Rabu, 29 April 2015

[EF#17] Future Goals

Ummm, I have thinking so hard, but what was my future goals? I don't remember what my future goals actually. My childhood just flow away. There was not special in it icluding my future goals. When my friends told about their future goals, I just heared it and sometimes copied it hehe.

Yup, at that time I was still let it my life flow, actually until now. What happen in front of me will become my future, so I have to make it clear, make it easy to pass away. Not always as simple as I tought, cause what was happen in front of me depend on what I have did before. *is that so hard to imagine my write? I hope not ^_^ 

I just try to do the right thing among so many things that I can do. There were so many preferences, which was need to be choosen. But, the things that I have choosen should make my life better. Still, I grab what that make me comfortable too of course.

Oh I remember one think. Yes, I always dreaming about a happy, sweet, peace family (Is that included in future goals?). I dreamed the kind of family which full of good spirits. Love each other in the goodness. Support potential of each. It didnt mean my older family not as sweet as my dreaming family. But I looking for a better religious atmosphere ^_^. 

Now, when I have reached my first dream I think I have advanced dream to be come true. I wanna share what I have did before about dreaming, the courage of dreaming and reached it in good way. Now I realize that I should built my future goals. Not only for me but for people around me. Cause I do belief my future goals will become parameters of achievement in my life.

So ... my new one future goal is to become an entrepeneur (and writerpreneur include in it right?). Yeay! With that I hope can tell people around me, which is looking for money is not the biggest thing, the more important is blessing of life. That's all. :)

Keep moving and also keep writing, so I hope I can reach my future goal as soon as possible. And joint BEC is one of my effort to keep my future on track. 





Jumat, 24 April 2015

Menjadi Mompreneur? Ya iyalah!

Mompreneur. Keren ya kedengarannya? Yup, mompreneur ini istilah yang menggambarkan seorang ibu rumah tangga yang bekerja dari rumah. Jadi maksudnya, si ibu bekerja tetapi juga mengurus semua kebutuhan rumah tangga. Dan itu dilakukan dari rumah saja, tidak perlu pergi pagi pulang petang. 

Hmmm, membayangkannya saja sudah ribet apalagi menjalaninya. Ibu dengan tumpukan tanggung jawab harus bekerja di rumahnya. Apa ga bingung tuh memilah prioritas pengerjaan tugasnya? Lebih baik jangan dibayangkan deh, tetapi langsung dicoba saja. Dijamin seru. Dan lagi mompreneur ini sekarang memang lagi booming banget. 

Mengapa begitu? Karena ada banyak hal yang membuat mompreneur menarik sekaligus menggiurkan untuk para ibu rumah tangga, termasuk saya. Apa saja sih alasan ibu rumah tangga memilih menjadi mompreneur? Berdasarkan pengalaman sendiri dan teman ternyata ada beberapa alasan mengapa memilih menjadi mompreneur. Apa sajakah itu? Please check this out.

1. Keinginan untuk dihargai.

Setiap manusia memiliki naluri untuk selalu dihargai. Itu sudah dari lahirnya begitu.           Jadi tidak perlu malu jika merasa kurang sreg saat diri kurang dihargai oleh orang           lain. Meskipun begitu, jangan lantas menghargai diri terlalu tinggi. Secukupnya saja, sebagai motivasi diri. Seperti itu pulalah yang ada dalam hati seorang ibu yang telah merelakan keinginan pribadinya demi keluarga sehingga memilih "di rumah saja".

2. Butuh tambahan penghasilan

Kepepet oleh kondisi keuangan keluarga tak pelak membuat seorang ibu memeras otak untuk menemukan jalan keluar. Dan ... menjadi mompreneur adalah pilihan tepat. Karena tetap mendapat pemasukan tanpa harus ada lagi pengeluaran *untuk menyewa pengasuh anak atau ART misalnya.

