“A Great marriage is not when the ‘perfect couple’ comes together. It is when an imperfect couple learns to enjoy their differences.”—Dave Meurer
Kalimat di atas sedikit saya coba artikan, yaitu pernikahan
yang hebat bukanlah pernikahan yang dilakukan oleh orang-orang yang sempurna,
tetapi pernikahan hebat adalah pernikahan di mana isinya orang-orang yang tidak
sempurna yang belajar menikmati perbedaan.
Pernah mendengar sebuah nasihat bahwa pernikahan adalah
ibadah seumur hidup? Ya, bagi yang telah menjalani kehidupan berumah tangga
tentu paham dengan kalimat bijak tersebut. Menjalani sebuah pernikahan tentu
tidaklah semudah dan seindah bayangan. Ada banyak sekali rintangan, ujian dan
bahkan mungkin kekacauan yang terjadi di dalamnya. Ada masa di dalam pernikahan itu terasa sangat
berat dan hampir menyerah. Tak jarang malah merutuki diri, betapa bodohnya
memilih dia sebagai pasangan hidup. Heheheh…tetapi itulah ujian pernikahan. Berbagai
rasa tidak enak itu mau tidak mau yang harus dialami oleh setiap orang yang
menjalani hidup berdua selamanya dengan orang yang berasal dari latar belakang
dan karakter yang biasanya berbeda dengan diri sendiri.
Meskipun begitu, tidak selamanya pernikahan berisi hal-hal
yang menakutkan. Berbagai kebahagiaan dan canda tawa juga sangat mudah ditemui
dalam pernikahan. Jika beruntung maka kita bisa menjadi diri sendiri saat
Bersama pasangan kita, dan bukankah memang seharusnya begitu? Jika dalam
pernikahan masih ada jaga image alias jaim, maka apa bedanya hubungan pernikahan
dengan hubungan-hubungan pertemanan dan persaudaraan lain di luar sana. Ini
pendapat saya pribadi.
Mencocokkan dua pribadi dengan latar belakang yang berbeda
tentu tidak mudah. Perlu penyesuaian berkepanjangan, harus mau belajar terus
menerus dan masing-masing harus mau menekan egonya. Jika tidak demikian maka
alih-alih mendapatkan surga malah pernikahan akan jadi seperti neraka. Jika ada
kesalahpahaman atau terkadang emosi berujung kejengkelan sepertinya wajar, namanya
juga hubungan antar dua individu yang mana masing-masing individu tersebut juga
terkadang menghadapi masalahnya masing-masing. Tidak selamanya orang yang sudah
menikah itu masalahnya hanya seputaran mereka berdua. Ada banyak masalah lain
yang harus diselesaikan oleh masing-masing orang termasuk yang sudah menikah
sekalipun.
Lalu tidak ada alasan untuk takut menikah. Jika semua yakin
bahwa dalam hidup selalu ada masalah, maka menikah atau tidak menikah tentu
saja akan tetap ada masalah yang datang dan harus diatasi. Bedanya mungkin jika
sudah menikah akan terasa lebih ringan karena ada tempat cerita dan bertukar
saran. Meski kalau menurut saya, tetap jangan menggantungkan harapan terlalu
tinggi pada pasangan kita. Karena itulah sumber permasalahan yang ada. Jika
tidak terpenuhi maka akan muncul kekecewaan yang berujung jengkel lalu marah.
Jadi niatkan saja memang ini bagian dari perjalanan hidup, jika katanya menikah
itu beribadah maka niatkan itu salah satunya untuk beribadah. Jadi apapun permasalahan
dan kebahagiaan di dalamnya akan menikmatinya sebagai ibadah, sehingga semoga
terasa lebih ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar