Rabu, 25 Mei 2022

Rejekiku

Pagi ini rutinitas seperti biasa. Bersih-bersih rumah, menyiapkan makan untuk sehari sebelum melanjutkan aktivitas lainnya. Saya masih sibuk bersih-bersih rumah, ketika pak Suami tumben-tumbenan buka lemari di bagian baju-baju saya. Entah apa yang dia cari, tapi malah menemukan tumpukan baju rumah saya. FYI, baju rumah yang kebanyakan daster itu memang tidak saya setrika. Jadi ketika sudah kering, saya angkat dan hanya dilipat. 

Melihat baju daster saya suami nyeletuk "Bu, ini bajumu yang sudah sobek kah? Yang mau dijadikan lap?". Sontak saya menoleh, "Eh itu baju daster saya pak..masih saya pakai...itu masih bagus cuma gak disetrika aja!" Kaget saya kok tiba-tiba baju kebesaran saya mau dijadikan lap 😆. 

Masih mengamati daster saya, suami tiba-tiba nyahut, "Ayo kita belanja, bapak antar. Beli baju yang ibu pingin, sesuka ibu." Wahh...girang dong saya, ada angin apa ini? Kok tumben saya mau diajak belanja baju, sepuasnya malah. Tapi entah bagaimana susunan pikiran dan keinginan terbentuk di dalam diri saya, setelah saya ingat kembali kok baru sadar, baju saya sudah cukup banyak. Baju untuk kondangan punya, untuk aktivitas harian ada, untuk tidur juga masih layak dan nyaman, untuk jalan-jalan juga masih ada beberapa. Yaah, meski memang baju yang dipakai itu-itu lagi. Tapi kondisi baju-baju itu masih bersih dan masih bagus. Lalu baju apa lagi yang mau saya beli? 😐😅

Entahlah..singkat cerita tidak jadilah proyek jalan-jalan dan belanja baju untuk saya itu. Ada sedikit rasa sesal yang merutuki betapa bodohnya saya😂. Tetapi ada rasa bahagia campur lega entah dari mana datangnya. Biarlah rasa cukup ini menjadi milik saya yang selalu memberikan kebahagiaan untuk saya. Jika konon katanya rejeki adalah yang dikonsumsi, dipakai dan disedekahkan, maka yang saya dapatkan ini sudah lebih dari cukup. Semoga tulisan ini menjadi pengingat saya, saat beraneka ragam jilbab dan gamis berseliwaran di beranda media sosial saya😅. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar