Selasa, 11 November 2014

Berbahagialah Wahai Istri


Semua wanita termasuk saya pasti ingin menjadi istri yang baik. Tak ada yang menikah untuk menunjukkan pada dunia bahwa dia seorang wanita kasar, tidak penurut, rewel bahkan sering menyakiti hati suaminya. Tetapi mengapa tetap saja masih bertebaran istri yang seperti tersebut di atas? Apa masalahnya?

Padahal sudah jelas-jelas disebutkan dalam sebuah ajaran bahwa kewajiban seorang istri adalah tunduk pada perintah suaminya selama perintah suaminya itu tidak bertentangan dengan perintah agama. Tetapi kenapa semua seakan hanya hiasan bibir semata?

Bukan tanpa sebab masih ada istri yang berlaku tidak manis pada suaminya. Sejujurnya sebagai seorang istri dari lubuk hati yang terdalam ingin mengabdikan hidupnya untuk berbakti pada suaminya. Tetapi kok susah sekali menjalankannya?

Seorang istri yang selalu dituntut menyelesaikan urusan rumah tangga lebih sering tersulut emosi. Memang berat mengendalikan emosi apalagi jika lelah telah mengerubungi seluruh badan. Bukan senyuman yang disunggingkan, berganti rentetan omelan dan muka masam. Dan dapat dipastikan berakhir dengan rasa sesal yang mendalam.

 “Ah hari ini aku gagal lagi…aku gagal mengendalikan emosi” Begitulah kira-kira yang terlintas di pikiran seorang istri. Karena mereka tidak benar-benar ingin mendurhakai suaminya, apapun bentuknya.

Selama 10 tahun pernikahan, saya juga mengalami semua itu. Jatuh bangun saya coba menata hati dan diri untuk menjadi istri yang menyejukkan pandangan suami. Dan itu tidak mudah! Hal itu semakin diperparah oleh kejenuhan yang melanda istri. Rutinitas sebagai ibu rumah tangga yang setiap hari mengurusi rumah dan anak-anak otomatis membatasinya memiliki waktu untuk menyenangkan diri sendiri (bahasa kerennya: me time).

Menjadi lebih bahagia! Itulah kuncinya. Setiap orang yang bahagia tentu lebih mudah membagi kebahagiaan untuk sekitarnya. Demikian pula istri yang bahagia, pasti juga akan menularkan kebahagiaan itu untuk suami dan anak-anaknya.

Lalu bagaimana kebahagiaan itu dapat diperoleh jika tumpukan tugas sebagai ibu terasa sangat menghimpit? Bagaimana untuk mendapatkan “me time”? Ada beberapa cara yang bisa dipraktekkan untuk menghilangkan kemurungan di hati istri dan berimbas pada kebaikan perilakunya.

1.     Suami yang memahami istrinya tentu tahu bahwa istrinya pasti akan mengalami kejenuhan apalagi jika suami terlalu sibuk bekerja. Jadi sekali-kali mengajak istri bercanda dan berbincang santai itu perlu, jika tidak memungkinkan untuk menyegarkan pikiran di luar rumah. Kadang karena tumpukan kebutuhan sang suami menjadi lupa perlunya bercengkrama dengan istri dan anak-anak untuk menyegarkan hati dan pikiran. Saya rasa kebersamaan itu juga tidak hanya untuk kepentingan istri tetapi juga untuk suami.

Jadi kalau boleh membuka satu rahasia istri, istri yang belum berlaku sebagai istri yang baik dan masih sering durhaka pada suami, kemungkinan merindukan canda tawa dan kehangatan dalam keluarga terutama dari suaminya. Saat pikiran dan perasaan tenang dan bahagia, segala rutinitas, kerumitan dan permasalahan rumah tangga tidak akan mengurangi kedamaian di dalamnya.

2.     Lalu bagaimana jika suami bukan tipe pengertian dan masih saja sibuk dengan pekerjaan dan kesibukannya sendiri? Ah tidak perlu khawatir, temukan saja bahagiamu sendiri wahai istri. Cari tahu apa-apa yang biasanya menenangkan hatimu lalu lakukanlah. Jika engkau sangat gemar membaca maka turutilah itu, jika engkau gemar menulis maka menulislah di sela-sela kesibukanmu dsb.

Tetapi yang perlu diingat lakukan dan cari kebahagiaanmu tanpa mengurangi tanggung jawabmu sebagai istri dan ibu. Karena disamping kita mempunyai hak untuk bahagia kita juga punya kewajiban untuk membahagiakan suami dan anak-anak kita.

3.     Terlepas dari semua di atas, kebahagiaan hakiki adalah karunia-Nya. Jadi tetap menjadi hamba yang dekat dengan-Nya akan memberikan kedamaian dan kebahagiaan.

Dengan begitu tak akan ada lagi muka masam dari wajah indahmu wahai istri, tak ada lagi rentetan omelan darimu. Semua mendung di wajahmu akan berganti cerah dan kebaikan yang akan menyinari seluruh keluargamu.

2 komentar:

  1. Terima kasih ya Mbak sudah ikutan GA kami. Mohon bersabar menunggu pengumumannya :)

    BalasHapus
  2. Terima kasih Mbak, saya tunggu kabar baiknya :)

    BalasHapus