"It's not the load that breaks you down, it's the way you carry it." –Lou Holtz
Sebuah pepatah yang ingin menyampaikan bahwa seberat apa
pun berat beban yang kita bawa seharusnya tidak menjadi masalah jika kita tahu
bagaimana cara membawanya. Kita mungkin sering merasa tak kuasa menahan beban,
apa pun bentuknya beban yang berupa benda ataupun masalah yang membebani. Kalau
dari pepatah tadi berarti jika kita merasa keberatan membawa suatu beban maka
yang perlu diperbaiki adalah cara membawanya. Ada yang membawa benda dengan
dipikul, dijinjing, dibopong, diangkat, digeser dan sebagainya. Dan perbedaan
cara memindahkan benda atau penyelesaian masalah yang membebani itu tergantung
dari besar kecilnya benda, jenis benda dan lain-lain. Memang benar jika ada
pepatah yang mengatakan semua butuh ilmu, kehidupan di dunia membutuhkan ilmu
kehidupan di akhirat pun juga sama membutuhkan ilmu agar bisa selamat
melewatinya. Sama seperti menyiasati setiap beban yang kita tanggung, kalau
kita tahu ilmunya maka semua beban itu tidak akan terasa berat padahal tidak
ada yang berubah dengan berat beban itu, tetapi rasa dan proses penyelesaiannya
menjadi lebih ringan dan memudahkan. Lalu bagaimana cara mensiasati beban yang
sedang kita tanggung agar benar cara membawanya? Berikut saya coba rangkum dari
pengalaman saya pribadi. Karena berdasarkan pengalaman pribadi maka tulisan ini
hanya bersifat sharing pengalaman saja ya teman-teman, jika ada yang bisa
dijadikan rujukan yang silakan diambil, jika berbeda pandangan semoga tidak
menjadikan diri kita merasa yang paling benar. Lalu bagaimana cara saya membagi
dan menocba menyelesaikan beban yang harus saya pikul yaitu:
1. 1. Selesaikan
satu persatu dari yang paling sederhana
Beban yang saya maksud dalam tulisan ini bisa bersifat
umum, hal itu bisa berupa beban pekerjaan atau mungkin beban pikiran karena
masalah pribadi. Setiap orang pasti mempunyai masalah, selama kita masih hidup
maka kita pasti akan selalu berpindah dari satu masalah ke masalah yang lain.
Bahkan sejak masih sekolah di taman kanak-kanak kita juga pasti sudah
berhadapan dengan masalah. Bedanya yaitu di usia kita yang sekarang, kita pasti
menghadapi masalah yang lebih banyak dan berat. Bahkan kadang masalah itu datang
secara bersamaan, hingga membuat kebingungan mau menyelesaikan masalah yang
mana dulu nih. Kalau saya lebih memilih mengerjakan sesuatu yang masih dalam
jangkauan saya, mulai dari yang dekat-dekat dulu saya coba selesaikan. Atau
mulai dari pekerjaan yang sederhana dulu, jika satu pekerjaan sudah selesai
biasanya akan memberi motivasi tambahan untuk bisa menyelesaikan pekerjaan
lainnya.
2. 2. Pilah
berdasarkan prioritas
Meski di poin pertama tadi saya memilih untuk mengerjakan
pekerjaan yang sederhana maka bukan berarti saya melupakan masalah prioritas
dari pekerjaan-pekerjaan yang ada. Dari pekerjaan-pekerjaan atau permasalahn
yang harus diselesaikan tentu saja dengan tetap memperhatikan dan
mempertimbangan pekerjaan mana yang mendesak atau butuh segera ditangani.
Misalnya pekerjaan atau permasalahan kita ada banyak yang cukup rumit maka saya
akan mencoba mengurainya agar menjadi jelas, sehingga akan mudah mendeteksi
persoalan mana yang butuh penanganan segera, amanah yang bisa didelegasikan dan
mana yang bisa dikerjakan nanti setelah prioritas utama diselesaikan.
3. 3. Buat
Batasan
Membuat Batasan artinya menyadari kemampuan diri.
Kesadaran tentang sejauh mana kita bisa menanggung beban akan membuat kita
lebih paham bagaimana mengelola hati dan pikiran kita dalam menghadapi setiap
permasalahan yang ada. Ada masalah yang bisa diselesaikan namun ada pula
masalah yang hadirnya memang cukup kita diamkan saja. Pemaksaan diri untuk bisa
menyelesaikan dan mencari tahu penyebab semua masalah hanya akan menambah beban
pikiran. Ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita tetapi banyak juga
hal-hal yang di luar kendali kita. Hal-hal yang bisa kita kendalikan seperti
bagaimana kita memandang permasalahan, pikiran kita dan cara merespon setiap
masalah yang datang. Sedangkan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan seperti
masalah yang datang dari arah yang tidak kita sangka, sakit, maut atau rejeki,
pandangan orang lain terhadap kita atau sikap orang lain terhadap kita.
Semuanya itu di luar kendali kita, yang artinya kita tidak bisa mempengaruhi
atau mengatur itu semua. Dengan kesadaran adanya hal-hal yang tidak bisa atur
lalu kita melepaskannya dari beban pikiran kita maka akan sangat membantu
pikiran kita lebih fokus pada hal-hal yang memang harus kita selesaikan. Tidak
memaksa otak memikirkan hal-hal yang memang bukan ranahnya adalah bentuk
penerimaan tentang adanya kekuatan di luar sana yang berkuasa atas itu semua.
Tingkat penerimaan mengenai hal-hal yang tidak menjadi kuasa kita akan
menjadikan kita lebih tenang dalam menjalani hidup dan menghadapi masalah.
Karena kita semakin paham bahwa tidak semua masalah membutuhkan otak kita untuk
memikirkan penyelesaiannya. Cukup menyerahkan pada Sang Maha Kuasa sebagai yang
memiliki wewenang tunggal di dalamnya. Memberikan porsi semestinya menjadi
kunci agar tetap bisa menjalankan kehidupan dengan lebih tenang.
4. 4. Berikan
waktu istirahat
Sebuah kayu atau bambu jika terus menerus dipakai untuk
mengangkat beban pasti akan mudah patah, apalagi manusia yang mempunyai rasa
lelah pasti juga akan merasakan kelelahan yang luar biasa apabila terus menerus
dipaksa tanpa henti untuk selalu setiap waktu menyelesaikan masalah atau beban
pekerjaan. Bahkan memforsir diri adalah perbuatan yang dapat menyebabkan
munculnya berbagai penyakit. Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa
seseorang yang bekerja terus menerus tanpa jeda waktu istirahat tidak akan menjadikan
pekerjaannya lebih baik daripada orang yang memberikan waktu istirahat untuk
dirinya. Parahnya lagi, bagi orang yang melupakan atau tidak memberikan waktu
istirahat bagi tubuhnya akan rentan dengan berbagai penyakit yang disebabkan
oleh stress seperti misalnya depresi, hipertensi, jantung bermasalah, penyakit
diabetes dan berbagai penyakit lainnya. Untuk itu penting bagi diri untuk bisa
mengenali alarm yang diberikan oleh tubuh. Misal kita yang sering bekerja di
depan laptop atau layar komputer tentu pernah merasakan mata mulai perih yang
disebabkan mata terlalu lama bekerja di depan layar komputer atau laptop dan
itu artinya kita perlu mengistirahatkan sejenak mata kita dengan mencari
aktivitas dan mencari udara segar. Atau mungkin karena di usia dewasa atau
sudah bekerja tentu mengalami banyak masalah dan hampir setiap hari seolah
menutup kemungkinan untuk sekedar mengistirahatkan pikiran dan badan. Hal itu
tidak lantas kita melupakan hak-hak tubuh kita, melupakan sebentar masalah yang
sedang kita hadapi dengan melakukan aktivitas yang disenangi tentu akan
menyegarkan hati dan pikiran. Dengan hati dan pikiran yang segar pasti akan
sangat berpengaruh pada Kesehatan badan kita. Masalah itu akan tetap muncul dan
selalu ada selama kita masih hidup, mengalihkan pandangan sebentar saja pada
sesuatu yang membahagiakan akan memberikan motivasi baru dan memberikan
semangat lebih sehingga kita selalu bisa menghadapi masalah dengan hati yang
tenang dan pikiran yang jernih.