Kamis, 29 Januari 2015

Teman Sejati


“Apakah salah jika aku melawan arus ini? Apakah salah jika aku berjalan ke arah yang berbeda dengan mereka?” Suara wanita itu terdengar bergetar, seakan sedang menahan runtuhan tembok pertahanan yang selama ini dibangun di dalam hatinya. Hatinya benar-benar sedang rapuh. Perjalanan, pencarian dan bahkan kesetiaannya pada sesuatu yang diyakininya sedang dirasa sangat melelahkan hingga memaksanya untuk mengeluarkan isi hatinya.

“Aku sangat lega mendengar itu darimu, karena aku yakin kau pasti sangat lelah. Selalu kutunggu kalimat yang baru saja kau ucapkan itu, hingga pernah ku berpikir apakah kau terlalu sombong untuk mengakui kegelisahanmu.”

Ah, kalimat laki-laki itu tidak menjawab pertanyaannya…(emmmm tapi sepertinya memang pertanyaan itu tidak butuh jawaban, mungkin wanita itu merasa tidak sanggup lagi menahan himpitan di dalam hatinya seorang diri. Ya…wanita itu hanya sedang ingin berbagi beban saja..)

Meskipun begitu, wanita yang masih menunduk itu memahami sesuatu bahwa dia tidak sendiri. Kelegaan mulai menyusup di dadanya, beban yang selama ini dipendamnya sendiri kini telah terasa lebih ringan karena lelaki yang kini menjadi suaminya telah meyakinkannya bahwa teman sejati itu benar-benar ada.. Diantara gemericik gerimis dihatinya, sayup-sayup terdengar alunan nasyid “Teman Sejati”…

“Selama ini kumencari-cari teman yang sejati

Buat menemani perjuangan ini

Bersyukur kini padamu Ilahi

Teman yang dicari selama ini telah kutemui…

#sepenggal kisah seorang teman

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar