Sudah ba’da Ashar, dan belum ada satu tulisan pun
untuk hari ini. Padahal sudah niaaat banget harus buat tulisan minimal 1 dalam
1 hari. Hehehe. Sebenarnya banyak ide berseliweran tetapi kabur seiring derap
langkah kakiku menyusuri jalanan panjang siang ini.
Ah tidak boleh menyalahkan apapun dan siapapun. Salah
sendiri, kenapa tadi tidak menuliskan ide-ide itu meski harus setengah berlari
memburu “kepastian”, meski harus tetap pegang setir. “Gawat! Jika sampai hari
ini bolong, tidak membuat satu tulisan pun. Pasti bakalan merembet di hari-hari
berikutnya.” begitu pikirku.
Coba ubek-ubek blog teman-teman blogger. Sapa tahu ada
ide nyantel di kepala setelah baca tulisan teman-teman yang lain. Yang ada
malah asyik membaca karya para blogger yang keren-keren bgt.
Selama 2 hari ini, disela-sela kegiatan ku yang
lumayan padat. Hehehe sengaja dipadet-padetin, supaya terbiasa. Siapa tahu
suatu saat nanti, aku jadi penulis yang sudah pandai menulis. Sehingga banyak
penerbit yang ingin aku menulis buku untuk mereka. Hahaha ngarep betuull! Nah
sekarang latihan dulu jadi orang sibuk, supaya saat benar-benar sibuk nantinya,
aku sudah tidak kaget lagi. Halah iki opo J
Saya ulangi, selama 2 hari ini saya menemukan blog
teman-teman blogger yang super keren sampai tidak sampai hati saya untuk
menutup halaman blognya. Aiihhh segitunya…hehehe. Betul! Beneran! Saya sampai
bingung mau baca yang mana dulu, saking semuanya bagus-bagus banget.
Ya! Tulisannya itu lho keren abiisss. Memang beliau-beliau
ini sepertinya sudah lama malang melintang di dunia penulisan. Terbukti dari
banyaknya karya berupa buku, artikel dan pengalamannya yang aduuuhh bikin
geregetean!
Kok bisa ya ada orang dengan kemampuan yang memikat
seperti itu? Sejak kapan dia menyadari mimpi dan kemampuan meraih mimpinya tersebut?
Terselip sedikit iri (sedikiiiit aja kok hehehe).
Setiap orang memang harus punya mimpi. Termasuk aku.
Cuma aku (sepertinya) agak tidak peka terhadap mimpiku sendiri. Aku termasuk
yang easy going. Apa yang ada di
depanku yang jalani aja. Toh semua sudah diatur oleh-Nya. Itu yang selalu
kupikirkan dan sedikit banyak mempengaruhi cara pandangku mengenai mimpi.
Hehehe
Dari kecil hingga menginjak waktu kuliah sebenarnya aku
termasuk anak yang mendapatkan kebebasan dalam menentukan masa depan. Alias dari
dulu sebenarnya aku sudah dituntut peka terhadap mimpiku.
Tapi tetap saja, aku jalani saja apa yang ada
didepanku. Prinsipku sampai sekarang ya cuma satu, yaitu bertanggung jawab dan
menyelesaikan yang menjadi kewajibanku saat itu. Tidak neko-neko. Tapi hasilnya
ya begini, jadi kurang sensitif dan kurang bergairah mengejar mimpi.
Sebenarnya apa yang disebut dengan mimpi? Bagaimanakah
mimpi tersebut dihubungkan dengan bakat seseorang? Bagaimana agar seseorang
dapat menyadari mimpi terbesarnya? Hhhhhh banyak sekali yang ingin kuketahui.
Dari kecil hingga mau masuk kuliah, aku masih belum
sadar betul apa-apa yang ingin kucapai berdasarkan keahlianku. Bahkan mungkin
aku juga tidak tahu apa saja kemampuan yang kumiliki. Ataukah aku tidak
mempunyai kemampuan? (Halah lha kok jadi negative begini mikirnya? Lupakan!) Semua
yang terjadi kuanggap sudah menjadi takdir. Dan aku tinggal menjalaninya.
Dulu selepas SMP sebenarnya bapak sudah membuka jalan
mimpiku dengan menawarkan beberapa sekolah lanjutan atas untuk kupilih. Saat
itu bapak menyodorkan beberapa pilihan SMA dengan beberapa konsekuensi yang
menyertai.
Saat itu bapak memberi dua pilihan awal. Aku disuruh
memilih untuk melanjutkan sekolah di sekolah kejuruan atau di sekolah menengah
umum. Bapak menjelaskan menurut sepengetahuan beliau “Jika kamu ingin
melanjutkan kuliah maka pilihlah SMU, jika kamu pingin segera bekerja maka
ambil yang SMK.”
Dulu entah informasi yang sampai ke bapak “hanya” itu,
ataukah memang masuk SMK tidak bisa lanjut kuliah. Tapi itu menjadi dasar
pilihan pertamaku untuk masa depanku. Aku memilih masuk di SMU. Alasanku tentu
saja karena aku ingin kuliah. Mumpung orang tua masih mampu membiayaiku, maka
aku ingin sekolah seeeetinggi-tingginya. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar