Jumat, 24 April 2015

Menjadi Mompreneur? Ya iyalah!

Mompreneur. Keren ya kedengarannya? Yup, mompreneur ini istilah yang menggambarkan seorang ibu rumah tangga yang bekerja dari rumah. Jadi maksudnya, si ibu bekerja tetapi juga mengurus semua kebutuhan rumah tangga. Dan itu dilakukan dari rumah saja, tidak perlu pergi pagi pulang petang. 

Hmmm, membayangkannya saja sudah ribet apalagi menjalaninya. Ibu dengan tumpukan tanggung jawab harus bekerja di rumahnya. Apa ga bingung tuh memilah prioritas pengerjaan tugasnya? Lebih baik jangan dibayangkan deh, tetapi langsung dicoba saja. Dijamin seru. Dan lagi mompreneur ini sekarang memang lagi booming banget. 

Mengapa begitu? Karena ada banyak hal yang membuat mompreneur menarik sekaligus menggiurkan untuk para ibu rumah tangga, termasuk saya. Apa saja sih alasan ibu rumah tangga memilih menjadi mompreneur? Berdasarkan pengalaman sendiri dan teman ternyata ada beberapa alasan mengapa memilih menjadi mompreneur. Apa sajakah itu? Please check this out.

1. Keinginan untuk dihargai.

Setiap manusia memiliki naluri untuk selalu dihargai. Itu sudah dari lahirnya begitu.           Jadi tidak perlu malu jika merasa kurang sreg saat diri kurang dihargai oleh orang           lain. Meskipun begitu, jangan lantas menghargai diri terlalu tinggi. Secukupnya saja, sebagai motivasi diri. Seperti itu pulalah yang ada dalam hati seorang ibu yang telah merelakan keinginan pribadinya demi keluarga sehingga memilih "di rumah saja".

2. Butuh tambahan penghasilan

Kepepet oleh kondisi keuangan keluarga tak pelak membuat seorang ibu memeras otak untuk menemukan jalan keluar. Dan ... menjadi mompreneur adalah pilihan tepat. Karena tetap mendapat pemasukan tanpa harus ada lagi pengeluaran *untuk menyewa pengasuh anak atau ART misalnya.

3. Mempunyai kemampuan di atas rata-rata

Menjadi macan ternak plus ratu lebah (mama cantik dengan tugas anter anak yang berkuasa penuh terhadap kebutuhan, kondisi dan kerapihan rumah *maksa banget) memang membutuhkan keahlian. Tetapi jika kemampuan yang dimiliki jauh di atas rata-rata tentu sayang kalau tidak dioptimalkan. Nah, mompreneur dapat dijadikan pilihan. 

4. Keinginan memiliki kebebasan dalam bekerja

Bebas bukan berarti seenaknya sendiri, karena menjadi mompreneur membutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan disiplin yang tidak kalah dengan pekerja kantoran. Dan hebatnya lagi, profesi itu memaksa pelakunya untuk dapat memanajemen dirinya sendiri. Sudah kebayang kan tantangannya seperti apa? Hohoho ...

5. Ingin selalu dekat dengan anak

Semua alasan yang dikemukakan sebelumnya bermuara pada keinginan ibu untuk selalu dekat dan menyaksikan setiap detik perkembangan buah hatinya. Dan itu mustahil terjadi jika dia bekerja di kantor orang *ga di rumah maksudnya. 

Menjadi seorang mompreneur terdengar menyenangkan bukan? Eits, tapi tetap ada dong ya resiko dan tidak enaknya. Beberapa hal ini merupakan pengalaman tidak enak saya selama menggeluti profesi ini.

1. Susah memisahkan peran

Tidak jelasnya pemisahan kapan berperan sebagai ibu rumah tangga dan sebagai mompreneur membuat saya sering keki (baca: sebal). Apalagi saat suami ada di rumah karena tidak harus ke kantor, maka semakin kaburlah peran saya itu. Suatu contoh ketika saya asyik di depan laptop, dulu tidak jarang suami menegur saya hanya karena terpampang jendela facebook di laptop saya. Padahal kan saya main fb untuk update info dari berbagai komunitas yang saya ikuti. *Dan setelah saya jelaskan, suami mulai memahami aktivitas baru saya. 

Saya juga kan harus sering memantau kabar GA terbaru, lomba menulis teranyar bahkan mungkin lowongan review produk paling gresIya, karena kan juga saya sedang meniti karir sebagai writerpreneur *nulis ini sambil tutup muka, malu. Karena rajin pantau fb itulah saya jadi tahu kalau Stiletto sedang mengadakan GA. 

2. Tidak dianggap

Urusan tak dianggap bukan hanya milik grup musik Armada. Emak-emak juga sering merasakannya. Sudah capek kerja masih saja diragukan "keberadaannya". Menjadi pegawai kantoran masih menyilaukan bagi sebagian orang bahkan mungkin keluarga kita. Nah, berada di posisi ini sangat tidak mengenakkan. Dan saya dulu sering terganggu dengan itu. 

Alhamdulillah, sekarang sudah tidak terlalu pusing dengan anggapan orang lain tentang saya. Terutama yang menyangkut aktivitas. Saya hanya fokus mengerjakan apa yang seharusnya saya kerjakan, karena masalah hasil sudah bukan urusan saya.

3. Capeknya, sungguh terlalu! 

Beratnya tantangan bekerja sekaligus mengurus rumah tangga sering membuat saya keteteran sehingga berakibat pada lelah fisik dan pikiran. Satu yang pasti, itu karena saya kurang (baca: tidak) disiplin. Motivasi saya terkadang memuncak, tetapi di lain waktu menguap tanpa bekas. Hal itu biasanya terjadi saat saya dalam kondisi kelelahan akut. Dan biasanya berimbas pada emosi tegangan tinggi. Kalau sudah begini semua pekerjaan pasti menjadi berantakan dan tak berarti.

Hal tersebut membuat saya membutuhkan teman untuk meredakan kegalauan, memberikan motivasi dan bahkan menjadi inspirasi. Teman yang cerewet dan bisa marah saya sudah punya, jadi saya menginginkan yang pendiam saja hehehe. Dan buku "Sukses Bekerja dari Rumah" menjadi incaran saya untuk menjadi teman saya dalam menjalani hari-hari sebagai mompreneur. Karena tidak mudah melaluinya, sehingga saya sangat berharap dapat memiliki, membaca, memahami kemudian mengamalkan apa-apa yang diutarakan dan dijelaskan penulis dalam buku ini. Boleh ya kakak bukunya buat saya ... *sambil kedip-kedip sok imut.


Kaver buku incaran








6 komentar:

  1. sukaaa tulisan ini.. benerrr perempuan itu luar biasa ya energinya.. *_* Alhamdulillah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terima kasih banyak Mak. Iya memang perempuan kan sebenarnya makhluk yang punya multitalenta, ga kalah deh sama Agnez Mo ^_^

      Hapus
  2. Keren banget, :) padahal banyak sekali yang harus dikerjakan oleh ibu rumah tangga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ibu rumah tangga umumnya sudah terbiasa mengerjakan banyak pekerjaan sekaligus. Makasih banyak sudah mampir ^_^

      Hapus
  3. jadi mompreneur memang banyak banyak tantangannya ya, tapi bisa tetap mengutamakan keluarga ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mak, makanya sekarang banyak ibu yang memilih profesi ini. Makasih banyak sudah mampir ya mak ^_^

      Hapus