Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 Desember 2014

Lika-Liku Merawat Wajah


Di usia yang sudah memasuki kepala 3 tentu banyak sekali permasalahan kulit yang dihadapi ibu-ibu. Dari mulai kulit kering, kulit kusam, berjerawat dan bintik hitam. Memang kecantikan fisik bukan segalanya, tetapi bukankah menjaga keindahannya juga tidak masalah sebagai wujud syukur atas kulit yang membungkus tubuh kita.

Saya juga pernah merasakan ribet dan ga sabar dalam merawat kulit terutama kulit wajah. Meski begitu saya tetap melakukan standar membersihkan wajah dan menjaga kelembaban kulit. Karena kulit saya sepertinya lebih mudah kering dan kusam, saya keranjingan dengan produk kecantikan (yang ada di pasaran) untuk menjaga kelembaban kulit. Berbagai produk kecantikan yang dapat menjaga kelembaban kulit pernah saya coba.

Tetapi tidak semua produk itu cocok untuk semua jenis kulit. Tapi karena keterbatasan pengetahuan tentangnya, maka saya hanya coba-coba dan mengikuti feeling untuk memilih suatu produk pelembab (untuk kulit wajah kok coba-coba..:)). Ya dari pada tidak menggunakan pelembab sama sekali yang akan menjadikan kulit saya terasa kering dan kusam maka saya pilih cara itu.

Pernah suatu ketika saya menemukan brosur tentang dibukanya salon khusus muslimah. Karena tertarik cobalah saya ke salon itu untuk berkonsultasi mengenai kulit wajah saya yang sudah mulai muncul bintik hitam yang mengganggu. Setelah berkonsultasi saya diberikan solusi dan treatment untuk mengatasi masalah pada kulit wajah saya. Dan tak lupa tentunya berbagai produk perawatan wajah juga turut saya bungkus untuk melanjutkan treatment di rumah.

Selang beberapa waktu (mungkin hanya kurang dari 3 bulan) kulit wajah saya tampak lebih bersih dan bintik-bintik hitam di wajah memudar. Dan lagi wajah terasa lebih lembab dan segar. Senang dan tenang tentunya, siapa sih yang tidak pingin punya kulit wajah bersih dan berseri. Tetapi setelah hampir 2 tahun melakukan perawatan dan rutin menggunakan produk perawatan wajah tersebut, ternyata salon tersebut menghentikan kerjasama dengan dokter yang memasok produk kecantikan yang juga saya konsumsi tersebut. Alhasil saya kehilangan produk yang membantu saya merawat wajah.

Dan karena tidak ingin kulit kembali kusam maka saya segera mencari produk pengganti dengan yang ada di pasaran. Sebenarnya sebelum saya menggunakan produk dari dokter itu, saya juga telah menggunakan produk pasaran yang sekarang saya beli lagi. Tetapi olala, setelah pemakaian seminggu untuk produk yang saya beli di pasaran tersebut, wajah saya terasa gatal dan memerah dan muncul JERAWAT! Padahal sebelumnya wajah saya termasuk yang bersih dari jerawat. Dan jerawat itu memenuhi seluruh kulit muka saya (kecuali bagian yang tertutup oleh jilbab).

Demi menyembuhkan jerawat yang semakin lama semakin mengganggu itu saya harus berganti-ganti dokter kulit. Hal itu saya lakukan hampir tiga bulan. Bukan karena saya tidak sabar dengan jerawat di muka, tetapi rasa gatal yang ditimbulkan oleh jerawat saya itu sangat menyiksa sampai-sampai mengganggu tidur saya. Kadang karena gatal yang sudah kebangetan saya terpaksa mencubit-cubit bagian wajah saya.

Setelah berpetualang mencari dokter kulit akhirnya saya menemukannya di sebuah rumah sakit terkenal di kota saya. Dan tindakan pertama yang dilakukan oleh dokter itu adalah melakukan tes laboratorium dan tes yang dilakukan adalah Demodex (kalau tidak salah). Tes tersebut dilakukan karena disinyalir diwajah saya terdapat kutu hingga menyebabkan wajah saya dipenuhi jerawat dan terasa sangat gatal. Jerawat yang tumbuh di wajah saya berbeda dengan jerawat yang tumbuh tanpa perantara kutu. Jerawat saya berwarna merah terang itulah indikasinya, itulah penjelasan yang saya dapat dari dokter yang merawat saya.

Setelah melakukan petunjuk dokter dan tentunya dengan tetap menggunakan obat sesuai anjuran dokter, akhirnya masalah jerawat saya tersebut bisa teratasi. Dan kulit muka saya tidak gatal lagi. Satu hal yang saya dapat dari kejadian itu yaitu diperlukan waktu beberapa minggu (minimal 2 minggu) untuk menetralkan kulit dari produk perawatan wajah yang telah lama digunakan sebelum berganti ke produk yang baru.

Penetralan wajah dapat dilakukan dengan mengistirahatkan wajah dari berbagai macam produk (krim malam dan krim pagi) selama waktu penetralan. Penetralan dapat dibantu dengan menggunakan masker ke wajah. Misalnya menggunakan masker putih telur maupun masker madu.

Itu tadi cerita saya tentang lika-liku merawat wajah. Semoga bermanfaat.

Rabu, 26 November 2014

Hamil dan βHCg


Masih cerita tentang kehamilan saya. Ya, saya memang pernah mengalami berbagai rasa dalam menjalani kehamilan. Dari yang hamil tidak disadari dan keguguran, hingga hamil yang mengharuskan saya nginep di rumah sakit selama 21 hari serta hamil yang menyenangkan.

Ini cerita tentang kehamilan saya yang kedua. Setelah saya keguguran pada kehamilan pertama dan dilanjutkan dikuret. Maka saya dan suami bertekad untuk bersemangat agar segera dapat hamil lagi. Hingga dokter yang dulu menangani saya sewaktu keguguran menjadi konsultan kami untuk dapat segera hamil lagi.

Alhamdulillah kehamilan yang ditunggu itu datang lagi. Suka cita kami rasakan dan tentunya menjadi lebih hati-hati dan waspada. Setelah mengetahui saya hamil tersebut, saya rajin memeriksakan kandungan. Dan atas rekomendasi salah satu temannya, maka kami memilih salah satu dokter spesialis kandungan yang cukup senior dan terkenal di kota kami.

Kehamilan saya yang kedua ternyata tidak jauh berbeda dengan kehamilan saya yang pertama. Sama-sama terasa berat. Selama hamil ini saya hamper tiap hari muntah. Semua makanan yang saya makan pasti tidak lama kemudian akan keluar kembali.

Diminggu kesembilan masa kehamilan saya mengalami pendaharan kecil. Karena panic maka saya dibawa ke dokter yang selalu mendampingi kehamilan saya. Dan saya harus bedrest di kliniknya. Kejadian itu berlangsung beberapa kali jadi selama hamil tersebut saya harus bolak-balik menginap di klinik tempat praktek dokter langganan saya itu.

Karena berbagai masalah dalam kehamilan saya, alhasil bobot tubuh saya malah menurun drastis dari yang sebelum hamil 42 kg menjadi 37 kg di masa kehamilan masuk usia 5 bulan. Dan kondisi saya semakin parah karena saya juga malah mengidap batuk-batuk. Pendarahan pun selalu terjadi meski tidak banyak tetapi cukup membuat kami cemas.

Akhirnya karena tidak tahan melihat kondisi saya yang tidak kunjung membaik. Ayah saya mengusulkan agar saya di bawa ke rumah sakit swasta di kota kabupaten tempat kami tinggal. Dan hasilnya saya memang harus bedrest untuk dapat dilakukan observasi menyeluruh mengenai kondisi sebenarnya dari kehamilan saya.

Berbagai pemeriksaan saya jalani termasuk didalamnya adalah USG. Dari hasil USG itulah diketahui keanehan dalam rahim saya. Besar bayi dalam perut saya lebih kecil dari pada plasentanya. Dan hal itu perlu penyelidikan lebih jauh lagi. Saya harus menunggu lagi.

Selama proses menunggu itu saya menjalani tranfusi darah untuk mengganti/menambah HB saya yang hanya 6 (padahal ibu hami seharusnya Hbnya berada pada level 12). Sehari mendapat tranfusi darah saya malah mengalami sesak nafas, saya kesulitan bernafas. Dan itu baru pertama kali saya alami. MasyaAllah

Untuk meringankan kerja tubuh saya maka perawat memasang alat bantu pernafasan di hidung saya. Agak risih tentunya, karena saya memang belum pernah menggunakannya sebelumnya. Tetapi alat itu bekerja dengan baik, dan saya merasa pernafasan saya menjadi lebih lega.

Setelah diperiksa lebih dalam, ternyata kondisi saya memang membutuhkan penanganan serius. Dan pihak rumah sakit merujuk saya untuk dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar. Pindahlah saya ke rumah sakit yang ditunjuk.

Ternyata saya mengalami kehamilan di mana selain janin yang tumbuh terdapat juga jaringan lain yang ikut membesar. Dan itulah yang menyebabkan berbagai permasalah timbul selama saya hamil tersebut. Dari manakah jaringan itu muncul. Penjelasan dari dokter yang menangani saya bahwa jaringan yang tumbuh itu adalah sisa dari kuret yang belum bersih.

Jadi setelah dikuret sebaiknya tidak hanya di USG untuk memastikan tidak ada lagi jaringan tersisa di dalam tubuh. Tetapi harus dilakukan tes darah yaitu berupa tes βHCg. Tes ini digunakan untuk mengetahui adakah jaringan yang tumbuh di dalam tubuh. Dan biasanya nilai βHCg akan besar pada ibu hamil.

Jadi jika setelah dikuret tetapi nilai βHCg masih besar (dikisaran untuk ibu hamil) berarti masih ada jaringan yang harus dibersihkan. Cara membersihkannya yaitu dengan mengkonsumsi obat. Jika hasil βHCg normal berarti semua sudah normal dan ibu boleh hamil lagi jika menginginkan.

Hamil dan Infeksi Saluran Kencing


Setelah menikah ternyata saya tidak membutuhkan waktu lama untuk hamil, tetapi gejala awal kehamilan saya tidak dicurigai sebagai ciri orang hamil. Saya tidak mual muntah seperti orang hamil pada umumnya, tetapi saya mengalami gejala sering BAK dan BAK yang tidak tuntas dan menjadi sering ngompol karena tidak dapat menahan BAK.

Melihat itu, ibu mengajak saya ke bidan dekat rumah untuk memeriksakan diri. Tak tahu kenapa kok bidannya tanpa ba bi bu langsung mengatakan bahwa gejala yang saya alami itu mungkin dikarenakan cuaca yang sedang tidak bersahabat untuk tubuh. Sehingga sistem pembuangan saya bermasalah. Saya dianjurkan banyak minum air putih dan diberi beberapa jenis obat.

Bukannya membaik, saya kok jadi semakin sering BAK dan rasanya bertambah sakit. Tidak tahan, akhirnya saya menelepon salah satu rumah sakit untuk disambungkan ke bagian obsgyn dan diterima perawatnya. Bersyukur setelah mendengar keluhan saya, perawat itu memberikan penjelasan mengenai gejala yang saya alami tersebut. “Kemungkinan ibu hamil tetapi sepertinya juga ada infeksi saluran kencing.” Begitu suara di ujung telepon menjelaskan. Dan saya harus segera ke rumah sakit untuk memeriksakan diri.

Betul! Saya hamil, Alhamdulillah saya takjub mengetahui saya hamil. Hehehe karena baru pertama hamil jadi rasanya exited. Tetapi infeksi saluran kencing saya ternyata sudah parah dan saya harus bedrest di rumah sakit agar dapat  terus diobservasi. Saya telepon suami yang menetap di kota lain dalam rangka melanjutkan studinya. Dan jawabannya hanya satu “Tidak usah opname,takut ngerepotin bapak ibu.”

Ya, saya memang tinggal bersama dengan orang tua saya selama ditinggal suami melanjutkan sekolahnya di Bandung. Terpaksa saya menuruti perintah suami. Dan pulanglah saya ke rumah dengan berbagai macam obat yang harus saya minum dan habiskan.

Peristiwa subuh menjadi awal kisah saya yang lain. Setelah saya menunaikan sholat shubuh, perut saya terasa sakit seperti ingin BAB. Akhirnya saya ke kamar mandi dan ternyata yang saya keluarkan bukanlah kotoran tetapi segumpal darah yang diikuti oleh kucuran darah lainnya. Ya Allah apa ini? Saya belum pernah melihat maupun mengalaminya, tetapi firasat saya mengatakan ada yang aneh dengan saya. Apa yang terjadi dengan kehamilan saya?

Langsung saya memberitahu kejadian yang saya alami pada ibu saya. Seketika ibu menyuruh ayah untuk mengantar saya ke rumah sakit. Dan ternyata benar, saya keguguran dan harus dikuret. Saya diperintahkan oleh dokter untuk mulai puasa pada malam harinya untuk persiapan kuret yang akan dilakukan besok pagi. Baiklah, saya mencoba menguatkan diri dan saya sampaikan kabar ke suami.

Tibalah hari saya dikuret, tidak ada masalah. Hanya bius yang dimasukkan ke tubuh saya membuat pusing dan mual. Tapi hal itu tidak terlalu menyakitkan dibandingkan dengan kehilangan kesempatan saya menjadi ibu.

Setalah saya mengorek penjelasan dari dokter yang menangani saya. Ternyata salah satu penyebab infeksi saluran kencing yang saya derita adalah karena saya sering menahan BAK dan kurang banyak minum air putih. Saya memang agak risih kalau harus BAK di kamar mandi umum dan sering menahan BAK hingga sampai di rumah. Meski sekarang masih sering risih tetapi saya paksakan untuk tidak sering menahan BAK lagi dan lebih memperbanyak minum air putih.

Banner Giveaway Bunda Salfa [Update] Giveaway Ceritaku tentang Hamil dan Melahirkan

Senin, 08 September 2014

Siapkan Mental Halau Motion Sickness

Siapkan Mental Halau Motion Sickness



Apakah pembaca pernah atau bahkan selalu mengalami mabuk di perjalanan (motion sickness)? Siksaan terbesar bagi para pengidap motion sickness adalah ketika melakukan perjalanan dengan kendaraan (sepertinya belum/tidak ada yang mengalami mabuk perjalanan yang dilakukan dengan jalan kaki :)). Saya dulu juga mengidap penyakit ini, saya sebut penyakit karena ada obatnya. Dulu pernah terlintas di pikiran saya bahwa kenyataan bahwa saya sering mabuk  di perjalanan adalah sudah menjadi takdir dan nasib saya (sedih banget ya). Dan penyakit mabuk perjalanan saya boleh dibilang termasuk dalam kategori sangat parah. Jikalau orang lain mabuk perjalanan saat bepergian menggunakan kendaraan bermotor seperti mobil, kapal, kereta api atau pesawat. Maka untuk saya ada tambahan lagi yaitu becak! Ya, saya tidak hanya mabuk dan merasa pusing saat menaiki kendaraan bermotor tersebut diatas, tetapi saya juga mabuk saat bepergian menggunakan becak (becak jaman dulu masih digowes, tidak seperti sekarang ada becak motor juga). Parah banget kan?
 
Dulu saya juga berpikir, penyakit ini identik dengan orang tidak mampu dan orang desa saja. Orang kaya dan orang-orang yang tinggal atau berasal dari kota tidak terkena penyakit ini. Hehehe. Seiring dengan pertumbuhan dan bertambah luasnya jangkauan sosial saya, baru saya sadari bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang orang-orang tidak mampu dan/atau orang desa saja. Karena ternyata beberapa teman saya yang berkecukupan dan berasal dari kota ternyata mengalami hal sama hehehe.
 
Berbagai macam upaya pencegahan sudah dilakukan agar saya dapat sembuh dari mabuk perjalanan. Tetapi hasilnya tidak terlalu memuaskan. Semua obat mulai dari yang khusus saya (orang tua saya) minta dari dokter hingga obat anti mabuk yang dijual bebas di pasaran. Berbagai cara tradisional seperti minum jahe, makan permen jahe, makan mentimun dll juga sudah pernah saya coba. Tetapi cara-cara tersebut masih belum cukup berhasil. Saya sedikit menyimpulkan bahwa berbagai resep dan obat tersebut hanya bersifat mengalihkan perhatian kita pada perjalanan yang sedang dilalui. Akar masalah dari para pengidap mabuk perjalanan adalah faktor psikologis atau saya menyebutnya mental dan pikiran orang tersebut. Perasaan cemas karena takut akan mabuk di perjalanan memperparahnya. Saking takut dan cemasnya akan berkendara biasanya orang tersebut akan mabuk duluan sebelum acara berkendara terjadi. Dulu beberapa kerabat pernah bercerita bahwa pada masa kecil hingga masa sebelum menikah mereka juga mengalami hal sama dengan yang saya alami tetapi setelah menikah mabuk perjalanan mereka tidak lagi dating saat bepergian dengan kendaraan. Saya tidak mempercayainya hingga saya sendiri yang mengalami. Setelah saya menikah atau lebih tepatnya setelah saya punya anak, saya tidak lagi "semabuk dulu" ketika melakukan perjalanan jauh, terkadang masih pusing tetapi tingkat keparahan dan intensitasnya berkurang hampir 85 sampai 98 %. Menyenangkan bukan?
 
Perubahan baik ini tidak dating tiba-tiba, tetapi memang perlu dilatih dan lebih memberanikan diri dan meyakinkan diri untuk selalu sehat dan kuat dalam perjalanan. Dan yang lebih penting lagi adalah kita harus merasa senang dan relax (santai/tidak tegang) karena ketegangan dan kecemasan tersebut yang sebenarnya dapat memicu dan memperparah kodisi badan kita sehingga mudah mengalami mabuk perjalanan. Mengapa saya dan beberapa kerabat yang dulunya serring mabuk perjalanan dan setelah menikah apalagi punya anak, pelan tapi pasti mabuk itu hilang? Yang dapat saya ambil kesimpulan adalah karena kami tidak lagi melulu memikirkan kesehatan dan kenyamanan perjalanan kami saja, tetapi kami sibuk mengurusi anak-anak selama di perjalanan sehingga lupa dengan mabuk-mabuk tadi.
 
Tambahan pertolongan yang saya siapkan ketika akan memulai perjalanan dengan kendaraan, adalah menyiapakan permen mint, minyak angina aroma terapi dan tetap menyediakan kantong plastik. Ketersediaan kantong plastik ini akan memberikan rasa tenang karena jika ada anggota keluarga yang mengalami mabuk perjalanan maka kepanikan tidak perlu terjadi. Dan yang selalu saya sampaikan ketika kadang anak saya mabuk/ akan mabuk di perjalanan yaitu " Kalau pingin muntah (baca mabuk) ya muntahkan saja, tidak perlu ditahan. Karena semakin ditahan kalian semakin tidak dapat menikmati perjalanan dan akan lebih menyiksa." Alhamdulillah anak-anak menjadi tenang tidak stress dan kami tetap mengajak anak-anak bepergian dengan kendaraan tanpa perlu takut mabuk perjalanan. Karena membiasakan anak atau kita bepergian dengan kendaraan bermotor juga penting dilakukan selain persiapan ketenangan pikiran dan psikologis, sehingga mabuk kendaraan juga dapat dikurangi atau mungkin malah dihilangkan.