3. Mempunyai kemampuan di atas rata-rata

Menjadi macan ternak plus ratu lebah (mama cantik dengan tugas anter anak yang berkuasa penuh terhadap kebutuhan, kondisi dan kerapihan rumah *maksa banget) memang membutuhkan keahlian. Tetapi jika kemampuan yang dimiliki jauh di atas rata-rata tentu sayang kalau tidak dioptimalkan. Nah, mompreneur dapat dijadikan pilihan. 

4. Keinginan memiliki kebebasan dalam bekerja

Bebas bukan berarti seenaknya sendiri, karena menjadi mompreneur membutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan disiplin yang tidak kalah dengan pekerja kantoran. Dan hebatnya lagi, profesi itu memaksa pelakunya untuk dapat memanajemen dirinya sendiri. Sudah kebayang kan tantangannya seperti apa? Hohoho ...

5. Ingin selalu dekat dengan anak

Semua alasan yang dikemukakan sebelumnya bermuara pada keinginan ibu untuk selalu dekat dan menyaksikan setiap detik perkembangan buah hatinya. Dan itu mustahil terjadi jika dia bekerja di kantor orang *ga di rumah maksudnya. 

Menjadi seorang mompreneur terdengar menyenangkan bukan? Eits, tapi tetap ada dong ya resiko dan tidak enaknya. Beberapa hal ini merupakan pengalaman tidak enak saya selama menggeluti profesi ini.

1. Susah memisahkan peran

Tidak jelasnya pemisahan kapan berperan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai mompreneur membuat saya sering keki (baca: sebal). Apalagi saat suami ada di rumah karena tidak harus ke kantor, maka semakin kaburlah peran saya itu. Suatu contoh ketika saya asyik di depan laptop, dulu tidak jarang suami menegur saya hanya karena terpampang jendela facebook di laptop saya. Padahal kan saya main fb untuk update info dari berbagai komunitas yang saya ikuti. *Dan setelah saya jelaskan, suami mulai memahami aktivitas baru saya. 

Saya juga kan harus sering memantau kabar GA terbaru, lomba menulis teranyar bahkan mungkin lowongan review produk paling gresIya, karena kan juga saya sedang meniti karir sebagai writerpreneur *nulis ini sambil tutup muka, malu. Karena rajin pantau fb itulah saya jadi tahu kalau Stiletto sedang mengadakan GA. 

2. Tidak dianggap

Urusan tak dianggap bukan hanya milik grup musik Armada. Emak-emak juga sering merasakannya. Sudah capek kerja masih saja diragukan "keberadaannya". Menjadi pegawai kantoran masih menyilaukan bagi sebagian orang bahkan mungkin keluarga kita. Nah, berada di posisi ini sangat tidak mengenakkan. Dan saya dulu sering terganggu dengan itu. 

Alhamdulillah, sekarang sudah tidak terlalu pusing dengan anggapan orang lain tentang saya. Terutama yang menyangkut aktivitas. Saya hanya fokus mengerjakan apa yang seharusnya saya kerjakan, karena masalah hasil sudah bukan urusan saya.

3. Capeknya, sungguh terlalu! 

Beratnya tantangan bekerja sekaligus mengurus rumah tangga sering membuat saya keteteran sehingga berakibat pada lelah fisik dan pikiran. Satu yang pasti, itu karena saya kurang (baca: tidak) disiplin. Motivasi saya terkadang memuncak, tetapi di lain waktu menguap tanpa bekas. Hal itu biasanya terjadi saat saya dalam kondisi kelelahan akut. Dan biasanya berimbas pada emosi tegangan tinggi. Kalau sudah begini semua pekerjaan pasti menjadi berantakan dan tak berarti.

Hal tersebut membuat saya membutuhkan teman untuk meredakan kegalauan, memberikan motivasi dan bahkan menjadi inspirasi. Teman yang cerewet dan bisa marah saya sudah punya, jadi saya menginginkan yang pendiam saja hehehe. Dan buku "Sukses Bekerja dari Rumah" menjadi incaran saya untuk menjadi teman saya dalam menjalani hari-hari sebagai mompreneur. Karena tidak mudah melaluinya, sehingga saya sangat berharap dapat memiliki, membaca, memahami kemudian mengamalkan apa-apa yang diutarakan dan dijelaskan penulis dalam buku ini. Boleh ya kakak bukunya buat saya ... *sambil kedip-kedip sok imut.


Kaver buku incaran








Selasa, 21 April 2015

[EF#16] Sweet Memory from The Past

Hmmm get this challenge just turn back my memory about my grandmother. Yup, when I was a little girl, my grandmother often tell bedtime stories while for lice (there is no flea in my hair, but my grandmother always do it for me). Yes, I am so lucky that I had got that wonderful memories in my life. I am not sure, but my reading addict may be growing by that beautiful moments. 

There were a lot of storytales that I have heard from my grandmother. Start from the legendary tale it is deer stealing cucumbers (Kancil Nyolong Timun), story about deer with crocodile, deer with tiger, storytale about frogs, until the story of flea. And do you know? That stories were repeated every night hahaha. Even though I have never complained about it, instead really enjoy it. 

From that storytale I have learned so many things. I grow with that story affect and with that beautiful experiences. I would feel sad when one of the actors got supressions, or I became angry to someone else whose bad characters. And until now, that feeling still accompany my life. I will become so sweet and full of love with one person who get bad situations. And at the other time, I will turn into sucks to the enemy one hehehe.

I guess that my experiences in the past make me grow as someone who really love reading, someone who has spirits in this life, and open my mind about life. She gave me sweet memories about life, about sharing moments, and about love to each other with her bedtimes storytales. When my grandmother just passed away, I still continue my activity in reading. I collect magazines which bought by my father. 

Now I try to copy what my grandmother did for me. I try to routines read a story for my childrens before they go to bed. I am not so good at story telling, but I try to make it real and interesting for my kids like what my grandmother did. I hope my childrens will get somethings like what I have got, it is life lessons.

That's it all about my childhood memories with tales. How about yours? Tell your story through BEC
Image from this site


#BeraniLebih Bergerak

Mempunyai penyakit vertigo membuat saya sering memanjakan diri sendiri. Saya sangat membatasi diri agar tidak terlalu kelelahan, jangan sampai kurang tidur, ga boleh terlalu memforsir pikiran, dan harus menjauhkan beban pikiran sejauh-jauhnya. Yah, karena penyakit ini menjadi siksaan bagi penderitanya saat kambuh tiba. Bumi terasa berputar, bergoncang, dan tubuh serasa terombang-ambing tanpa tahu kapan rasa itu akan berhenti meskipun sudah muntah berkali-kali.

Yah, saya mengidap vertigo sejak SD kelas 5. Meski sering kambuh tetapi saya baru tahu nama penyakit ini ketika saya sudah di bangku kelas 2 SMA. Penyakit vertigo saya dulu sering kambuh, terutama jika rasa lelah mendera atau kurang tidur serta mendapat tekanan secara secara fisik dan mental yang agak berlebihan. Dan itu menimbulkan trauma bagi saya.

Ajaibnya, setelah menikah vertigo saya jadi jarang sekali kambuh. Terakhir kambuh seingat saya yaitu ketika anak kedua saya lahir. Nah, saat masa-masa repot mengurus dua batita kecil saya itulah vertigo saya memunculkan gejala akan kambuh.

Meskipun vertigo saya sudah jarang kambuh, tetapi saya masih memiliki ketakutan jikalau akan kambuh lagi. Sumpah, rasanya sangat menyiksa. Karena rasa sakit dan pusing akibat dari vertigo kambuh itu sangat tidak tertahankan. Dan menghilangkan trauma itu sangat tidak mudah. Jadi saya yang dulu sangat ambisius, pelan tapi pasti mulai menurunkan tensi dalam mengeksplorasi diri. Sedih itu pasti, karena saya telah menggantungkan mimpi-mimpi yang entah kapan dapat saya petik.

Tapi itu duluuuu, karena sudah hampir 2 tahun ini saya mulai lagi berusaha meraih mimpi-mimpi saya yang pernah saya gantungkan di langit. Meskipun tak mudah, tetapi saya harus melawan ketakutan saya. Saya harus #BeraniLebih Bergerak, yang konsekuensinya berarti saya harus mengurangi waktu istirahat saya, menambah beban terhadap diri maupun pikiran saya dan itu juga berarti kemungkinan saya menantang kambuhnya vertigo. 

Bukankah hidup ini memang penuh pilihan? Setiap kondisi yang hadir menjadi semacam ujian. Dengan hasil akhir diketahui dari berapa banyak kebaikan yang dilakukan. Nah, kalau saya memanjakan diri saya terus dan hanya mengurung diri dalam arti yang sebenarnya, lantas apa yang akan saya bawa 'pulang' nantinya? Tidak ada pilihan lagi kan selain #BeraniLebih bergerak?

Yah, saya memang harus #BeraniLebih bergerak, karena saya butuh bekal untuk kehidupan saya yang selanjutnya. Dan itu tidak bisa saya kumpulkan jika saya tidak menggerakkan setiap anggota tubuh saya dalam koridor memaknai dan mensyukuri kesempatan yang diberikan-Nya. Karena saya tidak akan tahu batas dari kemampuan saya yang sebenarnya tanpa saya mengujinya. Saya memang sedang membenturkan diri saya tetapi saya juga menyiapkan perisainya. Untuk mengurangi resiko kambuhnya vertigo, saya semakin menjaga pola makan dan tetap memberikan waktu bagi tubuh untuk istirahat serta tak lupa menjaga kebersihan dan kesehatan jiwa dan raga.

Mempunyai masalah kesehatan bukan menjadi hambatan untuk terus bergerak maju, meluas dan berkarya untuk kebaikan. Jadi tidak ada lagi alasan untuk hanya berdiam diri. Biarlah penjagaan diri ini hanya oleh-Nya karena saya tetap akan bergerak sesuai perintah-Nya. 


"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keaadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra'd:11)

FB : Dian Maretha
twitter : @DianTaqiem






Sabtu, 18 April 2015

[EF#15] Let's Playing Games

Playing games for kids always full of happiness, appeal, tired and sometimes become stressful. Eventhough it makes everybody will always like playing. Childrens live's more colorfully and of course it's make their life hapier evenmore.

Long time ago, when I was a little girl, I also liked playing around with all of my friends. We never felt bored even we played everyday. After school or in the holiday all day long full of games, playing on the yard and so on. That makes us sweaty and full of dust, but it was so interesting. Yup, at that time video game more over online games was rare or may be not available yet. I am not sure about this, but in the middle of 90th, me and the childrens around me (I mean childrens in my village) still played traditional games. Like hide and seek, gobag sodor, hopscotch traditional game etc.

It's different by now, which is the fastest of Information Technology changing theme of playing of childrens. No much more childrens who playing traditional games like what their parents did when they was a kid. Now, technology advances make the taste of games and playing is changing also. Like what I have said before, video game, online game, and another games which served by smart phone or smart gadget will accompany them, and make them feel comfort with what they do even they do it by their self, alone.

Yup, childrens still playing whenever their live, in what era they spent their chilhood. So, the same thing is, childrens still like playing same with what I felt long long time ago (absolutely until now). Playing still make childrens relax. Playing take a special moment in childhood no matter what kind of playing they do. Playing make children out of their routines activities, which sometimes make them feel bored. Yeah, playing never feel boring even we do it everyday. And playing still full of competitions, isn't it?

The differences is there rarely outdoor games, no more full of body motions, no sweaty body, no dusty and not much communications between the players. How it becomes? Eventhough we still can find some childrens playing traditional games in the yard, but it is not as much as like what I was a kid. Muchmore it almost happen in the suburbs, not in the middle of crowded and busy town. May be it is because so difficult to find large yard in the town. One thing that make me feel very lucky is I become the part of this calm, friendly and of course hommy rural area. Yes, I am very glad to stay in the middle of village.

I always hope, traditional games especially Indonesian traditional games never forget by our childrens. Because there are so much positive thing that we can take from that games. Where ever we live, from what family we have come, how much money we have which can buy the super smart gadget, it will never relieve some kind of happines which come along with playing around and exposure to sunlight.

Now, just because I am not kid anymore I need some kind of play which make me relax. The challenges from BEC becomes my new games. So some of you who want to play a games you can try to joint this community and feel their great challenges.


Selasa, 07 April 2015

[EF#14] Cute and Lovely Character


Candy

Sailor Moon

Wedding Peach


Hi guys? How are you? I hope you alway in a good time. What do you think about the pictures above? Hehehe ... So girly, sweet, cute, funny and of course full of romantic moment hahaha...*when did I grown up? Yes it was 90th. Who has known this cartoon? You must be exist in 90th too hahaha ...

Yup, I really like these character, they look soo preety and wonderfull. And do you know? It is quite impact my way of thinking and acting :). Besides their really good faces, I like their story of course *smile. Hmmm, and the story has the same types. It is the story of life from a cute and pretty girl who has full spirit of life and always happy no matter happen in their life. It's great huh.

But, I think that cartoon did not match with my age at that time. Eventhough i like it until now, I hope that cartoon not shown in the children time. Cause these cartoon may be just suitable for adult. And I don't think so for teenager *to worry mother hehehe ...

Ok, still keep in healthy life and healthy soul, so we can stand on this challenges from BEC. Someone who dare with great chellenges can joint this club and you will get more spirit to keep learning and young :)

Jumat, 03 April 2015

Alhamdulillah ... menang GA (curcol saya :))

Ah, akhir-akhir ini sepertinya saya sering mendapatkan berita gembira dari jalur penulisan (baik blog maupun media cetak). Meskipun, belum banyak seperti prestasi dan karya teman-teman yang telah lebih dulu bergulat dan bergelut dengan dunia penulisan ini, tetapi saya merasa sangat beruntung. Hehehe iya, saya beruntung sekali karena berbagai penghargaan berupa diterimanya tulisan saya itu memberi kobaran semangat dalam diri saya.

Seperti sebelumnya yang pernah saya ceritakan, tulisan saya dimuat di koran Solopos. Tulisannya bisa dilihat di sini. Hari ini, sebuah GA yang diadakan oleh Mbak Rina juga berbaik hati memberikan apresiasi untuk tulisan saya yang berjudul Kamulah Jawaban Doaku.

Menggembirakan dan menjadi semacam embun yang menemani saya membuka lembaran hari dengan keindahan dan semangat. Menceriakan hari-hari saya dan menjadi angin segar diantara himpitan aktivitas yang kadang menguras energi dan konsentrasi. 

Timbul tenggelam, kadang naik kadang turun, itulah langkah saya dalam memulai dan menjalani kesukaan saya ini. Keterbatasan saya dalam menyikapi kondisi dan situasi sering menjadikan saya jauh dari kata disiplin dalam kegiatan menulis *arrrgh buang jauh-jauh rasa malas. Ibarat orang menempuh perjalanan, saya ini masih di garis awal, belum ada apa-apanya, dan belum teruji ketangguhannya. Tetapi saya sangat penasaran dengan ujung perjalanan ini hehehe 

Oke inilah curcol saya hari ini, maafkan karena mungkin tidak banyak yang dapat diambil selain tularan semangat dan berusaha mengambil sikap tidak mudah menyerah. Mengutip sebait motivasi dari Pak Mario Teguh :

" Apa pun yang terjadi hari ini, jangan menyerah. Ingatlah bahwa semua hadiah besar dalam hidup ini datang karena Anda bertahan saat Anda hampir menyerah. Bertahanlah, jangan menyerah."

So... sweet khan :) ...