Kamis, 06 November 2014

Anak Hebat itu Anak Ayah!


Pernah mendengar ungkapan dari para ayah “Anak Hebat Pasti Anak Ayah!”, dan kalau anak sedang tidak berprestasi atau mungkin malah sedang bermasalah maka menjadi anak ibunya. Masih adakah suami-suami yang biasa berucap demikian?

Agak nyinyir dan nyebelin ya dengernya? Yah, bagaimana tidak, ibu yang susah payah jungkir balik (nah mulai lebay kan…J) mendidik dan mendampingi anak-anak. Dikala ayah di luar menjalankan kewajibannya, maka tugas mendidik anak-anak menjadi kewajiban seorang ibu.

Lantas mengapa para ayah suka mengaku-ngaku kalau itu adalah prestasinya. Huh! Agak jengah ya? Hehehehe aku dulu juga sering merasa jengah kalau suami, yang mungkin sebenarnya niatnya hanya menggoda, berlaku seperti yang telah disebutkan di atas.

Tetapi sekarang malah sudah kebal, alias ya sudahlah. Ambil aja kalau mau! Begitulah kira-kira bahasa kasarnya. J

Bagi seorang ibu, sudah tidak penting lagi apakah kebaikan dan prestasi yang ditunjukkan anak-anak, akan berimbas pada diakuinya segala perjuangannya mendidik mereka.

Seorang ibu lebih memilih memberikan kebahagiaannya untuk keberhasilan anak-anaknya. Betul begitu kan bu? Lalu bagaimana jika anak-anaknya kebetulan bermasalah dan pihak ayah atau mungkin pihak lainnya menyalahkan ibu?

Yang ini tentu saja lebih berat bagi ibu untuk menghadapinya. Bagaimana tidak? Melihat anak-anaknya bermasalah saja sudah menjadi pukulan untuk seorang ibu. Apalagi harus mendengar kalimat bernada menyalahkan dan memojokkan dari pihak tertentu.

Tapi jangan khawatir bu! Fokuskan saja pikiran pada bagaimana mendidik dengan benar anak-anak itu. Tetaplah berkonsentrasi pada bagaimana menjalankan kewajiban seorang ibu dengan baik. Karena hanya itu tugas kita. Titik.

Mengurusi tugas yang itu saja sudah berapa banyak energi dan waktu yang harus kita gunakan? Apalagi jika harus ditambah dengan memikirkan hasilnya. Tentu malah menjadi tidak maksimal dalam menjalankan segala yang menjadi tugas kita para ibu.

Masalah hasil dan timbal balik itu urusan belakangan karena sudah ada yang berhak menentukannya. Benar begitu kan ibu-ibu hebat? Selamat mendidik anak-anaknya semoga menjadi kebaikan untuk semua. Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar