dekat dengan-Nya akan memberikan
kedamaian dan kebahagiaan.
Dengan begitu tak akan ada lagi muka masam dari wajah
indahmu wahai istri, tak ada lagi rentetan omelan darimu. Semua mendung di
wajahmu akan berganti cerah dan kebaikan yang akan menyinari seluruh
keluargamu.
Tulisan ini diikutkan Giveaway Istri yang Baik
Terima kasih ya Mbak sudah ikutan GA kami. Mohon bersabar menunggu pengumumannya :)
BalasHapusTerima kasih Mbak, saya tunggu kabar baiknya :)
BalasHapus