Selasa, 21 April 2015

#BeraniLebih Bergerak

Mempunyai penyakit vertigo membuat saya sering memanjakan diri sendiri. Saya sangat membatasi diri agar tidak terlalu kelelahan, jangan sampai kurang tidur, ga boleh terlalu memforsir pikiran, dan harus menjauhkan beban pikiran sejauh-jauhnya. Yah, karena penyakit ini menjadi siksaan bagi penderitanya saat kambuh tiba. Bumi terasa berputar, bergoncang, dan tubuh serasa terombang-ambing tanpa tahu kapan rasa itu akan berhenti meskipun sudah muntah berkali-kali.

Yah, saya mengidap vertigo sejak SD kelas 5. Meski sering kambuh tetapi saya baru tahu nama penyakit ini ketika saya sudah di bangku kelas 2 SMA. Penyakit vertigo saya dulu sering kambuh, terutama jika rasa lelah mendera atau kurang tidur serta mendapat tekanan secara secara fisik dan mental yang agak berlebihan. Dan itu menimbulkan trauma bagi saya.

Ajaibnya, setelah menikah vertigo saya jadi jarang sekali kambuh. Terakhir kambuh seingat saya yaitu ketika anak kedua saya lahir. Nah, saat masa-masa repot mengurus dua batita kecil saya itulah vertigo saya memunculkan gejala akan kambuh.

Meskipun vertigo saya sudah jarang kambuh, tetapi saya masih memiliki ketakutan jikalau akan kambuh lagi. Sumpah, rasanya sangat menyiksa. Karena rasa sakit dan pusing akibat dari vertigo kambuh itu sangat tidak tertahankan. Dan menghilangkan trauma itu sangat tidak mudah. Jadi saya yang dulu sangat ambisius, pelan tapi pasti mulai menurunkan tensi dalam mengeksplorasi diri. Sedih itu pasti, karena saya telah menggantungkan mimpi-mimpi yang entah kapan dapat saya petik.

Tapi itu duluuuu, karena sudah hampir 2 tahun ini saya mulai lagi berusaha meraih mimpi-mimpi saya yang pernah saya gantungkan di langit. Meskipun tak mudah, tetapi saya harus melawan ketakutan saya. Saya harus #BeraniLebih Bergerak, yang konsekuensinya berarti saya harus mengurangi waktu istirahat saya, menambah beban terhadap diri maupun pikiran saya dan itu juga berarti kemungkinan saya menantang kambuhnya vertigo. 

Bukankah hidup ini memang penuh pilihan? Setiap kondisi yang hadir menjadi semacam ujian. Dengan hasil akhir diketahui dari berapa banyak kebaikan yang dilakukan. Nah, kalau saya memanjakan diri saya terus dan hanya mengurung diri dalam arti yang sebenarnya, lantas apa yang akan saya bawa 'pulang' nantinya? Tidak ada pilihan lagi kan selain #BeraniLebih bergerak?

Yah, saya memang harus #BeraniLebih bergerak, karena saya butuh bekal untuk kehidupan saya yang selanjutnya. Dan itu tidak bisa saya kumpulkan jika saya tidak menggerakkan setiap anggota tubuh saya dalam koridor memaknai dan mensyukuri kesempatan yang diberikan-Nya. Karena saya tidak akan tahu batas dari kemampuan saya yang sebenarnya tanpa saya mengujinya. Saya memang sedang membenturkan diri saya tetapi saya juga menyiapkan perisainya. Untuk mengurangi resiko kambuhnya vertigo, saya semakin menjaga pola makan dan tetap memberikan waktu bagi tubuh untuk istirahat serta tak lupa menjaga kebersihan dan kesehatan jiwa dan raga.

Mempunyai masalah kesehatan bukan menjadi hambatan untuk terus bergerak maju, meluas dan berkarya untuk kebaikan. Jadi tidak ada lagi alasan untuk hanya berdiam diri. Biarlah penjagaan diri ini hanya oleh-Nya karena saya tetap akan bergerak sesuai perintah-Nya. 


"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keaadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri" (QS. Ar-Ra'd:11)

FB : Dian Maretha
twitter : @DianTaqiem






4 komentar:

  1. Semangat Mak, semoga lekas sembuh vertigonya :)

    BalasHapus
  2. berani lebih bergerak supaya senbu ya mak
    semoga lekas sembuu
    @guru5seni8
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus