Pagi ini Mumun dan Maman sedang sarapan bersama. Kebetulan hari
ini mereka sarapan tanpa anak-anak. Karena anak-anak sudah berangkat sekolah.
Mumun yang memang senang caper (cari perhatian) dan sedikit menthel (centil) senantiasa mencuri-curi
kesempatan untuk bermanja-manja dengan suaminya. Dan pagi itu sepasang suami
istri itu makan bersama sambil tentunya ngobrol santai.
"Pah, Mamah pernah dengar nanti kalau kita sudah meninggal,
jika kita tinggal di surga maka istri akan ditemani oleh suaminya yang
terakhir. Maksudnya laki-laki yang terakhir menjadi suami itulah yang
akan menemani sang istri di surga." Mumun berusaha menjelaskan.*entah
dapat ilmu dari mana Si Mumun* Tapi yang jelas Mumun bercerita dengan semangat.
"Kalau begitu Mamah tidak akan menikah lagi jikalau Papah
meninggal duluan. Supaya kalau Mamah udah meninggal dan boleh tinggal di surga
Mamah dapat ketemu Papah lagi." Lanjut Mumun sambil senyum-senyum ga
jelas.
Maman yang dari tadi asyik menikmati sayur bayam kesukaannya,
langsung menoleh ke istrinya,
"Yah Mamah ..., kalau Papah di surga Papah pasti sudah
ditemani bidadari-bidadari bermata jeli. Kalau udah gitu ngapain Papah musti
nyari Mamah." Kata suaminya dengan muka tengil.
Mak jleb! Jawaban yang tak disangka keluar dari mulut suaminya,
Meski Mumun tahu persis bahwa suaminya adalah tipe laki-laki yang gengsi
setengah mati, tetapi Mumun tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti itu.
Mumun tentu saja jadi keki. Harapannya untuk dapat kata-kata cinta dari
suaminya, atau minimal gombalan lah, ternyata berujung perasaan yang ga enak.
Rasanya seperti ABG yang baru saja menyatakan cinta pada pujaan hatinya lalu
mendapatkan penolakan.
Ya ampuun ... Mumun yang dulu menolak para pemujanya, sekarang justru mengalami hal yang sama. "Apakah ini yang disebut karma? " Rintih Mumun dalam hati.
Tapi bukan Mumun namanya, kalau lantas ngambek atau marah-marah kepada
suaminya, Mumun justru menanggapi ocehan suaminya tersebut dengan gelak tawa.
Padahal sebenarnya Mumun tak tahu apa yang membuatnya tertawa. Dan obrolan pagi
itu tetap berakhir dengan penantian bagi Mumun.
Kasihan Si Mumun ... . Yang sabar ya Munnn ..., jangan patah
semangat untuk mendapatkan ucapan cinta dari Maman. Semangat!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar