Sumber Gambar disini
Anak-anak saya sangat senang jika tiba hari Sabtu. Yaitu
hari di mana mereka bisa membawa uang saku ke sekolah, karena selain hari Sabtu
anak-anak dilarang membawa uang untuk jajan. Dan uang saku yang boleh dibawa itu
tetap tidak boleh lebih besar dari Rp 2.000,- hehehe. Meski begitu mereka
girang bukan kepalang J. Ya, karena Saturday is Market Day! Yeaayy!
Hari Sabtu memang hari yang seru, karena anak-anak
boleh berjualan! Ya, mereka boleh berjualan apa saja asalkan tidak berjualan
mainan. Dulu pernah diperbolehkan berjualan mainan tetapi karena lebih banyak
masalah yang ditimbulkan daripada manfaatnya, maka jualan mainan termasuk yang
dilarang sekarang.
Ketika mendengar gagasan tersebut dulu saya sempat
berpikir “Ah masa anak-anak mau berjualan”. Tapi olala! Ternyata di luar dugaan
saya, anak-anak banyak sekali yang berminat menjadi pengusaha cilik, termasuk
anak-anak saya hehehe. Alhasil setiap hari Jumat sepulang sekolah mereka pasti heboh minta dibelikan barang dagangan. Akhirnya
malam itu juga anak-anak beserta dengan saya dan sang ayah belanja makanan
ringan untuk dijual di sekolah keesokan harinya.
Bersemangat sekali anak-anak dalam memilih jenis
makanan yang ingin mereka jual. Meski kadang-kadang pilihan mereka hanya didasari
oleh kesukaan mereka pada makanan tersebut dan tidak memperhatikan ‘selera
pasar’ hehehe. Akhirnya kami para orang tualah yang harus menerangkan tentang
jenis barang/makanan yang kira-kira laku di sekolah mereka J.
Selain saya, para orang tua murid yang lain juga ikut
bersemangat menyambut hari Sabtu itu. Rasanya menyenangkan membayangkan
anak-anak yang belum tahu nilai uang itu belajar berbisnis. Ya, karena selain
seru ternyata banyak sekali manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut
diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan PD anak
Kegiatan berjualan itu dapat meningkatkan rasa percaya
diri anak. Mereka yang sedang menjual dagangannya secara tidak sadar
memberanikan diri untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Untuk anak-anak
yang mempunyai sifat kurang percaya diri maka dapat dibantu dengan menggunakan
alat bantu seperti papan bertuliskan barang dagangannya dan harganya
masing-masing dan diletakkan di depan barang dagangannya. Dan lama-lama anak
yang mempunyai sifat pemalu itu akan semakin berani menawarkan barang dagangannya
meskipun tanpa alat bantu. Dan lagi rasa percaya diri anak akan semakin
meningkat jika mereka berhasil menjual barang dagangannya.
2. Memupuk kejujuran dan rasa tanggung jawab pada anak
Jika biasanya barang yang dijual anak-anak itu
seolah-olah lantas secara otomatis menjadi milik anak tersebut. Maka hal itu
tidak berlaku untuk anak-anak kami. Mereka harus tetap melaporkan hasil dagangannya
beserta barang yang tersisa jika tidak habis terjual. Meski pada akhirnya
makanan/ barang yang tidak habis dijual itu tetap boleh digunakan/dimakan oleh
anak-anak (harus ijin dulu). Nilai yang ingin kami tanamkan kepada anak-anak
adalah kejujuran dan tanggungjawab. Tidak masalah jika barang yang dijual atau
uang yang terkumpul ternyata tidak sesuai, asalkan jujur dan bertanggung jawab.
Namanya juga belajar, dan tetap secara pelan-pelan diajarkan untuk teliti dan
hati-hati.
3. Meningkatkan keakraban antara orang tua dan anak
Secara tidak sadar kegiatan ini meningkatkan
intensitas hubungan orang tua dan anak. Sejak mempersiapkan barang dagangan
hingga ‘laporan pertanggungjawaban’, orang tua dan anak-anak menjalin
komunikasi intensif. Dan kemungkinan besar hal tersebut akan lebih menarik
dibandingkan dengan mengutak-atik gadget seperti yang sudah semakin biasa
terjadi dewasa ini.
4. Melatih anak menghargai uang
Dengan belajar menjadi penjual anak-anak menjadi tahu
dari mana asal uang yang selama ini hanya mereka tahu menumpuk di bank atau di
dompet orang tuanya hehehe. Sekarang mereka akan lebih memahami bahwa uang yang
dimiliki oleh orang tua mereka tidak datang sendiri, tetapi uang itu ada karena
ada kerja keras di baliknya. Sehingga dengan adanya kegiatan positif ini
anak-anak kita menjadi lebih menghargai uang dan kerja keras tentunya.
5. Belajar berhitung
Berjualan tidak akan pernah lepas dari pelajaran
berhitung, baik itu penambahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian. Dan disinilah
anak-anak itu belajar dengan asyik tentang itu semua. Tak sadar mereka telah
sangat mahir mengalikan, membagikan, mengurangkan dan menambahkan. Mereka tidak
hanya membayangkan sesuatu yang mereka kalikan dan tambahkan itu, tetapi mereka
benar-benar melakukannya. Luar biasa!
Banyak sekali bukan manfaat melatih anak-anak menjadi
pengusaha sedari kecil? Kita sebagai orang tua harus selalu mendampingi dan
terus mengarahkan mereka. Dan semoga kelak anak-anak itu tumbuh menjadi pengusaha-pengusaha
handal dan jujur serta baik hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar