Kamis, 08 Januari 2015

Semuanya kumulai dengan mimpi


Bermimpilah maka kau akan meraihnya. Itulah yang saya rasakan sekarang. Banyak hal dalam hidup saya yang saya peroleh berawal dari mimpi-mimpi saya. Mungkinkan mimpi bisa disebut sebagai cita-cita? Sepertinya begitu, karena mimpi menyebabkan seseorang tersebut mempunyai kekuatan untuk dapat meraih impiannya tersebut. Sama dengan cita-cita yang apabila tersemat dalam dada, menyebabkan raga mampu menghadapi berbagai rintangan yang menghambat pencapaian cita-citanya tersebut.

Apa yang saya impikan tidak semuanya terucap dikala itu. Hanya saja semua mimpi itu memang terpatri dalam dada saya dan tanpa saya sadari senantiasa menjadi kekuatan saya menapaki hari. Hingga pelan tapi pasti satu persatu mimpi saya terwujud. Mimpi-mimpi itu membuat rangkaian doa dalam setiap hela nafas dan aliran darah saya. Sehingga tanpa saya sadari setiap saat saya telah merengek pada Sang Kuasa untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya itu.

Ketika masih sebagai kanak-kanak, saya tidak pernah dengan lugas bisa menjawab apa cita-cita saya. Saya hanya menjawab dengan mengekor jawaban teman-teman saya waktu itu. Ketika masa itu populer seorang anak perempuan menjadi dokter maka saya akan menjawab cita-cita saya sebagai dokter meski jawaban itu sebenarnya tidak keluar dari hati hehehe... Bahkan ketika saya harus memilih untuk masuk SMA atau SMK (Sekolah kejuruan) tak juga mampu memunculkan gairah terbesar dalam hidup saya, meski pada akhirnya saya tetap memilih untuk melanjutkan pendidikan di SMA. Pada saat itu alasan saya sederhana saja, saya ingin kuliah mumpung orang tua masih mau dan mampu membiayai.

Mimpi yang muncul karena ketidakpuasan saya terhadap apa-apa yang saya temui disekeliling saya ternyata tersimpan sangat rapi dalam dinding hati dan pikiran saya. Hingga yang saya lakukan hanya satu yaitu melakukan yang terbaik yang menjadi tanggung jawab saya.

Hingga akhirnya mimpi-mimpi yang terlambat saya sadari itu terwujud satu per satu. Dan mimpi pertama saya yang terwujud adalah saya kesampaian membangun keluarga yang saya impikan selama ini. Keluarga yang didalamnya diliputi semangat berjuang dan saling memperbaiki dan dipimpin oleh seorang imam. Impian saya yang lain adalah saya kesampaian melanjutkan sekolah saya hingga ke jenjang S2, suatu hal yang tidak pernah saya bayangkan dapat terwujud. Dan mimpi saya yang sudah saya sadari dan sedang saya ukir sekarang adalah mempunyai sebuah usaha yang menjadi bekal saya di dunia dan di akhirat dan sudah terwujud untuk selalu dikelola. Dan tentu yang merupakan mimpi sekaligus menjadi terapi jiwa saya adalah menulis.
Saya adalah seorang ibu rumah tangga dengan segudang mimpi dan pelan-pelan mulai terwujud. Semuanya itu benar-benar saya mulai dengan bermimpi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar