Open Source
Software untuk
Indonesia
Pemerintah dalam
hal ini Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) sepertinya sedang gencar
mendukung program pengembangan dan penggunaan Open Source Software (OSS) untuk dapat diterapkan dalam
pengembangan sistem informasi yang ada di Indonesia khususnya untuk instansi
baik di pusat maupun daerah, sehingga menargetkan 2 tahun kedepan sejumlah 500
pemerintah daerah (pemda) menggunakan sistem teknologi informasi berbasis open source. Sebagaimana yang telah
diketahui bahwa belum lama ini juga telah digelar Indonesia Creative Open Source Software 2013 (ICroSS 2013), yang
bertujuan memperluas wawasan bagi industri maupun regulator untuk lebih
terlibat dalam rangka menumbuhkembangkan industri berbasis teknologi OSS, sekaligus
membuka wawasan bagi industri dan regulator untuk mengkaji dan memahami
tantangan penerapan OSS. Hal tersebut semakin memperkuat dorongan dalam
menggunakan teknologi OSS untuk pengembangan sistem informasi diIndonesia.
Menurut
definisi yang diberikan oleh Open Source
Initiative (www.opensource.org),
software open source (OOS) memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses ke
dalam sumber kode software (source code), menggunakan, memodifikasi
dan mendistribusikan software
tersebut secara gratis maupun komersial (berbayar). Menurut suatu penelitian
diperoleh data bahwa berbeda dari software
komersial, proyek OSS sebagian besar tergantung pada pengembang yang sukarela
sehingga indikator keberhasilan suatu software
seperti pada software komersial tidak
dapat diterapkan di software dengan
teknologi OSS ini. Sehingga kesesuaian waktu, anggaran dan pemenuhan
spesifikasi tidak berlaku untuk proyek-proyek dengan teknologi OSS. Meski hal
tersebut sekarang tidak sepenuhnya dapat diterima setelah melihat berbagai keberhasilan
dan kehandalan produk sistem informasi yang berhasil dikembangkan dengan
menggunakan teknologi OSS.
Alasan yang
mendasari berkobarnya semangat pemerintah dalam penggunaan teknologi OSS ini adalah
keberhasilan sistem e-government di
Pekalongan yang berhasil menghemat milyaran rupiah setelah menggunakan
teknologi OSS, juga karena tersebarnya komunitas pengembang software open source diseluruh Indonesia, sehingga potensial
diimplementasikan oleh masyarakat luas. Tetapi selain alasan di atas banyak
juga kelebihan dalam menggunakan teknologi OSS diantaranya yaitu mengurangi
ketergantungan pada vendor tertentu,
yang tentu menuntut kreativitas tinggi untuk dapat mengembangkan sebuah
perangkat lunak yang berkualitas tinggi, penghematan biaya, mengurangi pembajakan
serta kelebihan lainnya. Tetapi, tentu saja ada kelemahan yang mengiringi
berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh teknologi OSS ini diantaranya yaitu
teknologi kebanyakan hardware yang
ada sekarang tidak sesuai untuk software
open source, masalah keamanan software
juga merupakan tantangan dalam teknologi ini disamping kesulitan mempelajari
teknologi OSS yang tidak dapat langsung digunakan karena biasanya tidak dapat
selesai dipelajari dalam satu hari.
Berbagai kelebihan
dan kelemahan diatas merupakan tantangan yang harus diselesaikan jika ingin
menggunakan teknologi OSS ini dalam pengembangan sistem informasi khususnya di
tingkat pemerintah yang pasti membutuhkan kehandalan dari sistem informasi yang
digunakan dalam rangka meminimalkan resiko dan meningkatkan kualitas layanan. Potensi
yang telah ada tidak akan berarti jika tidak ada dukungan nyata dari pemerintah.
Dukungan yang
sangat diharapkan berupa komitmen penuh dari pemerintah untuk tetap mendukung
secara moril dan materiil sehingga ada keberlanjutan proses. Dukungan
pemerintah (Kemenristek) sangat penting karena selaku pimpinan dalam proyek
pengembangan sistem informasi berbasis OSS di Indonesia, pimpinan harus ikut
terlibat sehingga proyek pengembangan dapat terus diawasi dan dikendalikan agar
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dan dukungan pemerintah harus selalu
berlanjut secara terus menerus karena proyek pengembangan sistem informasi
berbeda dengan proyek yang lain. Pengembangan sistem informasi bukanlah
pengembangan yang setelah selesai dikembangkan lantas selesai tugasnya, akan
tetapi merupakan proses berkelanjutan dimana hasil usaha tidak dapat dirasakan
dalam waktu singkat. Karena tidak akan ada artinya keberhasilan dalam satu
tahap jika tidak diikuti dengan penjagaan dan peningkatan keberhasilan pada
tahapan selanjutnya.Dan biasanya ini adalah penyakit yang ada di pemerintah
seperti yang sudah-sudah, dimana pemerintah menginginkan keberhasilan instant yang dapat dilihat dan dirasakan
dalam waktu cepat.
Keberhasilan
yang berkelanjutan dapat dicapai jika ada dokumentasi yang jelas mengenai
langkah dan berbagai hal yang telah dilakukan dalam pengembangan proyek sistem
informasi berbasis teknologi OSS. Dokumentasi yang penting harus dilakukan
adalah mendokumentasikan dan mengelola semua pengetahuan yang ada dengan
menggunakan alat bantu berupa KMS (Knowledge
Management Systems). Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) adalah serangkaian proses yang dikembangkan
dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan
mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut. KMS merupakan sistem
menajemen pengetahuan yang dapat dikembangkan untuk mengelola semua pengetahuan
yang ada sehingga dari pengetahuan-pengetahuan yang ada tersebut dapat
meningkatkan kualitas dan produktivitas. Karena dengan menggunakan KMS,
berbagai pengetahuan baik yang berujud (eksplisit) maupun yang tidak berujud (tacit/implisit) dapat dikelola untuk
tujuan meningkatkan nilai dari informasi dan pengetahuan tersebut.
Pengembangan
suatu sistem informasi merupakan proses yang menghasilkan dan membutuhkan
kumpulan pengetahuan untuk dapat meningkatkan nilai dan manfaat sistem
informasi tersebut, sehingga pengetahuan-pengetahuan yang ada tepat jika dikelola
dengan menggunakan alat bantu KMS tersebut. Kegiatan manajemen pengetahuan
biasanya bertujuan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan
bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif maupun tingkat inovasi yang
lebih tinggi.
Dalam
menggunakan KMS untuk membantu keberhasilan pengembangan sistem informasi
berbasis OSS maka budaya tukar menukar pengetahuan menjadi keharusan, sehingga
tidak ada lagi pengetahuan individual yang disimpan rapat sebagai kompetensi
pribadi. Karena kumpulan pengetahuan yang tervalidasi dan terdokumentasi
tersebut merupakan sumber kekuatan dalam organisasi maupun pemerintah. Kegiatan
saling berbagi atau tukar menukar pengetahuan bukan hal sepele apabila
dikaitkan dengan sumber penghidupan seorang manusia. Sehingga dorongan dan
langkah strategis pemerintah merupakan langkah penting untuk mendorong
keberhasilan penerapan KMS dalam proyek pengembangan sistem informasi berbasis
teknologi OSS. Reward (imbalan)
sebagai salah satu strategi pendorong semangat dan kesediaan dalam berbagi
pengetahuan untuk kepentingan pengembangan sistem informasi berbasis OOS harus
dijelaskan dan ditepati.
Jadi untuk mencapai
keberhasilan dalam pengembangan sistem informasi berbasis teknologi OSS,
dukungan penuh dan berkelanjutan dari pemerintah mutlak diperlukan. Selain tentu
saja semangat demi kemajuan bangsa dari para anggota komunitas pengembang software open source. Jika pemerintah bersungguh-sungguh dalam program
pelayanan terhadap masyarakat maka hal tersebut tidaklah sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar