Kamis, 15 Oktober 2015

Long Time No See...

It has been so long time since my last posting in this blog. Bismillah... i'll try to start again. Start from zero? Nevermind, cause i'll try to make my day cheers up with this blog.

Sudah ah pemanasan pakai bahasa Inggrisnya, berasa tambah pegel nulisnya. Karena jari-jari dah siap mengetik eh, isi kepala belum bisa ditranslate ke Bahasa Inggris. Memang harus banyak belajar lagi nih, disamping harus belajar nulis lagi dan lagi... sepertinya belajar nulis pake bahasa Inggris itu perlu banget. Yah, itung-itung supaya bisa ngajari anak-anak pas mereka ada PR Bahasa Inggris.

Berarti start from zero kali ini akan ada tambahan tanggung jawab dan target buat saya pribadi. Bismillah saya ingin menargetkan diri ini untuk minimal bisa posting seminggu sekali. Dan semoga juga target untuk dapat posting dalam Bahasa Inggris minimal sebulan sekali dapat terpenuhi. Amiiin ... *Malu sebenarnya posting-posting tentang target, tetapi gimana lagi, kalau ga begini bakal lebih sering lupa daripada ingetnya.

Jadi saya harus bisa menyisipkannya diantara kegiatan-kegiatan dunia nyata saya. Iya, sekarang saya ada tambahan tanggung jawab baru. Saya mulai lagi nyemplung di dunia belajar mengajar, yah menjadi semacam pendidik begitu. Alhamdulillah...Allah memberikan saya kesempatan lagi untuk dapat lebih belajar dan membagi sedikit ilmu yang saya miliki. Semoga bermanfaat untuk sesama dan menjadi amal kebaikan bagi saya. Amiin lagi...^_^

Semoga teman-teman pecinta dunia ngeblog masih bisa menerima saya yah...please. Saya tidak sedang melupakan blog ini. Saya hanya sedang beradaptasi dengan lingkungan dan kegiatan baru saya itu. Mari berbagi lagi dalam ilmu dan kecintaan terhadap kebaikan. See U in the next post...^_^

Senin, 31 Agustus 2015

Sharing yuk!

Kalau sedang stres paling enak ya tidur. Yup, molor aja, tarik selimut tak lupa krukupin muka pake bantal. Dengan harapan setelah bangun tidur suasana hati menjadi lebih baik dan bisa berpikir untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Sukur-sukur masalah selesai dengan sendirinya setelah bangun dari tidur. Itu kalau saya. Karena masalah yang sering muncul dan harus dihadapi lebih-lebih diatasi membuat persendian rasanya sakit untuk digerakkan. Otak mejadi kebas, tak bisa di ajak berpikir. Jadi enaknya ya diistirahatkan. Balik lagi emang maunya tidur kalau lagi banyak masalah *bukan untuk ditiru loh ya...
 
Tapi jika masalah hadir secara beruntun, apakah tidur tetap menjadi pilihan untuk meringankan beban? Trus gimana kabarnya Life Must Go On? Jika setiap masalah yang hadir disikapi dengan perasaan berat yang melenakan, yang membolehkan kita untuk down. Sehingga berimbas pada macetnya kreativitas bahkan semangat. Gawat kan?
 
Lantas bagaimana agar masalah itu selesai tetapi tetap terasa ringan menghadapinya? Kalau yang jawab saya sebagai yang sedang dihimpit banyak masalah, tentu saya tidak bisa menjawab. Postingan kali ini memang sedang dibuat oleh seseorang yang dilanda masalah beruntun hehehe *berusaha memaknai kejadian sebagai permainan. Jadi adakah sahabat blogger di luar sana yang bisa memberikan masukan untuk dapat segera move on dari masalah?

Selasa, 25 Agustus 2015

Desain jadi Gampang dengan Canva

Emak-emak macam saya ini sering dibuat galau kalau harus berurusan dengan teknologi. Padahal di sisi lain, saya juga tidak ingin ketinggalan teknologi. Rasanya puas jika bisa menaklukkan sebuah teknologi, apalagi yang dapat membantu aktivitas dan menunjang hobi. Untuk urusan desain grafis, selama ini saya hanya bisa ngiler membayangkan kapan saya bisa mahir menggunakan software desain grafis yang ada itu. Tapi sekarang saya sudah menemukan jodoh saya hehehe. Sebagai pemula dan masih suka gaptek dengan teknologi, saya menemukan software desain grafis yang pas buat saya. Jodoh saya itu yaitu... Canva.com.

Yup, software untuk desain grafis ini dapat secara gratis kita gunakan *cucok banget kan. Cara pengunaannya pun sangat mudah, bahkan untuk yang sangat pemula sekalipun, dengan step by step tersedia di web tersebut. Dan satu lagi, untuk menggunakan software ini kita tidak perlu menginstallnya di komputer kita, karena dapat diakses melalui internet. Ah, nikmat mana lagi yang kamu dustakan...

Ini dia nih penampakannya...

Canva
Dengan Canva.com, kita bisa membuat bermacam desain grafis seperti untuk banner, kartu, poster, brosur dan masih banyak lagi. Banyak banget kan yang bisa kita buat dengan Canva ini. Cobain ah...

Selasa, 18 Agustus 2015

Bijak Berkendara. Bisa kan?

Beberapa hari lalu kota Jogja geger oleh kasus Moge. Hmmm... kalau dibilang tidak terganggu dengan seliweran para geng motor itu memang bohong. Tidak mungkin masyarakat rela mempersilakan orang-orang yang merasa dapat membeli dunia itu untuk melanggar hak mereka. 

Sebelum kisah moge itu menggemparkan dunia nyata dan dunia maya, ada juga geng motor lain yaitu rombongan motor King, dan sebelumnya lagi ada rombongan motor CB yang tak kalah membuat geregetan. Mereka memadati seluruh jalan dan mengancam keselamatan pengguna jalan yang lain. Saya yang juga tinggal di Jogja sebenarnya sudah sering menemui banyak geng motor menunjukkan aksinya, yang menurut saya tidak banyak memberikan manfaat itu. Justru banyak korban dalam even tersebut. Korbannya tidak hanya dari para peserta touring, tetapi juga pengguna jalan bahkan pejalan kaki harus ikut terkena dampak buruknya. See...mengapa kami menjadi galak? Ya karena nyawa kami terancam, bukan sekedar terganggu.

Saya tidak antipati dengan berbagai macam kegiatan motor-motoran mereka itu, meskipun juga tidak berarti simpati. Berkendara seenak udel seolah jalan itu milik neneknya, knalpot digeber sampai membuat merah telinga. Saya yakin yang sakit gigi pasti langsung sembuh karena pingin segera teriak kenceng untuk mengumpat para geng motor itu. Dan yang paling mengerikan mereka kebanyakan tidak mengindahkan peraturan lalu lintas.

Sebagai pengguna jalan saya tentu termasuk yang tidak terima jika hak aman berkendara saya diserobot oleh orang lain yang merasa diri sebagai orang penting (memangnya misi perdamaian sehebat apa sih yang mereka emban?). Apakah mereka sedang membawa orang sakit yang sekarat sehingga harus diberi ruang di jalan? Ataukan mereka sedang akan membagikan sembako untuk warga yang sedang tertimpa wabah kelaparan di suatu desa terpencil dan harus segera sampai di tempat? 

Ah, sedangkan mereka para aktivis kemanusiaan itu mungkin di jalan tidak membutuhkan perlakuan berbeda untuk melancarkan aksi mereka. Karena mereka memang tidak ingin memperlihatkan apa-apa, mereka hanya berkarya dan berkarya. Jadi alangkah eloknya, kalau para pecinta motor baik moge ataupun mocil itu juga bisa tetap menyalurkan kesukaannya tanpa merugikan pihak lainnya. Bisa kan??? *ah saya jadi harus bertingkah seperti emak-emak cerewet...

Kamis, 30 Juli 2015

Sedikit Hikmah dari Sebuah Peristiwa

Hampir saja bulan Juli ini terlewat tanpa ada satu pun postingan di blog ini. Fiuuh, cepat sekali rasanya hari berlalu. Lha kok, tiba-tiba sudah ada di penghujung bulan. Bulan ini memang menjadi bulan sibuk bagi saya *bukan sok sibuk lho ya. Awal bulan yang masih bulan Ramadhan dan tentunya setelah itu dilanjutkan dengan jadwal padat di bulan Syawal *apalagi kalau bukan silaturahim ke sanak saudara, baik yang di dalam kota maupun yang luar kota.

Sebenarnya sih, kemarin sudah ada plan untuk menyisakan waktu di rumah selama seminggu terakhir sebelum libur lebaran usai. Tetapi, manusia berkehendak dan Tuhan  yang menentukan *begitukan pepatah bijak mengatakan. Yah, saya dan keluarga menerima kabar mengagetkan sekaligus sangat menyedihkan bagi kami. Kakak ipar laki-laki yang tinggal di luar kota, yaitu di Jakarta meninggal dunia setelah selama dua tahun berjuang tak kenal lelah mengejar kesembuhan untuk kesehatan jantungnya. Dan sekali lagi, kehendak Tuhan berkata lain. 

Di saat ketiga anak perempuannya masih sangat membutuhkan kekuatan sosok seorang ayah, pada saat itu jua Allah SWT justru ingin memberikan kekuatan-Nya dan mengajarkan hamba-Nya bahwa memang benar tak ada kekuatan melebihi kekuatan-Nya. Derai tangis sudah tak lagi merubah keadaan, sehingga kami memilih untuk tidak berlarut dalam menangisi kepergiannya.

Sosok yang pendiam tapi perhatian itu sudah menghadap-Nya, usai sudah tugasnya di dunia. Tetapi kami masih tetap harus melanjutkan perjalanan kami masing-masing. Entah sampai kapan? Sepi dan kehilangan, tentu saja. Tetapi apakah keluhan dan ratapan akan menyelesaikan masalah ini? Tidak bukan?

Banyak yang bisa saya ambil dan membuka tabir kesadaran saya dari cobaan yang ini. Diantaranya saya bagi dalam postingan kali ini.

  1. Ternyata maut itu sangat dekat. Teramat dekat, meski sering kita tidak menyadarinya atau mungkin sengaja tidak mau menyadari tanda-tandanya. Sehingga tak ada waktu untuk memikirkan sesuatu yang tidak membawa kebaikan. Bersantai dengan keadaan hanya akan dilakukan oleh orang yang merasa dirinya tidak akan mati. Memanjakan diri dengan keasyikan duniawi sangat melenakan sehingga lupa bahwa malaikat maut telah mengintai *ih kok jadi syereem gini ya. Tapi bener, kematian kakak ipar ini sedikit membangunkan saya dari enaknya tidur panjang yang harus segera saya hentikan. Waktu tidak akan berkompromi, yang tertinggal hanya mimpi tak bertepi.
  2. Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk hamba. Jujur, kami seluruh keluarga besar tidak percaya beliau telah tiada. Bukan apa-apa. Hanya saja, sepertinya tugas beliau masih banyak. Anak-anak masih kecil, yang paling besar baru akan masuk SMA, adiknya kelas 6 SD dan si bungsu masih TK besar. Dan masih banyak tugas-tugas beliau yang lain. Hmmm, tapi di balik semua yang terjadi justru ada terselip sedikit tawa meski perih. Yah, kami menertawakan diri sendiri karena semakin menyadari bahwa kami ini memang hanya makhluk. Sebaik apapun kami merangkai dan membuat skenario, tetap karya Sang Maha Pembuat Skenario yang akan ditayangkan.Kami mah apa atuh ... begitu kata orang sekarang. Tuhan, Gusti Allah yang benar-benar tahu bahwa memang harus beginilah adanya. Tuhan telah mengajari kami melalui peristiwa  ini, bahwa tugas kami/kita memang sebatas tugas seorang hamba. Selebihnya biar Tuhan saja yang mengaturnya. 

Selasa, 30 Juni 2015

e-Faktur bagian 1

Tanggal 1 Juli 2015 ini, bagi wajib pajak pasti mengetahui bahwa penerbitan faktur dilakukan secara elektronik atau lebih dikenal sebagai e-Faktur. Saya merupakan salah satu dari sebagian banyak wajib pajak satu yang ikut dibuat "repot" dengan perubahan ini. Yah, siapa sih yang tidak shock dengan adanya suatu perubahan? 

Perubahan dari pembuatan/penerbitan faktur secara manual dan kini berganti menjadi elektronik dan menggunakan fasilitas jaringan internet memaksa kita sedikit melek teknologi. Karena harus berakrab-akrab dengan komputer dan internet itu tadi. 

Proses awal kita dapat menerbitkan e-Faktur adalah dengan meminta tanda tangan elektronik (sertifikat elektronik). Dan sempat membuat heboh, karena konon katanya sertifikat elektronik ini harus diurus paling lambat tanggal 30Juni 2015. Waduh, tinggal sehari lagi nih. Begitu pikir saya waktu itu. Lalu, apa jadinya jika saya terlambat mengurus sampai setelah tanggal yang ditetapkan tersebut.

Saya iseng bertanya pada petugas pajak. Dan jawabannya membuat saya lega. Jadi begini, pengurusan sertifikat elektronik itu memang harus dilakukan sampai dengan paling lambat tanggal 30 Juni 2015. Tetapi, bukan karena setelah tanggal tersebut tidak dapat diurus dan diproses. Tanggal itu seolah-olah menjadi penentu, karena mulai tanggal 1 Juli 2015 setiap PKP yang tentunya menerbitkan faktur dalam transaksinya harus menggunakan e-faktur. 

Setelah tanggal 30 Juni, bagi PKP yang belum mendapatkan sertifikat elektronik masih dapat mengurusnya. Jangan kuatir. Hanya saja, masalah yang akan timbul adalah jika setelah tanggal 1 Juli 2015, PKP belum memiliki sertifikat elektronik maka tentu saja PKP tersebut tidak dapat menerbitkan faktur, karena sertifikat elektronik itu diperlukan untuk membuat e-faktur. Dan yang harus diingat adalah mulai tanggal 1 Juli 2015, PKP harus menerbitkan faktur secara elektronik. Iya, harus! :)

Rabu, 10 Juni 2015

Review Buku Rahasia Hati Suami

Buku ini adalah hadiah pertama saya saat menang GA yang diadakan oleh Mbak Rina dari LovRinz. Senang bukan kepalang tentunya, terima kasih banyak mbak :). Tetapi saya harus mengucapkan banyak maaf, karena baru saat ini dapat melakukan review terhadap buku yang sebenarnya ketika datang langsung saya lahap. 

Menatap kaver buku ini, terbersit di pikiran saya bahwa saya akan menemukan banyak sisi suami yang tersembunyi hehehe. Karena seperti kita tahu, sosok suami dalam hal ini laki-laki, tidak seterbuka kaum perempuan. Tidak se-ekspresif para istri, yang dapat dengan mudah mengutarakan maksud hati dan unek-unek. :)

Judul buku: Rahasia Hati Suami
Penulis: Safar Ubaknomminakbai
Penerbit: LovRinz Publishing
Genre: NonFiksi Motivasi
Jumlah halaman: xxiv + 296 halaman
Tahun terbit: 2015
ISBN: 978-602-72035-6-3

Gambar diambil di sini

Membaca buku ini, seolah mendengarkan cerita seorang teman mengenai isi hatinya. Ya, Safar Ubaknomminakbai bercerita dengan tutur kata seorang sahabat, dengan gamblang menggambarkan setiap kisah hati seorang suami.

Buku yang dibuat sebagai persembahan untuk istrinya tercinta sebagai jawaban atas buku-buku yang telah ditulis oleh Asma Nadia. Bahwa suami juga mempunyai sisi-sisi yang harus diketahui istri. Dalam diam dan ketegaran sikap yang sering ditunjukkan oleh suami juga tersimpan berjuta kisah yang harus dipahami dan dimengerti oleh istri.

Buku yang bercerita banyak tentang kegundahan suami terhadap sikap dan penampilan sang istri. Membuka mata saya, bahwa suami sholih sekalipun masihlahjuga seorang manusia, dalam artian bahwa makhluk sholih bernama suami itu juga pecinta keindahan dan kerapihan. Meskipun begitu, tak sedikit pula nasihat yang muncul juga untuk para suami. Tentang bagaimana bersikap terhadap istri  dan menyikapi permasalahan rumah tangga yang sering menghampiri.

Buku yang menyajikan beragam kisah ini ingin menyampaikan pesan tanpa terasa menggurui. Penampilan istri yang disukai suami, sikap dan perilaku istri yang sering membuat sedih dan terluka dan berbagai permasalahan dalam rumah tangga dari sudut pandang suami. Buku ini tidak hanya penting bagi kita istri maupun calon istri, tetapi juga wajib dibaca oleh para suami maupun calon suami. Agar kebahagiaan berumah tangga bukan lagi menjadi cita-cita, tetapi dapat dengan mudah diwujudkan.

Ya, suami juga mempunyai pesan dalam sikap diam dan cuek mereka. Dan pesan itu dapat dengan mudah kita tangkap melalui buku "Rahasia Hati Suami" ini. :)





Senin, 08 Juni 2015

Belajar bahasa ibu … Bahasa Jawa

Saya tinggal di Yogya, membesarkan dan mendidik anak-anak juga di kota ini. Kota Yogya masih berada di wilayah Jawa Tengah. Jadi, sudah barang tentu, bahasa ibu yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Itu sudah harga mati, tidak boleh ditawar! Kecuali kita menginginkan anak cucu kelak tidak mengenal lagi bahasa ibunya (Bahasa Jawa).
Saya bukan ibu yang baik sebenarnya, terutama dalam memperkenalkan bahasa ibu kepada anak-anak saya. Ada banyak alasan saya untuk itu *hhh… terlalu banyak alasan, atau memang sengaja ngeles. Hehehe, tetapi tentu saja saya tetap ingin memperbaiki keadaan, sekaligus juga dipaksa oleh keadaan untuk dapat mengajari anak-anak berbicara dan mengerti Bahasa Jawa *iya, karena pelajaran Bahasa Jawa ada di mapel sekolah dasar hehehe …

Oke, ternyata di tengah masa saling belajar itu, saya menemukan kejanggalan … Apakah itu? Ternyata eh ternyata, kosakata Bahasa Jawa sudah merupakan hal yang merepotkan untuk dapat mempelajari bahasa tersebut. Banyak sekali kata-kata yang tidak diketahui maknanya oleh kita, apalagi oleh anak-anak. Kata-kata itu terdengar asing dan terucap lebih asing lagi. Dari permasalahan itu, saya mulai berburu kamus. Tentu bukan lagi kamus bahasa asing *karena ini pasti hampir semua orang sudah punya atau sudah cukup menguasai. Tetapi saya membutuhkan kamus Bahasa Jawa. Itu penting!

Mulai membeli kamus dan buku Kawruh Basa. Menyenangkan, karena rasanya seperti menemukan harta karun yang hampir hilang. Tetapi, masalah datang lagi. Hei… bagaimana mungkin kumpulan kosakata dan artinya dalam bahasa Indonesia itu ditulis terbalik. Dari buku-buku yang saya baca *baru dua buku sih sebenarnya. Kosakata dan artinya ditulis dari Bahasa Jawa dulu baru kemudian diikuti oleh artinya dalam bahasa Indonesia. Jadi bisa saya sebut, kamus Jawa-Indonesia.


Bagi, orang-orang dan anak-anak yang sedang belajar Bahasa Jawa, hal ini sangat merepotkan. Kesulitan itu disebabkan kosakata yang disebutkan dalam Bahasa Jawa dulu sedangkan artinya menyertai. Itu benar-benar kurang membantu. Bagaimana jika kamus Basa Jawa itu ditulis dalam format Indonesia-Jawa? Agar, memudahkan anak-anak dan orang tua yang ingin mencari padan kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa. Tidak bisa dipungkiri jika kebanyakan dari kita lebih mengenal Bahasa Indonesia dibanding dengan bahasa ibu mereka. Jadi jika format berubah menjadi Bahasa Indonesia lalu artinya dalam Bahasa Jawa, sukur-sukur dilengkapi dengan bentuknya dalam krama baik krama halus maupun krama inggil, tentu akan lebih memudahkan. Semoga saja segera saya temukan format kamus atau buku Bahasa Jawa yang memuat hal tersebut di atas. Bagaimana dengan pengalaman teman-teman?

Kamis, 04 Juni 2015

Curhat sebentar. Boleh ya ...

Sudah berapa hari ya, blog ini tidak saya rapikan, bersihkan? Kok mulai berdebu. Hmmm ... lama atau sebentar tergantung sih, tapi saya yang baru memulai menulis dan berani menyebut diri blogger ini agak malu juga kalau sebentar saja tidak ngutak-atik isi blog. Apalagi ini sudah 2 minggu. Whatt? Cepat sekali rasanya waktu berlalu. Kayaknya baru kemarin saya mengisi blog dengan tulisan untuk kompetesi dengan DL bulan Mei. Alhamdulillah, dari kompetisi itu ada yang nyangkut dan dapat hadiah. Alhamdulillah Ya Allah ...E lha tapi kok sudah masuk bulan Juni aja.

Dua minggu, yah sepertinya 2 minggu saya absen tidak membuka laptop. Iya, saya tidak membuka laptop! Dan gadget smartphone saya juga tidak bersahabat dengan saya dua minggu terakhir ini. Sehingga banyak info dan deadline kompetisi menulis terlewatkan. ah, tapi tidak mengapa. Disesali juga malah semakin membuang energi. 

Jadi, saya mulai kemasi sampah yang berserakan, saya buang ke tempat sampah sebelum saya pilah dulu tentunya. Mulai menulis lagi. Dan sebagai pemanasan saya isi blog saya di awal Juni ini dengan curhatan. Ga penting banget sih, tapi cukup melegakan dan melenturkan kembali jari-jari yang mulai kaku, dan alur pikiran yang mulai kosong, ide yang tak mau menghampiri semoga segera datang.

Mulai membuka-buka timeline di fb. Wow, banyak info, banyak ilmu dan tentunya banyak banget kontes blog dan menulis. Alamak! Saya senang sekaligus stress. Hehehe ...

Oke, it's time to you. You have to try it. Grab it! And enjoy it! Na na na na ... 

Jumat, 15 Mei 2015

[EF#19] I Have Got Terrors

This story actually not so important to think back, but for this challenge I will try to remember. Hmmm, it's quite hard to look back the past. But, I'll try my best. And the story begin ...

When I was still in the university, I have got letter for my elementary school friend. But, I really shocked. What's the matter? Yes, I shocked and it is caused by the sender. The really stranger thing is someone (who is boy) who sent that letter is not close enough with me at that time, actually. So what happen? Why he sent a letter for me? I try to find the answer, so I read that letter quickly. O o ... he said by his letter that he like me, he wanted to have a special relationship with me. What?! What happen with that guy?

Three years we were in the same class. But we rarely talk each other, may be I can say that I just once talked with him. See! That was our relationship until we graduated from that school and study at the university. Ok, no problem how come about that feeling. I just understand that fail in love with someone is something that we can't guess before. Something dramatic moment often happen in the middle of that felling. Am I right? Hehe ...

So what did I do with his letters? Of course, I read it and I try to replied it. I tried my best to knew about him and to be his friend first. May be I can't as fast as him to replied the letters, but I really didn't mind to avoid him. Sadly, the good story of my friendship was not take too long to changes. Yes, the third letters changed the story. In that letter, he said that he disapointed with me. He said that I just wanna had a relationship with someone who come from high level family. What?! What a funny judges! 

Ow ow ow ... he made a lot of mistakes with that sentences. And he really didn't know about me at all. Oke, it was enough for me to said "Sorry we don't have anything to clear up cause I have known what kind of person you are. I never think like what you have said. So, sorry to say, but, I think it is enough for us to be friend. Yes, just friend! No more!"

Can you guess what he did after that? Yes, of course he made apologize. Don't worry guys, I accept the apologize, but for the next step relationship? No! I can not let my life with someone who has a dwarf think. But my reaction made him unhandled and it was not good for me. Cause I have got terrors. He phoned me everyday, he looked for my boarding house and came to find me. He came to my house to say sorry and want to made everything from the start. I never felt fear with my friend before, but this one make me feel that I have got terrors. 

That terrors happen for long time until I almost angry. And that terrors were ended when I said to him to stop disturbed me and back him to be just my friend. 

Fiuh, that was my memorable story. I still remember with the story, but I almost forget about his face. Cause we haven't met from the last day he contacted me until know. But I know that he has got family, so I hope that he has a happy family. ^_^




[EF#18] Complicated Relationship?

Ouch, I am late to post this week challenge's. It was a bussy week. But I still try to post, cause I know every post will give much value for me. It's difficult for me to share about complicated relationship. I don't know, but it's hard to imagine about complicated relationship (for me). 



Complicated Relationship? Again, I almost blank about what should I write for this week challenges. Oke I have to cooling down and try to remember what kind of relationship which make me feel complicated. I never felt it before, I guess.

Hmmm ... I remember, few times ago, I read in my friend's Facebook wall. Two of my friends (man and woman) write their status as complicated relationship. Both of them, are my school mates at elementary school. Hey, what happen with them? Do they have some kind of special relationship?  But they have different religion. Oh, may be because of that they feel in the difficult relationship. Oh really, they get complicated relationship. I keep my mind to find the result. And I am shock.

Wow! This will be a big rummor in the grup of elementary schoolmates (my imagination get wild). But, poor both of them. Why they fall in love? Oh my God, what should I say to them? Happy or sad? Who will changes the religion? My oh my, I can't stop to think everything about their complicated relationship. What a sick moment for me. Until the day come ...

I can't let the questions just stay too long on my mind. So, I ask both of them to tell about the truth. How can I life with this big question? hehehe ...

And do you know what their respon? They got lot of laugh to hear what I said. Yes both of them had a complicated realtionship, but with different person, they said. Hahaha, suddenly I feel happy for them. I don't want to know their complicated relationship with who, what kind of difficult relationship for them cause I am happy they still be friend. I just feel thanks, because they not get difficult relationship each other hehehe.

Yup, this my story about complicated relationship. Hope can improve my English by joint this club


Rabu, 06 Mei 2015

Tenang Berbelanja Online

Siapa sih yang meragukan hasrat belanja kaum hawa? Saya rasa semua percaya bahwa hampir semua kaum penyuka keindahan ini sangat senang berbelanja. Tak heran banyak kemudahan dan kelebihan yang ditawarkan oleh toko online maupun konvensional. Mulai dari tampilan toko, harga yang menarik, berbagai macam produk yang ciamik serta kemudahan transaksi.

Semakin sempitnya waktu untuk shopping membuat para perempuan memilih berbelanja online. Karena apa? Tentu saja agar lebih fleksibel menyesuaikan dengan waktu longgar mereka. Tapi berbelanja online bukan aktivitas yang tanpa resiko loh, karena di luar sana berkeliaran penjahat dunia maya. Serem kan?! Saya juga sering maju mundur cantik kalau ingin belanja lewat online shop

Sehingga dibutuhkan semacam garansi untuk memastikan bahwa penjual yang kita ajak bertransaksi itu jujur dan amanah. Tapi beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan informasi dari teman blogger bahwa ada media iklan toko online yang dapat dipercaya, namanya Shopious. Jadi sekarang kalau mau berbelanja online tidak perlu takut lagi kena tipu-tipu, karena sudah ada media iklan online shop yang menjamin itu semua. 



Media Iklan Toko Online

Apa sih Shopious ini? Oh ternyata Shopious ini tempat ngiklanin toko online, jadi seperti yellow pages untuk online shopping. Shopious ini ternyata baik banget, karena memudahkan pembeli mencari barang sesuai dengan keinginannya. Jadi Shopious ini mengambil foto-foto penjual yang ada di Instagram dan memilah foto-foto itu ke dalam kategori yang benar sehingga memudahkan pembeli mencari barang incarannya.

Mengapa Shopious ini menjadi rekomendasi bagi pecinta belanja online? Karena Shopious ini menyediakan banyak kemudahan dan keunggulan untuk para penjual yang menitipkan dagangannya di Shopious dan para calon pembeli, seperti berikut:


  • Toko online ini menjamin keamanan berbelanja. Karena semua penjual yang ada di Shopious ini melalui berbagai screening untuk bisa lolos berjualan di sini. Agar tidak ada pembeli yang merasa ditipu setelah berbelanja dari sini. Menenangkan bukan? 


  • Shopious juga ramah terhadap calon pembeli yang tidak mempunyai akun di Instagram. Teman-teman semua tahu Instagram kan? Atau setidaknya pernah dengar temennya menyebut kata Instagram kan ya? Nah, meski media sosial ini sedang naik daun, bukan berarti semua penggila media sosial mempunyai akun media sosial yang satu ini. Padahal untuk penggila belanja online, Instagram ini membantu sekali menyalurkan hobi belanjanya. Karena Instagram ini sudah seperti pasar dan hampir semua penjual menjajakan dagangannya lewat media sosial ini. Untuk menjembatani hubungan antara para penjual di Instagram dan pembeli yang tidak punya akun Intagram itulah, Shopious hadir. Jadi bagi kamu yang tidak punya akun Instagram, tidak perlu khawatir sarana belanja kamu menjadi sempit, karena sudah ada Shopious. Di Shopious ini barang dagangan yang ada di Instagram dapat diakses juga melalui Shopious. Keren banget ya?


  • Kita (pembeli) dapat berhubungan langsung dengan penjualnya. Iya, karena online shop ini bertindak sebagai sarana bertemunya penjual dan pembeli atau seperti pasar. Kalau kita sudah punya online shop incaran, tinggal kita klik aja menu daftar toko. Lalu sreeeet ... muncullah rentengan nama-nama online shop yang sudah terdaftar di Shopious.


  • Barang-barang yang dijual sangat lengkap. Ya iyalah, kan Shopious menjaring berjuta penjual yang ada di luar sana (baca: Instagram). Jadi tentu saja produk yang disediakan menjadi sangat beragam. Palugada deh (apa yang elu mau gue ada, begitu kata Shopious). Pingin tau barang apa aja yang ada di Shopious, klik aja menu Kategori dan dapat dipastikan keinginan belanja kamu terpuaskan. ^_^



Produk Lengkap

  • Full ide fashion. Sssst ... ada yang sedang kehabisan ide mengenai fashion? Tenaaang, di Shopious juga tersedia layanan Inspirasi Style. Kamu yang lagi miskin ide soal dandanan dan fashion bisa ngulik-ngulik ilmunya di sini. Dan temukan berbagai macam gaya dan style fashion untuk membuat penampilanmu semakin istimewa dan terkini. Oke banget deh!
Ciptakan gayamu dari sini



Banyak banget kelebihan online shop ini. Dan Shopious ini ramah terhadap siapa saja, mulai dari wanita, pria, anak-anak bahkan bayi sekalipun. Karena berbagai kebutuhan mereka ada di Shopious, Media Iklan Toko Online. Ramah terhadap penjual juga baik banget terhadap pembeli. Pingin kenalan lebih jauh dengan Shopious? Boleh intip di bawah ini. ^_^



Sabtu, 02 Mei 2015

Dilema Mukena

Cerita ini terjadi saat saya kuliah. Waktu itu mukena parasit mulai ngetrend. Pas juga seorang teman menawari saya sebuah mukena. Karena tertarik dan juga bisa digunakan untuk gonta-ganti maka saya ikut memesan mukena berbahan parasit tersebut.

Selang beberapa minggu, mukena yang ternyata harus nunggu proses jahit itu sampai juga di tangan. Dan saya baru pertama kali itu bisa melihat dan memegang langsung mukena yang saat itu sedang sering menjadi pembicaraan. Yang katanya praktis, ringan dan enak dibawa-bawa.

Eh tetapi saya kok justru merasa ada yang kurang dengan mukena baru saya itu. Saya raba ... benar ini berbahan parasit, terasa kresek-kresek dan agak kasar. Memang terasa ringan, tetapi kok tipis dan menerawang. Bagaimana saya akan sholat kalau begini? Wah pasti akan sangat ribet, karena saya harus melapisi mukena itu dengan baju dan rok panjang beserta jilbabnya supaya aurot saya selama sholat tidak terlihat. 

Saat untuk bepergian atau jalan-jalan mungkin enak, karena saya sudah mengenakan pakaian menutup aurot lengkap dengan kaos kaki. Tetapi saat di rumah dengan baju santai, berarti saya tidak bisa dong memakai mukena itu kecuali setelah saya balut tubuh saya dengan baju tertutup. Kok jadi terkesan ribet ya, sedangkan saya lebih sering di rumah. Maksud saya beli mukena itu kan bukan hanya untuk dipakai jalan-jalan. Begitu pikir saya waktu itu.

Ah dari pada tidak terpakai, mukena ini harus sedikit dimodifikasi, tercetus ide di kepala saya. Masalahnya yaitu mukena itu terlalu tipis, jadi bagaimana caranya agar sholat tidak kelihatan aurotnya tetapi tetap praktis. Akhirnya saya obrak-abrik lemari dengan harapan menemukan sesuatu yang dapat membantu saya memodifikasi mukena baru itu. Aha! Saya menemukan beberapa lembar jilbab putih, peninggalan jaman SMA dulu. 

Sewaktu SMA saya membuat jilbab beberapa lembar di penjahit. Jilbab itu berbahan katun agak tebal. Karena modelnya yang polos, jilbab itu sudah tidak pernah saya pakai lagi. Nah, pilihan tepat nih *langsung keluar gambar lampu bohlam dari kepala saya. Mukena parasit itu akan saya lapisi dengan jilbab putih semasa SMA. Ohohoho ...

Butuh waktu beberapa hari untuk melapisi mukena saya itu. Karena saya menjahitnya sendiri tanpa mesin alias saja jahit menggunakan tangan. Susah? Tentu tidak, kan saya tinggal mengikuti alur jahitan yang sudah ada di mukena itu hehehe ...

Dan jreng-jreng! Jadilah mukena harapan saya. Mukena yang tidak menerawang dan praktis tentunya. Saya puas memandangi hasil kerja saya. Langsung dong ya saya cuci agar dapat segera dipakai.

Mukena pun sudah wangi dan rapi setelah tak lupa disetrika. Tiba waktu sholat, saya bersemangat sekali karena ingin mencoba mukena hasil kreasi sendiri. Hmmm ... mematut-matut diri di cermin ... tidak tipis, tubuh yang terbalut mukena sama sekali tidak menerawang, siiip. 

Tapi kok berasa agak gerah ya dan sholat juga tidak nyaman. Yup betul, penyebabnya tentu saja karena mukena yang terlalu tebal dan berat sehingga badan cepat merasa gerah dan tidak nyaman saat sholat. Ah mungkin belum terbiasa, pikir saya. Lah ... lama-lama kok tetap mengganggu kekhusyukan *kayak sholat yang paling khusyuk ajah.

Akhirnya, setelah lama berusaha beradaptasi dengan mukena itu dan tidak berhasil, tidak ada pilihan lain. Saya rombak lagi mukena itu, dilepas lagi dobelan jilbab yang mengelilingi mukena. Tapi kan tidak gampang dong, bongkar pasang jahitan meski itu sekedar jahitan tangan. Apalagi saya menjahitnya dengan tujuan tidak mudah terlepas benangnya, bisa dibayangkan bagaimana usaha saya untuk membuat benang itu tidak mudah terlepas. Iyes, saya simpul di mana-mana disepanjang jahitan ^_^

Lalu apakah saya berhenti dan menyerah begitu saja? O tentu tidak, masih banyak jalan lain yang bisa dicoba. Saya cari-cari gunting. Dan tahu apa yang saya lakukan dengan jilbab itu? Ya Anda betul! Saya gunting pinggiran jilbab yang berada di bagian paling dekat dengan jahitan. Kreeeeeek ... 


Dan berhasil! Sekarang mukena saya kembali tipis dan ringan dengan tambahan jahitan dan sisa jilbab sebagai penguatnya. Tersenyum puas lagi aja.




Paling Bete Kalau ...

Waktunya curhat ... hehehe

Berusaha mengingat-ingat kira-kira apa ya yang membuat saya sering tidak nyaman. Nulis ini di masa menjelang DL memaksa harus memutar otak, mengembalikan ingatan ke beberapa kejadian silam yang membuat bete atau tidak nyaman.

Kalau secara fisik sih ya ada beberapa hal yang membuat saya tidak nyaman. Buanyak sih sebenarnya, tapi ... dibatesi 3 ya. Tiga diantara hal-hal yang sering membuat bete saya ya ini 

1. Pergi dalam keadaan belum mandi. 

Meski saya bukan tipe orang yang super bersih dan rapi, tetapi teteup namanya perempuan ya. Sejorok-joroknya pasti tidak lebih jorok dari yang bukan perempuan kan hehehe. Jadi kalau harus pergi buru-buru misal harus ke bank pagi-pagi dan belum mandi itu rasanya ga banget. Badan berasa bau, gerah dan semua jadi terasa tidak mengenakan. Pingin cepat pulang, mandi, ganti baju rapi, pakai bedak, hand body dan deodorant  jadi wangi ahehehe ...

2. Datang bulan pas lagi banyak-banyaknya

Nah ini lagi, datang bulan saja sudah membuat sebagian perempuan tidak nyaman (baca: sakit PMS). Apalagi kalau pas lagi banyak-banyaknya, ampuuun! Duduk ndak nyaman, bangun dari duduk lebih tidak nyaman lagi (takut ada yang tembus). Karena meski memakai pembalut sehebat apapun, pasti ada masa datang bulan yang paling banyak dan tembus. Bikin ilfil banget pokoknya. Rasanya pingin cepat pulang dan ganti pembalut.

3. Harus menunda keramas

Ini masih berhubungan juga dengan masa datang bulan. Hmmm tampaknya selain mengubah mood karena perubahan hormon, datang bulan ini juga menimbulkan ketidaknyamanan tersendiri bagi saya. 

Percaya atau tidak, saya sering dibuat keki dengan datang bulan yang sudah hampir berakhir, maksudnya sudah hampir bersih. Saat datang bulan sudah hampir bersih inilah sering menimbulkan masalah bagi saya. Entah karena apa, saat darah haid itu sudah hampir habis dan saya mencuci rambut (keramas), pasti efek yang terjadi pada tubuh adalah darah haid tidak keluar lagi. 

Misalnya, pagi hari saya harus keramas karena rambut dan kulit kepala sudah tidak nyaman, e ... siang sampai sore bisa dipastikan darah tidak keluar lagi. Jadi kan sore hari saya keramas lagi nih dalam rangka mandi wajib setelah haid. Yang membuat keki adalah paginya darah haid itu keluar lagi. Dan itu bisa ada tambahan beberapa hari untuk bisa bersuci. Jadi yang awalnya mungkin butuh 8 atau 9 hari masa haid, e ... nambah jadi 12 atau bahkan 14 hari. Sebel kan!

Jadi saya sering harus menunggu beberapa hari sampai darah haid sudah bersih betul, untuk keramas. Meskipun rambut lepek dan kulit kepala gatal tapi saya harus sedikit bersabar agar tidak menyebabkan ketidaknyaman lainnya. Padahal sama saja hasilnya, bikin bete hehehe ...


Tulisan ini diikutsertakan dalam “Nadcissism 1st Giveaway”

Jumat, 01 Mei 2015

PENGENAAN PAJAK ATAS PENGELOLAAN DANA DARI APBN DAN ATAU APBD


Tulisan ini saya buat untuk catatan saya pribadi sih sebenarnya. Sukur-sukur kalau bermanfaat juga untuk teman blogger yang lain. Karena saya sering bingung saat mengurus pajak dan tiba-tiba membutuhkan catatan mengenai pajak. 

PENGENAAN PAJAK ATAS PENGELOLAAN DANA DARI APBN DAN ATAU APBD

1. BELANJA PEGAWAI
        A. Penghasilan rutin (Gaji)

  • Penghasilan Netto disetahunkan-PTKP dikalikan tarif PPh Pasal 17 KUP
  • Batas PTKP minimum untuk diri WP Rp. 1.320.000,- per bulan atau Rp. 15.840.000,- per tahun
  • Kode MAP/KJS 411121/100 SSP atas nama Bendahara
  • Disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
        B. Penghasilan Non Rutin (Honor)
            1. PNS
  • Golongan III a ke atas dipotong PPh pasal 21 final 15 % (golongan II d ke bawah dikecualikan dari pemotongan) 
  • Kode MAP/KJS 411121/402 SSP atas nama Bendahara
  • Disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
            2. Non PNS
  • Dipotong PPh pasal 21 sebesar tarif Pasal 17 KUP (5 % bagi yang ber-NPWP dan 6 % bagi yang non-NPWP) 
  • Kode MAP/KJS 411121/100 SSP atas nama Bendahara
  • Disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya 
2. BELANJA BARANG
   A. PPh Pasal 22

  • batasan belanja lebih dari Rp 2.000.000,- (PMK No-154/2010) khusus untuk bendahara BOS dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22
  • tarif 1.5 % x harga (tidak termasuk PPN) jika non NPWP 3 %
  • kode MAP/KJS 411122/900 SSP atas nama Rekanan
  • Disetor paling lambat pada hari yang sama saat pembayaran
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya

   B. PPN

  • batasan belanja lebih dari Rp. 1.000.000,- 
  • tarif 10% x harga (tidak termasuk PPN)  
  • Kode MAP/JKS 411211/900 SSP atas nama Rekanan
  • Disetor paling lambat tanggal 7 bulan berikutnya
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya

3. BELANJA JASA
    A. Balanja Jasa selain Konstruksi
        1. PPh Pasal 23

  • Tarif 2% x harga (tidak termasuk PPN) jika non-NPWP 4%
  • Kode MAP/JKS 411124/104 SSP atas nama Bendahara
  • Disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya

        2. PPN

  • Jika di atas Rp. 1.000.000,- dipungut PPN 10% x harga (tidak termasuk PPN)
  • Kode MAP/KJS 411211/900 SSP atas namanya Rekanan
  • Disetor paling lambat tanggal 7 bulan berikutnya
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya

    B. Belanja Jasa Konstruksi
        1. PPh Pasal 4 ayat 2

  • Pelaksana konstruksi:
         2 % x harga (tidak termasuk PPN) jika klasifikasi kecil
         3 % x harga (tidak termasuk PPN) jika klasifikasi menengah ke atas
         4 % x harga (tidak termasuk PPN) jika tidak memiliki klasifikasi
  • Perencanaan dan Pengawasan
         4 % x harga (tidak termasuk PPN) jika memiliki klasifikasi
         6 % x harga (tidak termasuk PPN) jika tidak memiliki klasifikasi
  • Kode MAP/KJS 411128/409 SSP atas nama Bendahara
  • Disetor paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya

        2. PPN

  • Jika di atas Rp. 1.000.000,- dipungut PPN 10% x harga (tidak termasuk PPN)
  • Kode MAP/KJS 411211/900 SSP atas nama Rekanan
  • Disetor paling lambat tanggal 7 bulan berikutnya
  • Dilaporkan paling lambat tanggal 14 bulan berikutnya

Lepas Mukenanya Saja

Pengalaman ini sebenarnya bukan pengalaman saya pribadi. Tetapi pengalaman teman saya yang saya saksikan sendiri juga kejadiannya. Kejadiannya saat saya menjadi salah satu siswi di SMU Negeri di kota tempat tinggal saya, Yogyakarta.

Ceritanya begini ...

Saat bel tanda istirahat berbunyi. Kami para siswi segera berhambur keluar kelas. Kebanyakan menuju mushola sekolah untuk melaksanakan sholat Dhuhur. Karena jika tidak lapar betul, biasanya kami memilih sholat dulu baru kemudian jajan di kantin sekolah.

Saya beserta teman-teman juga memadati mushola sekolah yang sebenarnya sudah cukup luas itu. Meski kami bersekolah di sekolah Negeri tetapi saat ada pelajaran Agama biasanya para siswa putri diwajibkan memakai jilbab. 

Hari ini kebetulan kelas 3 IPA 1 (kelas saya) ada pelajaran agama. Jadi hampir semua siswi memakai jilbab. Semua terlihat cantik dan rapi. Apalagi saat rombongan berjilbab rapi itu berbondong-bondong menuju mushola sekolah. Terlihat menyejukkan pandangan.

Selesai mengambil wudhu, bergegas masuk ke dalam mushola dan tak lupa mengenakan mukena. Lalu kami pun sholat Dzuhur berjamaah. Selesai sholat dan berdoa, dilanjutkan dengan melepaskan mukena kami masing-masing. Tiba-tiba salah satu teman di depan saya tertawa cekikan setelah mukenanya terlepas dari tubuhnya. Setelah saya ikut nimbrung oalah ... ternyata, jilbab putih yang tadi dipakai ikut terlepas pula. Jadinya kepala yang tadi tertutup jilbab sekarang jadi kelihatan semua. Alamak, tak pelak hal itu membuat saya dan teman lain yang melihat pun jadi ikut tertawa geli melihat ulah teman saya itu.

Ternyata teman saya itu memakai jilbab tanpa memakai dalaman jilbab dulu. Sehingga pas melepas mukena, jilbab yang hanya menempel seadanya itu ikut terlepas juga. Hahaha ...

Lain kali pastikan jilbabmu tidak ikut terlepas bersama mukenamu ya kawan. Disamping malu, juga jadi terbuka deh aurot yang awalnya mau ditutup ^_^


Rabu, 29 April 2015

[EF#17] Future Goals

Ummm, I have thinking so hard, but what was my future goals? I don't remember what my future goals actually. My childhood just flow away. There was not special in it icluding my future goals. When my friends told about their future goals, I just heared it and sometimes copied it hehe.

Yup, at that time I was still let it my life flow, actually until now. What happen in front of me will become my future, so I have to make it clear, make it easy to pass away. Not always as simple as I tought, cause what was happen in front of me depend on what I have did before. *is that so hard to imagine my write? I hope not ^_^ 

I just try to do the right thing among so many things that I can do. There were so many preferences, which was need to be choosen. But, the things that I have choosen should make my life better. Still, I grab what that make me comfortable too of course.

Oh I remember one think. Yes, I always dreaming about a happy, sweet, peace family (Is that included in future goals?). I dreamed the kind of family which full of good spirits. Love each other in the goodness. Support potential of each. It didnt mean my older family not as sweet as my dreaming family. But I looking for a better religious atmosphere ^_^. 

Now, when I have reached my first dream I think I have advanced dream to be come true. I wanna share what I have did before about dreaming, the courage of dreaming and reached it in good way. Now I realize that I should built my future goals. Not only for me but for people around me. Cause I do belief my future goals will become parameters of achievement in my life.

So ... my new one future goal is to become an entrepeneur (and writerpreneur include in it right?). Yeay! With that I hope can tell people around me, which is looking for money is not the biggest thing, the more important is blessing of life. That's all. :)

Keep moving and also keep writing, so I hope I can reach my future goal as soon as possible. And joint BEC is one of my effort to keep my future on track. 





Jumat, 24 April 2015

Menjadi Mompreneur? Ya iyalah!

Mompreneur. Keren ya kedengarannya? Yup, mompreneur ini istilah yang menggambarkan seorang ibu rumah tangga yang bekerja dari rumah. Jadi maksudnya, si ibu bekerja tetapi juga mengurus semua kebutuhan rumah tangga. Dan itu dilakukan dari rumah saja, tidak perlu pergi pagi pulang petang. 

Hmmm, membayangkannya saja sudah ribet apalagi menjalaninya. Ibu dengan tumpukan tanggung jawab harus bekerja di rumahnya. Apa ga bingung tuh memilah prioritas pengerjaan tugasnya? Lebih baik jangan dibayangkan deh, tetapi langsung dicoba saja. Dijamin seru. Dan lagi mompreneur ini sekarang memang lagi booming banget. 

Mengapa begitu? Karena ada banyak hal yang membuat mompreneur menarik sekaligus menggiurkan untuk para ibu rumah tangga, termasuk saya. Apa saja sih alasan ibu rumah tangga memilih menjadi mompreneur? Berdasarkan pengalaman sendiri dan teman ternyata ada beberapa alasan mengapa memilih menjadi mompreneur. Apa sajakah itu? Please check this out.

1. Keinginan untuk dihargai.

Setiap manusia memiliki naluri untuk selalu dihargai. Itu sudah dari lahirnya begitu.           Jadi tidak perlu malu jika merasa kurang sreg saat diri kurang dihargai oleh orang           lain. Meskipun begitu, jangan lantas menghargai diri terlalu tinggi. Secukupnya saja, sebagai motivasi diri. Seperti itu pulalah yang ada dalam hati seorang ibu yang telah merelakan keinginan pribadinya demi keluarga sehingga memilih "di rumah saja".

2. Butuh tambahan penghasilan

Kepepet oleh kondisi keuangan keluarga tak pelak membuat seorang ibu memeras otak untuk menemukan jalan keluar. Dan ... menjadi mompreneur adalah pilihan tepat. Karena tetap mendapat pemasukan tanpa harus ada lagi pengeluaran *untuk menyewa pengasuh anak atau ART misalnya.

3. Mempunyai kemampuan di atas rata-rata

Menjadi macan ternak plus ratu lebah (mama cantik dengan tugas anter anak yang berkuasa penuh terhadap kebutuhan, kondisi dan kerapihan rumah *maksa banget) memang membutuhkan keahlian. Tetapi jika kemampuan yang dimiliki jauh di atas rata-rata tentu sayang kalau tidak dioptimalkan. Nah, mompreneur dapat dijadikan pilihan. 

4. Keinginan memiliki kebebasan dalam bekerja

Bebas bukan berarti seenaknya sendiri, karena menjadi mompreneur membutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan disiplin yang tidak kalah dengan pekerja kantoran. Dan hebatnya lagi, profesi itu memaksa pelakunya untuk dapat memanajemen dirinya sendiri. Sudah kebayang kan tantangannya seperti apa? Hohoho ...

5. Ingin selalu dekat dengan anak

Semua alasan yang dikemukakan sebelumnya bermuara pada keinginan ibu untuk selalu dekat dan menyaksikan setiap detik perkembangan buah hatinya. Dan itu mustahil terjadi jika dia bekerja di kantor orang *ga di rumah maksudnya. 

Menjadi seorang mompreneur terdengar menyenangkan bukan? Eits, tapi tetap ada dong ya resiko dan tidak enaknya. Beberapa hal ini merupakan pengalaman tidak enak saya selama menggeluti profesi ini.

1. Susah memisahkan peran

Tidak jelasnya pemisahan kapan berperan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai mompreneur membuat saya sering keki (baca: sebal). Apalagi saat suami ada di rumah karena tidak harus ke kantor, maka semakin kaburlah peran saya itu. Suatu contoh ketika saya asyik di depan laptop, dulu tidak jarang suami menegur saya hanya karena terpampang jendela facebook di laptop saya. Padahal kan saya main fb untuk update info dari berbagai komunitas yang saya ikuti. *Dan setelah saya jelaskan, suami mulai memahami aktivitas baru saya. 

Saya juga kan harus sering memantau kabar GA terbaru, lomba menulis teranyar bahkan mungkin lowongan review produk paling gresIya, karena kan juga saya sedang meniti karir sebagai writerpreneur *nulis ini sambil tutup muka, malu. Karena rajin pantau fb itulah saya jadi tahu kalau Stiletto sedang mengadakan GA. 

2. Tidak dianggap

Urusan tak dianggap bukan hanya milik grup musik Armada. Emak-emak juga sering merasakannya. Sudah capek kerja masih saja diragukan "keberadaannya". Menjadi pegawai kantoran masih menyilaukan bagi sebagian orang bahkan mungkin keluarga kita. Nah, berada di posisi ini sangat tidak mengenakkan. Dan saya dulu sering terganggu dengan itu. 

Alhamdulillah, sekarang sudah tidak terlalu pusing dengan anggapan orang lain tentang saya. Terutama yang menyangkut aktivitas. Saya hanya fokus mengerjakan apa yang seharusnya saya kerjakan, karena masalah hasil sudah bukan urusan saya.

3. Capeknya, sungguh terlalu! 

Beratnya tantangan bekerja sekaligus mengurus rumah tangga sering membuat saya keteteran sehingga berakibat pada lelah fisik dan pikiran. Satu yang pasti, itu karena saya kurang (baca: tidak) disiplin. Motivasi saya terkadang memuncak, tetapi di lain waktu menguap tanpa bekas. Hal itu biasanya terjadi saat saya dalam kondisi kelelahan akut. Dan biasanya berimbas pada emosi tegangan tinggi. Kalau sudah begini semua pekerjaan pasti menjadi berantakan dan tak berarti.

Hal tersebut membuat saya membutuhkan teman untuk meredakan kegalauan, memberikan motivasi dan bahkan menjadi inspirasi. Teman yang cerewet dan bisa marah saya sudah punya, jadi saya menginginkan yang pendiam saja hehehe. Dan buku "Sukses Bekerja dari Rumah" menjadi incaran saya untuk menjadi teman saya dalam menjalani hari-hari sebagai mompreneur. Karena tidak mudah melaluinya, sehingga saya sangat berharap dapat memiliki, membaca, memahami kemudian mengamalkan apa-apa yang diutarakan dan dijelaskan penulis dalam buku ini. Boleh ya kakak bukunya buat saya ... *sambil kedip-kedip sok imut.


Kaver buku incaran








Selasa, 21 April 2015

[EF#16] Sweet Memory from The Past

Hmmm get this challenge just turn back my memory about my grandmother. Yup, when I was a little girl, my grandmother often tell bedtime stories while for lice (there is no flea in my hair, but my grandmother always do it for me). Yes, I am so lucky that I had got that wonderful memories in my life. I am not sure, but my reading addict may be growing by that beautiful moments. 

There were a lot of storytales that I have heard from my grandmother. Start from the legendary tale it is deer stealing cucumbers (Kancil Nyolong Timun), story about deer with crocodile, deer with tiger, storytale about frogs, until the story of flea. And do you know? That stories were repeated every night hahaha. Even though I have never complained about it, instead really enjoy it. 

From that storytale I have learned so many things. I grow with that story affect and with that beautiful experiences. I would feel sad when one of the actors got supressions, or I became angry to someone else whose bad characters. And until now, that feeling still accompany my life. I will become so sweet and full of love with one person who get bad situations. And at the other time, I will turn into sucks to the enemy one hehehe.

I guess that my experiences in the past make me grow as someone who really love reading, someone who has spirits in this life, and open my mind about life. She gave me sweet memories about life, about sharing moments, and about love to each other with her bedtimes storytales. When my grandmother just passed away, I still continue my activity in reading. I collect magazines which bought by my father. 

Now I try to copy what my grandmother did for me. I try to routines read a story for my childrens before they go to bed. I am not so good at story telling, but I try to make it real and interesting for my kids like what my grandmother did. I hope my childrens will get somethings like what I have got, it is life lessons.

That's it all about my childhood memories with tales. How about yours? Tell your story through BEC
Image from this site


#BeraniLebih Bergerak

Mempunyai penyakit vertigo membuat saya sering memanjakan diri sendiri. Saya sangat membatasi diri agar tidak terlalu kelelahan, jangan sampai kurang tidur, ga boleh terlalu memforsir pikiran, dan harus menjauhkan beban pikiran sejauh-jauhnya. Yah, karena penyakit ini menjadi siksaan bagi penderitanya saat kambuh tiba. Bumi terasa berputar, bergoncang, dan tubuh serasa terombang-ambing tanpa tahu kapan rasa itu akan berhenti meskipun sudah muntah berkali-kali.

Yah, saya mengidap vertigo sejak SD kelas 5. Meski sering kambuh tetapi saya baru tahu nama penyakit ini ketika saya sudah di bangku kelas 2 SMA. Penyakit vertigo saya dulu sering kambuh, terutama jika rasa lelah mendera atau kurang tidur serta mendapat tekanan secara secara fisik dan mental yang agak berlebihan. Dan itu menimbulkan trauma bagi saya.

Ajaibnya, setelah menikah vertigo saya jadi jarang sekali kambuh. Terakhir kambuh seingat saya yaitu ketika anak kedua saya lahir. Nah, saat masa-masa repot mengurus dua batita kecil saya itulah vertigo saya memunculkan gejala akan kambuh.

Meskipun vertigo saya sudah jarang kambuh, tetapi saya masih memiliki ketakutan jikalau akan kambuh lagi. Sumpah, rasanya sangat menyiksa. Karena rasa sakit dan pusing akibat dari vertigo kambuh itu sangat tidak tertahankan. Dan menghilangkan trauma itu sangat tidak mudah. Jadi saya yang dulu sangat ambisius, pelan tapi pasti mulai menurunkan tensi dalam mengeksplorasi diri. Sedih itu pasti, karena saya telah menggantungkan mimpi-mimpi yang entah kapan dapat saya petik.

Tapi itu duluuuu, karena sudah hampir 2 tahun ini saya mulai lagi berusaha meraih mimpi-mimpi saya yang pernah saya gantungkan di langit. Meskipun tak mudah, tetapi saya harus melawan ketakutan saya. Saya harus #BeraniLebih Bergerak, yang konsekuensinya berarti saya harus mengurangi waktu istirahat saya, menambah beban terhadap diri maupun pikiran saya dan itu juga berarti kemungkinan saya menantang kambuhnya vertigo. 

Bukankah hidup ini memang penuh pilihan? Setiap kondisi yang hadir menjadi semacam ujian. Dengan hasil akhir diketahui dari berapa banyak kebaikan yang dilakukan. Nah, kalau saya memanjakan diri saya terus dan hanya mengurung diri dalam arti yang sebenarnya, lantas apa yang akan saya bawa 'pulang' nantinya? Tidak ada pilihan lagi kan selain #BeraniLebih bergerak?

Yah, saya memang harus #BeraniLebih bergerak, karena saya butuh bekal untuk kehidupan saya yang selanjutnya. Dan itu tidak bisa saya kumpulkan jika saya tidak menggerakkan setiap anggota tubuh saya dalam koridor memaknai dan mensyukuri kesempatan yang diberikan-Nya. Karena saya tidak akan tahu batas dari kemampuan saya yang sebenarnya tanpa saya mengujinya. Saya memang sedang membenturkan diri saya tetapi saya juga menyiapkan perisainya. Untuk mengurangi resiko kambuhnya vertigo, saya semakin menjaga pola makan dan tetap memberikan waktu bagi tubuh untuk istirahat serta tak lupa menjaga kebersihan dan kesehatan jiwa dan raga.

Mempunyai masalah kesehatan bukan menjadi hambatan untuk terus bergerak maju, meluas dan berkarya untuk kebaikan. Jadi tidak ada lagi alasan untuk hanya berdiam diri. Biarlah penjagaan diri ini hanya oleh-Nya karena saya tetap akan bergerak sesuai perintah-Nya. 


"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keaadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra'd:11)

FB : Dian Maretha
twitter : @DianTaqiem