Kamis, 21 Desember 2023

Banyak Gerak, Banyak Gagal?

 “Would you like me to give you a formula for success” It’s quite simple, really: Double your rate of failure. You are thinking of failure as the enemy of success. But it isn’t at all. You can be discouraged by failure or you can learn from it, so go ahead and make mistakes. Make all you can. Because remember, that’s where you will find success.” –Thomas J. Watson

Pernah merasa gak dulu waktu kecil orang tua sering memarahi kalau kita melakukan kesalahan, baik karena disengaja ataupun tidak. Disadari atau tidak ternyata hal itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan keberanian seseorang untuk bergerak. Pasti diantara kita sering mendengar atau mengucapkan kepada anak-anak kita:

“Jangan banyak tingkah, mbok yang anteng gitu lho.”

“Dari tadi kok gak bisa diem, malu diliat orang.’’

Ternyata dampak dari kalimat-kalimat larangan yang sering dilontarkan kepada anaknya yang “banyak tingkah” sangat berpengaruh saat dewasa. Cap bahwa banyak gerak itu sering menimbulkan masalah dan itu terstigma tidak baik, menyebabkan kita takut untuk bergerak yang kemungkinan besar akan menghadapi banyak masalah. Seolah menjadi keyakinan bersama bahwa lebih enak diam saja dan lebih mudah terhindar dari masalah. Janga pernah coba-coba deh dari pada kamu sendiri yang repot. Kurang lebih intinya begitu. Menghadapi masalah seolah dianggap sebagai masalah jadi lebih baik menghindari masalah. Caranya bagaimana ? Ya caranya dengan lebih banyak diam. Begitu kira-kira solusi mudahnya.

Padahal semakin banyak diam, semakin tidak ada pengalaman. Pengalaman itu bisa berupa pengalaman baik ataupun buruk. Tetapi kalau kita tidak mencoba melakukan sesuatu maka sudah pasti kita tidak akan mendapat pengalaman apa pun. Dan lagi salah satu sifat dasar makhluk hidup adalah bergerak. Jadi bagaimana mungkin sepanjang hidup kita tidak mau bergerak hanya karena takut melakukan kesalahan.

Padahal kalimat motivasi di awal tadi sudah jelas bahwa kunci sukses adalah dengan sering menemui kegagalan dan kesalahan. Ada kemungkinan kamu akan terpuruk karenanya, tetapi kamu juga bisa belajar banyak dari berbagai kegagalan yang kamu temui itu. Dan hal itu hanya akan kamu dapati saat kamu mau melakukan seseuatu. Lakukan sesuatu sebaik yang kamu bisa, sebanyak yang kamu mampu. Semakin banyak kamu melakukan sesuatu berarti semakin banyak pengalaman yang akan kamu temui. Pengalaman baik atau buruk itu tetap merupakan pelajaran bagi setiap orang yang mau mengambil pelajaran. Dan pengalaman baik juga tidak akan menjadikan apa-apa saat di tangan orang yang salah memaknainya.

Lalu bagaimana cara supaya kita lebih berani bergerak dan melakukan sesuatu?

  • Diam artinya menganggur dan itu merusak

Sudah banyak motivasi yang membagikan betapa menjadi diam itu sangat merusak. Ibarat air apabila ia hanya diam dan menggenang maka banyak keburukan yang bisa ditimbulkannya. Di dalam air yang menggenang itu sering sebagai sarang jentik nyamuk dan air yang menggenang akan membuat lapuk sekitarnya dan merusak. Air yang benda mati saja kalau tidak bergerak bisa sangat merusak, lantas kita, manusia, yang merupakan makhluk hidup dengan sifat dasarnya bergerak, akan jadi seperti apa jika kita hanya berdiam diri saja?

  • Bergerak untuk suatu keberkahan

Seperti nasihat dari seorang guru mengenai banyaknya keberkahan yang akan diperoleh dari aktivitas bergerak. Tentu bergerak yang dimaksud di sini adalah semua yang dilakukan dalam bentuk dan tujuan kebaikan. Pergerakan yang bertujuan dan dengan cara yang tidak baik maka tidak bisa mengharapkan keberkahan di dalamnya. Diam identik dengan malas dan bergerak sangat mengisyaratkan sifat rajin dari yang melakukannya.

  • Apa yang kau tanam maka itu yang akan kau tuai

Sebuah pepatah lama ini mengajarkan untuk terbiasa berproses untuk mencapai tujuan. Jika proses yang dilakukan terkait dengan hal-hal baik maka kemungkinan besar yang dituai adalah kebaikan juga. Ada yang mencontohkan jika kita menanam padi maka memang akan tumbuh rumput, tetapi jika kita menanam rumput kecil kemungkinan padi akan tumbuh di situ. Seperti inilah biasanya kehidupan bekerja. Menanam hal baik bukan berarti tidak akan menemui hal-hal yang kurang baik, tetapi jika kita hanya menanam hal-hal buruk maka yang akan kita panen tentu saja hanya keburukan saja.

  • Tak ada yang dapat mengubah nasib suatu kaum kecuali dirinya sendiri

Dalam salah satu ayat di al Quran juga sudah disinggung bahwa jalan untuk mengubah nasib adalah dengan mengusahakan perubahan itu. Jika suatu perbaikan sudah diusahakan maka akan ada kebaikan yang didapat, tetapi jika tidak melakukan apa-apa besar kemungkinan kita juga tidak memperoleh apa-apa.

  • Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah

Lalu mungkin ada yang berpikir bahwa kalau memang rejeki tidak akan ke mana-mana. Ya, itu juga masuk akal. Tetapi ternyata sudah diterangkan oleh nabi bahwa tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Seseorang yang memberi lebih baik dari seorang peminta-peminta. Bagaimana orang itu bisa memberi jika tidak mempunyai apa-apa yang bisa dibagi? Oleh karena itu bergerak, mengusahakan sesuatu adalah suatu bentuk pemantasan diri bahwa diri ini layak untuk mendapatkan yang lebih. Lalu dari kelebihan yang dimiliki tersebut aktivitas tangan di atas bisa dilakukan.

Jika sudah sangat banyak kalimat motivasi dan pepatah yang mengajarkan pentingnya untuk berkarya dan berdaya, lalu mengapa masih banyak kita yang enggan bergerak, dan justru lebih senang bermalas-malasan. Berikut saya rangkum dari beberapa sumber untuk kita pelajari:

  • Tugas dan kewajiban yang tidak jelas

Pernah gak melihat atau mungkin diri sendiri yang merasa malas melakukan sesuatu karena tidak adanya kejelasan tugas dan tanggung jawab? Beberapa pemilik usaha melakukan introspeksi setelah mengetahui karyawannya bermalas-malasan. Dan jawabannya ternyata bukan semata-mata karena mereka malas bekerja, tetapi karena tidak ada kejelasan tugas dan kewajiban (jobdesk). Seseorang yang merasa keberadaannya tidak terlalu dibutuhkan juga akan menjadi lebih malas dari pada orang yang tahu bahwa keberadaan dirinya sangat dibutuhkan. Untuk menghindari ketidakjelasan tugas dan kewajiban maka salah satu cara yang bisa dilakukan adalah membuat penjelasan rinci mengenai apa saja yang harus dikerjakan setiap hari dan ditegaskan dengan membuat jadwal kegiatan.

Penjabaran tugas dan kewajiban ini juga sangat penting untuk dipraktikkan untuk diri sendiri. Saya pribadi juga memperoleh banyak manfaat dari melakukan penjadwalan kegiatan apa saja yang harus dilakukan setiap harinya. Jadwal yang saya buat tentu saja berisi tugas yang harus diselesaikan setiap hari dan dilengkapi dengan alokasi waktunya. Sebelum saya menggunakan jadwal harian, sebanyak apa pun pekerjaan tidak terasa hingga kadang menyebabkan malas karena merasa tidak banyak yang akan dikerjakan. Ternyata setelah dirinci beserta kebutuhan waktunya sangat terlihat jelas beban pekerjaan yang harus diselesaikan. Mengetahui dan menakar beban pekerjaan kita membuat semangat untuk segera menyelesaikannya.

  • Target yang terlalu banyak atau terlalu tinggi

Membuat target terhadap apa-apa yang ingin dicapai tentu sangat penting, tetapi jika target yang dibuat terlalu tinggi yang terjadi justru sebaliknya karena target yang terlalu tinggi itu akan membuat pikiran tidak fokus, kesulitan mengurai pekerjaan menjadi langkah-langkah yang akan diambil dan malah bingung mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

  • Tidak tertarik/ tidak menguasai bidang itu

Sepenting apa pun pekerjaan itu kalau kita tidak memiliki ketertarikan di bidang itu tentu akan tetap malas melakukannya. Untuk hal-hal yang kita memiliki ketertarikan pasti tanpa disuruh akan kita lakukan bahkan sampai lembur-lembur juga tidak masalah bukan? Tetapi sebaliknya pada hal-hal yang sama sekali tidak kita sukai maka tidak ada motivasi untuk mengerjakannya dan akan mencari berbagai alasan untuk menghindari pekerjaan atau tugas tersebut.

Penyebab munculnya rasa malas adalah karena kita tidak/belum menguasai bidang itu, sehingga menimbulkan perasaan takut. Berat rasanya melakukan sesuatu yang kita tidak mempunyai kompetensi di dalamnya dan ujung-ujungnya menunda-nunda pengerjaan tersebut. Semangat langsung hilang saat kita dihadapkan pada sesuatu yang asing bagi kita. Antara takut memulai dan takut melakukan kesalahan. Padahal sebenarnya bayangan ketakutan ini belum tentu menjadi kenyataan. Mungkin setelah dicoba dan ditekuni, meski tidak mudah, akan ada titik terang dan sedikit pengetahuan dalam pekerjaan tersebut. Setelah memahami pekerjaan dan bagaimana cara menyelesaikannya kemungkinan besar semangat juga akan muncul.

  • Tidak ada tujuan yang jelas dari aktivitas yang akan dilakukan

Penyebab seseorang malas melakukan suatu hal yaitu karena dia tidak tahu apa maksud dari aktivitas yang akan dilakukannya tesebut. Apa manfaat yang bisa diperoleh jika melakukan hal tersebut. Memang sudah watak manusia bahwa dia akan bersemangat melakukan sesuatu yang mempunyai manfaat langsung untuknya. Jadi kegiatan yang dirasa tidak memiliki manfaat langsung pasti sebisa mungkin akan dihindari. Mengetahu tujuan dari setiap kegiatan yang dilakukan sangat penting agar lebih bersemangat dalam mengerjakannya. Misalnya kita belajar Bahasa Inggris untuk supaya bisa melanjutkan sekolah ke luar negeri, kita belajar masak agar bisa membuka usaha catering dan lain sebagainya. Dengan memvisualisasikan tujuan di pikiran kita maka akan terlihat jelas arah yang kita tuju dan lebih meningkatkan semangat kita dalam proses pencapaiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar