Mempunyai penyakit vertigo
membuat saya sering memanjakan diri sendiri. Saya sangat membatasi diri agar
tidak terlalu kelelahan, jangan sampai kurang tidur, ga boleh terlalu memforsir
pikiran, dan harus menjauhkan beban pikiran sejauh-jauhnya. Yah, karena penyakit
ini menjadi siksaan bagi penderitanya saat kambuh tiba. Bumi terasa berputar,
bergoncang, dan tubuh serasa terombang-ambing tanpa tahu kapan rasa itu akan
berhenti meskipun sudah muntah berkali-kali.
Yah,
saya mengidap vertigo sejak SD kelas 5. Meski sering kambuh tetapi saya baru
tahu nama penyakit ini ketika saya sudah di bangku kelas 2 SMA. Penyakit
vertigo saya dulu sering kambuh, terutama jika rasa lelah mendera atau kurang
tidur serta mendapat tekanan secara secara fisik dan mental yang agak
berlebihan. Dan itu menimbulkan trauma bagi saya.
Ajaibnya,
setelah menikah vertigo saya jadi jarang sekali kambuh. Terakhir kambuh seingat
saya yaitu ketika anak kedua saya lahir. Nah, saat masa-masa repot mengurus dua
batita kecil saya itulah vertigo saya memunculkan gejala akan kambuh.
Meskipun
vertigo saya sudah jarang kambuh, tetapi saya masih memiliki ketakutan jikalau
akan kambuh lagi. Sumpah, rasanya sangat menyiksa. Karena rasa sakit dan pusing
akibat dari vertigo kambuh itu sangat tidak tertahankan. Dan menghilangkan
trauma itu sangat tidak mudah. Jadi saya yang dulu sangat ambisius, pelan tapi
pasti mulai menurunkan tensi dalam mengeksplorasi diri. Sedih itu pasti, karena
saya telah menggantungkan mimpi-mimpi yang entah kapan dapat saya petik.
Tapi
itu duluuuu, karena sudah hampir 2 tahun ini saya mulai lagi berusaha meraih
mimpi-mimpi saya yang pernah saya gantungkan di langit. Meskipun tak mudah,
tetapi saya harus melawan ketakutan saya. Saya harus #BeraniLebih Bergerak, yang
konsekuensinya berarti saya harus mengurangi waktu istirahat saya, menambah
beban terhadap diri maupun pikiran saya dan itu juga berarti kemungkinan saya
menantang kambuhnya vertigo.
Bukankah
hidup ini memang penuh pilihan? Setiap kondisi yang hadir menjadi semacam
ujian. Dengan hasil akhir diketahui dari berapa banyak kebaikan yang dilakukan.
Nah, kalau saya memanjakan diri saya terus dan hanya mengurung diri dalam arti yang
sebenarnya, lantas apa yang akan saya bawa 'pulang' nantinya? Tidak ada pilihan lagi kan selain #BeraniLebih bergerak?
Yah,
saya memang harus #BeraniLebih bergerak, karena saya butuh bekal untuk
kehidupan saya yang selanjutnya. Dan itu tidak bisa saya kumpulkan jika saya
tidak menggerakkan setiap anggota tubuh saya dalam koridor memaknai dan
mensyukuri kesempatan yang diberikan-Nya. Karena saya tidak akan tahu batas
dari kemampuan saya yang sebenarnya tanpa saya mengujinya. Saya memang sedang
membenturkan diri saya tetapi saya juga menyiapkan perisainya. Untuk mengurangi
resiko kambuhnya vertigo, saya semakin menjaga pola makan dan tetap memberikan
waktu bagi tubuh untuk istirahat serta tak lupa menjaga kebersihan dan kesehatan jiwa dan
raga.
Mempunyai
masalah kesehatan bukan menjadi hambatan untuk terus bergerak maju, meluas dan
berkarya untuk kebaikan. Jadi tidak ada lagi alasan untuk hanya berdiam diri.
Biarlah penjagaan diri ini hanya oleh-Nya karena saya tetap akan bergerak
sesuai perintah-Nya.
"Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keaadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra'd:11)
FB : Dian Maretha
twitter : @DianTaqiem
Semangat Mak, semoga lekas sembuh vertigonya :)
BalasHapusMakasih banyak Mak, Semangat! ^_^
Hapusberani lebih bergerak supaya senbu ya mak
BalasHapussemoga lekas sembuu
@guru5seni8
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
iya nih mak, makasih banyak ya ^_^
Hapus