Rabu, 08 November 2023

Rahasia! Jangan bilang-bilang ya...

Pernah gak merasa menyesal setelah menceritakan sesuatu mengenai diri kita kepada orang lain? Kalau saya sering merasa begitu. Saya adalah seorang yang lebih suka kesendirian, orang-orang jaman sekarang sering menyebutnya sebagai introvert. Dan saya memang sangat nyaman dengan kesendirian saya. Meskipun begitu saya juga bukan orang yang sama sekali tidak mau bergaul dengan orang lain. Cuma ya…selayaknya introvert pada umumnya saya sering merasa kagok dan cepat kehilangan energi saat berada di keramaian yang mengharuskan saya untuk terus “on”. Tetapi semakin bertambahnya umur tentu ada tuntutan untuk bisa berbasa-basi kan ? Nah, kondisi berbasa basi ini lama-lama beneran basi kalau menurut saya, hehehe…. Saya sampai kehabisan bahan obrolan hingga kadang sangking bingungnya mau ngomong apa, saya malah banyak membuka hal-hal yang sepertinya tidak pas untuk diceritakan. Dan ini biasanya baru saya sadari di perjalanan pulang atau ketika sampai di rumah. Saya sering berusaha mengingat kembali apa saja yang telah saya omongkan atau lakukan. Hal itu demi memastikan yang saya lakukan tidak menyinggung orang yang diajak bicara. Dan baru sadar kalau sepertinya yang saya bicarakan tadi agak berlebihan, hal-hal yang seharusnya cukup saya simpan sendiri malah tanpa sengaja terbagi. Lalu kalau sudah begitu saya biasanya bedoa ‘’Semoga teman yang saya ajak bicara tadi lupa dengan apa yang saya katakan.’’ Hehehe.

Nah kebetulan ketika saya menonton youtube ada pembahasan mengenai ini. Di sini akan saya bagi dan coba elaborasi berdasarkan cara pandang saya. Beberapa hal yang sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain yaitu:

  • Mimpi besar

Setiap kita pasti memiliki Impian yang ingin sekali diwujudkan. Saya pernah melakukan hal ini sebelumnya, yaitu saat saya mempunyai suatu keinginan maka saya akan diam dan diam-diam berusaha mewujudkannya. Dan pada saat itu rasanya sangat nikmat hehehe. Lalu perjalanan hidup dengan bertemu banyak orang pandangan saya tersebut sempat berubah. Saya pernah mendengar jika punya keinginan ceritakan pada orang lain dengan tak lupa meminta doa pada orang tersebut. Iya, tidak ada yang salah dengan nasihat tadi dan saya memang pernah melakukan hal tersebut. Tetapi beberapa peristiwa lain telah membawa saya Kembali pada nasihat awal yaitu untuk merahasiakan mimpi besar saya. Saya memilih untuk merahasiakan mimpi besar saya karena beberapa pertimbangan diantaranya yaitu saya tidak cocok dengan menjadi orang yang sering menceritakan mimpi besar kepada orang lain karena biasanya setelah saya menceritakannya kok saya jadi tidak semangat seperti sebelumnya. Mimpi yang belum tercapai hanya itu menjadi tidak menantang lagi karena sudah diceritakan. Kok seolah-olah sudah kehabisan energi untuk meraih mimpi itu dan tidak bersemangat lagi dalam mewujudkannya. Dan kalaupun saya tetap bersemangat setelah menceritakan mimpi saya tersebut, hal jelek lain yang muncul yaitu saya menjadi tidak fokus karena tujuan saya bukan lagi Impian saya tetapi bercabang menjadi ingin mendapat pengakuan juga. Lalu ada juga nasihat tambahan supaya tidak menyebarkan mimpi besar adalah karena dikhawatirkan ada Sebagian yang mendengar malah tidak suka dan menjadi penghambat kita dalam meraih Impian tersebut.

  • Kebaikan

Kebaikan juga sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain. Tentu saja alasan utamanya agar tidak mengurangi pahala kebaikan itu sendiri. Dan lagi menceritakan kebaikan kita kepada orang lain juga akan menjadikan orang yang mendengar risih dengan cerita kita. Risih gak sih teman-teman? Kok kalau saya risih ya kalau mendengar orang menceritakan kebaikannya. Saya merasa aneh saja kalau mendengar orang yang sangat senang menceritakan kebaikannya, sekali dua kali bisa lah diterima, tapi kalo keseringan ya bisa Lelah juga saya. Loh saya malah ragu dengan perasaan saya sendiri, ini saya sedang risih karena ada kejanggalan kejadian atau memang dasar sayanya saja yang tidak suka temannya berbuat kebaikan ya? (kok saya malah jadi mikir sendiri) Waduh segera tobat deh mak hehehe. Tetapi menurut nasihat tadi sebaiknya kita tidak terlalu mengumbar hal-hal baik yang telah kita lakukan, takut jadi kebiasaan juga mak. Kalau keterusan malah jadi riya’ kan? Hehehe.

  • Hubungan dengan pasangan

Hayo siapa yang kalau lagi nongkrong sama teman-teman suka kelepasan bicara? Gak sengaja ternyata kok malah sampai membicarakan hal-hal pribadi seperti bercerita tentang hubungan kita dengan pasangan. Memang seru ya mak ghibahin pasangan sendiri. Eits, tapi ternyata ini gak boleh diteruskan loh mak. Baik itu cerita manis dan romantic maupun cerita penuh tangis tetap sebaiknya tidak dengan mudah kita menceritakan pada orang lain. Menceritakan hal-hal baik mengenai pasangan rawan menyebabkan iri dan menceritakan hal-hal buruk rawan menambah dosa kita ke pasangan. Saya kadang masih keceplosan juga sih, ya gimana lagi Namanya juga asyik ngobrol eh, gak Taunya kok obrolannya semakin jauh. Mulai sekarang saya akan mencoba berhati-hati agar tidak mudah menceritakan hubungan saya dengan suami ke orang lain meskipun itu teman sendiri.

  • Saldo rekening

Heits, saldo rekening cukup saya dan Tuhan saja yang tau ya mak. Tak perlu lah kau bagi sedu sedan itu hehehe…. Apa pula sih alasan membagikan dan menceritakan isi saldo rekening kepada orang lain? Saya beneran tanya nih hehehe. Soalnya saya beneran gak paham mengapa ada orang yang gemar membagikan jumlah rekening saldonya kepada orang lain. Yang beberapa kali saya lihat ya hanya artis yang melakukan itu. Dan itu kan biasanya dilakukan oleh artis untuk mencari dan membuat berita. Kalau untuk orang biasa seperti saya sepertinya tidak ada sih. Atau memang beneran ada? Sebaiknya jangan ya mak, simpan saja isi saldo rekeningmu sendiri ya. Saran saya kalau mau bagi-bagi jangan nanggung, mosok Cuma berbagi info isi saldo tetapi sekalian bagiin uangnya kepada orang-orang yang membutuhkan hehehe.

  • Kelemahan

Memang berpura-pura kuat itu melelahkan, tetapi menampakkan kelemahan kepada orang lain juga bukan hal yang layak dilakukan. Menurut nasihat tadi sebaiknya kita tidak menampakkan kelemahan kita kepada orang lain. Mengapa kelemahan sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain? Karena menceritakan kelemahan kita sama berbahayanya dengan menceritakan kebaikan kita. Dan jika ada yang tidak suka dengan kita akan menggunakan kelemahan kita itu sebagai senjata untuk melawan kita. Saya pernah mendengar nasihat dari KH. Maimun Zubair atau yang biasa disapa Mbah Moen yang bunyinya begini ‘’Kudu wani ngetoke gagah senajan neng ati rasane kudu nangis (Harus berani tampil kuat meski sebenarnya pingin nangis).’’ Kita tetap bisa meluapkan segala rasa, unek-unek dan sisi-sisi lemah kita lewat tulisan atau doa-doa panjang kita. Hal itu jauh lebih aman dari pada menceritakannya pada orang lain.

  • Masalah keluarga

Siapa sih dari kita yang tidak pernah memiliki masalah di keluarga? Pasti semuanya pernah kan, ada sedikit salah paham dan ketidaksesuaian dengan anggota keluarga kita. Tetapi seberat dan sebesar apapun masalah yang kita hadapi sebaiknya tidak dengan mudah kita umbar kepada teman atau orang lain atau malah di sosial media. Menceritakan masalah keluarga itu seperti kita sedang menceritakan aib kita sendiri loh. Jadi jika sudah sangat tidak kuat menanggung sendiri dan ingin bercerita pastikan kita bercerita pada orang yang benar-benar bisa dipercaya atau kalau belum menemukan yang dipercaya ya memang mau tidak mau harus ditelan sendiri semua rasa itu. Dan kalau saya memang lebih memilih memendamnya sendiri, mengadukan pada Tuhan atau bercerita lewat tulisan. Lebih asyik begitu kan?

Nah itu tadi beberapa hal yang sebaiknya tidak kita ceritakan kepada orang lain. Semoga ada manfaat yang bisa diambil. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar