Hingga hari ini, sudah tak terhitung berapa kali jarum
suntik memasukkan obat ke dalam tubuhnya. Sudah berapa banyak dosis obat yang
ditelannya. Karena sejak dua tahun yang lalu, aroma rumah sakit telah akrab di
indera penciumannya. Lara itu telah mengakrabkannya dengan semua aroma
kesakitan dan penderitaan. Mendengar namanya saja sudah sangat menyakitkan.
Apalagi harus menghadapi dengan tubuh mungilnya.
Ya! Penyakit kanker itu telah menggerogoti tubuhnya
sejak dia belum mengerti arti sakit. Sejak dia masih berusaha mengenal isi
dunia ini. Sejak dia baru berusaha menjejakkan kaki mungilnya di sini. Bahkan sejak
dia belum bisa berteriak “Tuhan, mengapa harus aku? Mengapa harus penyakit ini
yang kuderita?” Karena tak ada pilihan dan hanya bisa diam, merasakan sakitnya.
Tangisnya tak berbeda dengan anak-anak sehat lainnya.
Senyumnya bahkan menyiratkan keteguhan dan perjuangan. Luka di dalam tubuhnya
tersamurkan oleh riang dan canda tawanya. Semakin memiriskan mata hati semua
jiwa di sekelilingnya, diiringi deraian tangis orang tuanya. “Biar aku saja
yang menggantikan anakku Tuhan! Mereka masih terlalu kecil untuk menanggungnya.”
Sambil terisak, tergugu, tak berdaya menerima kenyataan pahit.
Fakta miris menyebutkan bahwa dari sekitar 16 juta
pasien, 11.000 orang diisi oleh anak-anak. Berita menyedihkan lainnya
adalah penyakit yang sangat ditakuti ini tidak hanya menyerang keluarga berada,
keluarga yang tidak mampu pun tak bisa mengelak darinya. Himpitan ekonomi
membuat mereka semakin sesak, tidak dapat bergerak. Lantas bagaimana mereka
akan mencari jalan dan celah sempit untuk menyembuhkan anaknya? Jika mencari
sesuap nasi pun, harus mereka lalui dengan susah payah. Jika nama penyakit yang
diderita anaknya masih asing di telinga mereka. Entah apa yang ada di benak
mereka?
Bukan!!! Bukan berarti Tuhan tidak adil. Bukan pula
berarti Tuhan tidak menakar kemampuan hamba-Nya! Karena Dia yang paling tahu.
Ya! Dia yang Maha Tahu. Dia memberikan cobaan untuk menitipkan kemudahan di dalamnya.
Memberikan sakit untuk menitipkan berbagai macam obat dan jalan penyembuhannya.
Memberikan berbagai kebuntuan untuk membuat manusia semakin kaya jalan
keluarnya. Tak ada yang sia-sia.
Jikalau jiwa itu rapuh, maka kekuatan doalah
penyembuhnya. Saat merasakan kehilangan, menerima kenyataan melalui wujud
kesyukuran akan lebih membahagiakan. Senantiasa berjuang untuk mewujudkan
impian adalah kebaikan. Dan menerima ketentuan dengan senyuman betapa pun
pahitnya, memang tak akan mengurangi kadar pahitnya. Tetapi senyuman itu membuktikan
bahwa kau mampu. Kau pasti mampu. Menjalani dan melewatinya menuju gerbang
batas kebahagiaan yang sebenarnya.
Berjuta pasang mata yang menyaksikan deritamu, tak
akan tinggal diam. Berusaha mengulurkan tangan untuk meraih tangan mungilmu dan
mengajak kalian keluar dari sana. Berusaha menemukan jalan yang terbaik untukmu
dapat keluar dari lorong panjang itu. Berbagai macam pengobatan ditawarkan untuk
dapat meringankan beban. Karena penyakit ini, bukan saja menyakiti penderita
tetapi seluruh hati yang mendengarnya. Salah satu uluran tangan itu adalah Ronald McDonald House Charities (RMHC).
RMHC hadir dengan misi yang mulia, yaitu menciptakan,
menemukan dan mendukung program-program yang secara langsung meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan anak di seluruh dunia. Untuk mewujudkan misinya
tersebut, yayasan ini melakukan berbagai macam program, diantaranya yaitu
Ronald McDonald Care Mobile, Ronald McDonald Family Room dan Ronald McDonald
House.
Kita pun bisa meringankan beban mereka dengan berbagai
cara. Berbagai wadah tersedia untuk menampung bantuan dan kepedulian kita. Kita
bisa mewujudkannya melalui www.stripesforlove.com.
Peran serta kita akan sangat membantu dan menguatkan mereka. Dan mengatakan
pada mereka “Kau pasti bisa, karena kau mampu!”
Sumber Bacaan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar