Saya tinggal di Yogya, membesarkan dan mendidik anak-anak
juga di kota ini. Kota Yogya masih berada di wilayah Jawa Tengah. Jadi, sudah
barang tentu, bahasa ibu yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Itu sudah harga
mati, tidak boleh ditawar! Kecuali kita menginginkan anak cucu kelak tidak
mengenal lagi bahasa ibunya (Bahasa Jawa).
Saya bukan ibu yang baik sebenarnya, terutama dalam
memperkenalkan bahasa ibu kepada anak-anak saya. Ada banyak alasan saya untuk
itu *hhh… terlalu banyak alasan, atau memang sengaja ngeles. Hehehe, tetapi
tentu saja saya tetap ingin memperbaiki keadaan, sekaligus juga dipaksa oleh
keadaan untuk dapat mengajari anak-anak berbicara dan mengerti Bahasa Jawa
*iya, karena pelajaran Bahasa Jawa ada di mapel sekolah dasar hehehe …
Oke, ternyata di tengah masa saling belajar itu, saya
menemukan kejanggalan … Apakah itu? Ternyata eh ternyata, kosakata Bahasa Jawa
sudah merupakan hal yang merepotkan untuk dapat mempelajari bahasa tersebut.
Banyak sekali kata-kata yang tidak diketahui maknanya oleh kita, apalagi oleh
anak-anak. Kata-kata itu terdengar asing dan terucap lebih asing lagi. Dari
permasalahan itu, saya mulai berburu kamus. Tentu bukan lagi kamus bahasa asing
*karena ini pasti hampir semua orang sudah punya atau sudah cukup menguasai.
Tetapi saya membutuhkan kamus Bahasa Jawa. Itu penting!
Mulai membeli kamus dan buku Kawruh Basa. Menyenangkan,
karena rasanya seperti menemukan harta karun yang hampir hilang. Tetapi,
masalah datang lagi. Hei… bagaimana mungkin kumpulan kosakata dan artinya dalam
bahasa Indonesia itu ditulis terbalik. Dari buku-buku yang saya baca *baru dua
buku sih sebenarnya. Kosakata dan artinya ditulis dari Bahasa Jawa dulu baru
kemudian diikuti oleh artinya dalam bahasa Indonesia. Jadi bisa saya sebut,
kamus Jawa-Indonesia.
Bagi, orang-orang dan anak-anak yang sedang belajar Bahasa
Jawa, hal ini sangat merepotkan. Kesulitan itu disebabkan kosakata yang
disebutkan dalam Bahasa Jawa dulu sedangkan artinya menyertai. Itu benar-benar
kurang membantu. Bagaimana jika kamus Basa Jawa itu ditulis dalam format
Indonesia-Jawa? Agar, memudahkan anak-anak dan orang tua yang ingin mencari
padan kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa. Tidak bisa dipungkiri jika
kebanyakan dari kita lebih mengenal Bahasa Indonesia dibanding dengan bahasa
ibu mereka. Jadi jika format berubah menjadi Bahasa Indonesia lalu artinya
dalam Bahasa Jawa, sukur-sukur dilengkapi dengan bentuknya dalam krama baik krama
halus maupun krama inggil, tentu akan lebih memudahkan. Semoga saja segera saya
temukan format kamus atau buku Bahasa Jawa yang memuat hal tersebut di atas.
Bagaimana dengan pengalaman teman-teman?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar