Pernah gak merasa menyesal setelah menceritakan sesuatu
mengenai diri kita kepada orang lain? Kalau saya sering merasa begitu. Saya adalah
seorang yang lebih suka kesendirian, orang-orang jaman sekarang sering menyebutnya
sebagai introvert. Dan saya memang sangat nyaman dengan kesendirian saya. Meskipun
begitu saya juga bukan orang yang sama sekali tidak mau bergaul dengan orang lain.
Cuma ya…selayaknya introvert pada umumnya saya sering merasa kagok dan cepat
kehilangan energi saat berada di keramaian yang mengharuskan saya untuk terus “on”.
Tetapi semakin bertambahnya umur
tentu ada tuntutan untuk bisa berbasa-basi kan ? Nah, kondisi berbasa basi
ini lama-lama beneran basi kalau menurut saya, hehehe…. Saya sampai kehabisan
bahan obrolan hingga kadang sangking bingungnya mau ngomong apa, saya malah banyak
membuka hal-hal yang sepertinya tidak pas untuk diceritakan. Dan ini biasanya baru
saya sadari di perjalanan pulang atau ketika sampai di rumah. Saya sering
berusaha mengingat kembali apa saja yang telah saya omongkan atau lakukan. Hal itu demi memastikan yang saya lakukan
tidak menyinggung orang yang diajak bicara. Dan baru sadar kalau sepertinya
yang saya bicarakan tadi agak berlebihan, hal-hal yang seharusnya cukup saya
simpan sendiri malah tanpa sengaja terbagi. Lalu kalau sudah begitu saya
biasanya bedoa ‘’Semoga teman yang saya ajak bicara tadi lupa dengan apa yang
saya katakan.’’ Hehehe.
Nah kebetulan ketika saya menonton youtube ada pembahasan
mengenai ini. Di sini akan saya bagi
dan coba elaborasi berdasarkan cara pandang saya. Beberapa hal yang
sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain yaitu:
- Mimpi besar
Setiap kita pasti memiliki Impian yang ingin sekali
diwujudkan. Saya pernah melakukan hal ini sebelumnya, yaitu saat saya mempunyai
suatu keinginan maka saya akan diam dan diam-diam berusaha mewujudkannya. Dan pada saat itu rasanya sangat nikmat
hehehe. Lalu perjalanan hidup dengan bertemu banyak orang pandangan saya
tersebut sempat berubah. Saya pernah mendengar jika punya keinginan ceritakan
pada orang lain dengan tak lupa meminta doa pada orang tersebut. Iya, tidak ada
yang salah dengan nasihat tadi dan saya memang pernah melakukan hal tersebut. Tetapi
beberapa peristiwa lain telah membawa saya Kembali pada nasihat awal yaitu untuk
merahasiakan mimpi besar saya. Saya memilih untuk merahasiakan mimpi besar saya
karena beberapa pertimbangan diantaranya yaitu saya tidak cocok dengan menjadi
orang yang sering menceritakan mimpi besar kepada orang lain karena biasanya
setelah saya menceritakannya kok saya jadi tidak semangat seperti sebelumnya. Mimpi
yang belum tercapai hanya itu menjadi tidak menantang lagi karena sudah
diceritakan. Kok seolah-olah sudah kehabisan energi untuk meraih mimpi itu dan
tidak bersemangat lagi dalam mewujudkannya. Dan kalaupun saya tetap bersemangat
setelah menceritakan mimpi saya tersebut, hal jelek lain yang muncul yaitu saya
menjadi tidak fokus karena tujuan saya bukan lagi Impian saya tetapi bercabang
menjadi ingin mendapat pengakuan juga. Lalu ada juga nasihat tambahan supaya
tidak menyebarkan mimpi besar adalah karena dikhawatirkan ada Sebagian yang
mendengar malah tidak suka dan menjadi penghambat kita dalam meraih Impian tersebut.
- Kebaikan
Kebaikan juga sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain.
Tentu saja alasan utamanya agar tidak mengurangi pahala kebaikan itu sendiri.
Dan lagi menceritakan kebaikan kita kepada orang lain juga akan menjadikan
orang yang mendengar risih dengan cerita kita. Risih gak sih teman-teman? Kok
kalau saya risih ya kalau mendengar orang menceritakan kebaikannya. Saya merasa
aneh saja kalau mendengar orang yang sangat senang menceritakan kebaikannya,
sekali dua kali bisa lah diterima, tapi kalo keseringan ya bisa Lelah juga saya.
Loh saya malah ragu dengan perasaan saya sendiri, ini saya sedang risih karena
ada kejanggalan kejadian atau memang dasar sayanya saja yang tidak suka
temannya berbuat kebaikan ya? (kok saya malah jadi mikir sendiri) Waduh segera
tobat deh mak hehehe. Tetapi menurut nasihat tadi sebaiknya kita tidak terlalu
mengumbar hal-hal baik yang telah kita lakukan, takut jadi kebiasaan juga mak. Kalau
keterusan malah jadi riya’ kan? Hehehe.
- Hubungan dengan pasangan
Hayo siapa yang kalau lagi nongkrong sama teman-teman suka
kelepasan bicara? Gak sengaja ternyata kok malah sampai membicarakan hal-hal
pribadi seperti bercerita tentang hubungan kita dengan pasangan. Memang seru ya
mak ghibahin pasangan sendiri. Eits, tapi ternyata ini gak boleh diteruskan loh
mak. Baik itu cerita manis dan romantic maupun cerita penuh tangis tetap sebaiknya
tidak dengan mudah kita menceritakan pada orang lain. Menceritakan hal-hal baik
mengenai pasangan rawan menyebabkan iri dan menceritakan hal-hal buruk rawan
menambah dosa kita ke pasangan. Saya kadang masih keceplosan juga sih, ya
gimana lagi Namanya juga asyik ngobrol eh, gak Taunya kok obrolannya semakin
jauh. Mulai sekarang saya akan mencoba berhati-hati agar tidak mudah
menceritakan hubungan saya dengan suami ke orang lain meskipun itu teman
sendiri.
- Saldo rekening
Heits, saldo rekening cukup saya dan Tuhan saja yang tau ya mak. Tak perlu lah kau bagi sedu sedan itu hehehe…. Apa pula sih alasan membagikan dan menceritakan isi saldo rekening kepada orang lain? Saya beneran tanya nih hehehe. Soalnya saya beneran gak paham mengapa ada orang yang gemar membagikan jumlah rekening saldonya kepada orang lain. Yang beberapa kali saya lihat ya hanya artis yang melakukan itu. Dan itu kan biasanya dilakukan oleh artis untuk mencari dan membuat berita. Kalau untuk orang biasa seperti saya sepertinya tidak ada sih. Atau memang beneran ada? Sebaiknya jangan ya mak, simpan saja isi saldo rekeningmu sendiri ya. Saran saya kalau mau bagi-bagi jangan nanggung, mosok Cuma berbagi info isi saldo tetapi sekalian bagiin uangnya kepada orang-orang yang membutuhkan hehehe.
- Kelemahan
Memang berpura-pura kuat itu melelahkan, tetapi menampakkan kelemahan kepada orang lain juga bukan hal yang layak dilakukan. Menurut nasihat tadi sebaiknya kita tidak menampakkan kelemahan kita kepada orang lain. Mengapa kelemahan sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain? Karena menceritakan kelemahan kita sama berbahayanya dengan menceritakan kebaikan kita. Dan jika ada yang tidak suka dengan kita akan menggunakan kelemahan kita itu sebagai senjata untuk melawan kita. Saya pernah mendengar nasihat dari KH. Maimun Zubair atau yang biasa disapa Mbah Moen yang bunyinya begini ‘’Kudu wani ngetoke gagah senajan neng ati rasane kudu nangis (Harus berani tampil kuat meski sebenarnya pingin nangis).’’ Kita tetap bisa meluapkan segala rasa, unek-unek dan sisi-sisi lemah kita lewat tulisan atau doa-doa panjang kita. Hal itu jauh lebih aman dari pada menceritakannya pada orang lain.
- Masalah keluarga
Siapa sih dari kita yang tidak pernah memiliki masalah di keluarga?
Pasti semuanya pernah kan, ada sedikit salah paham dan ketidaksesuaian dengan
anggota keluarga kita. Tetapi seberat dan sebesar apapun masalah yang kita
hadapi sebaiknya tidak dengan mudah kita umbar kepada teman atau orang lain
atau malah di sosial media. Menceritakan masalah keluarga itu seperti kita
sedang menceritakan aib kita sendiri loh. Jadi jika sudah sangat tidak kuat
menanggung sendiri dan ingin bercerita pastikan kita bercerita pada orang yang benar-benar
bisa dipercaya atau kalau belum menemukan yang dipercaya ya memang mau tidak
mau harus ditelan sendiri semua rasa itu. Dan kalau saya memang lebih memilih
memendamnya sendiri, mengadukan pada Tuhan atau bercerita lewat tulisan. Lebih
asyik begitu kan?
Nah itu tadi beberapa hal yang sebaiknya tidak kita ceritakan kepada orang lain. Semoga ada manfaat yang bisa diambil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar