“Takut tambah dewasa… takut aku kecewa, takut tak semudah yang kukira….” Sebuah lirik yang sangat terkenal akhir-akhir ini. Seolah ingin menyampaikan bahwa menjadi dewasa itu tidak enak. Sebuah lirik yang sepertinya kurang lebih akan mempengaruhi cara berpikir setiap manusia yang pasti melewati fase itu. Fase seseorang harus menjadi dewasa. Entah menjadi dewasa karena dipaksa, dewasa karena jiwanya telah siap, atau seseorang yang terjebak dalam umur dewasa dan dia tetap tidak mau menjalani kodratnya. Yang terakhir ini biasanya disebut umurnya telah menua tetapi kedewasaannya tidak mengikuti usianya.
Dan saya yang sudah memasuki usia dewasa ini semakin
menyadari bahwa saya akhir-akhir ini semakin sering menghadapi hal-hal yang
katanya hanya dihadapi oleh orang-orang dewasa. Berbagai masalah datang
bertubi-tubi dan dari berbagai arah. Kalau tidak siap menjadi dewasa maka yang
terjadi ya memang akan lebih banyak kecewanya dari pada menjalani setiap fase
itu dengan seutuhnya. Menikmati setiap masalah dengan berbagai cara yang tidak
merusak dan menghinakan diri sendiri sejauh ini menjadi solusi yang bisa
menyelesaikan masalah tanpa masalah. Kok jadi kayak pegadaian hehehe….
Melihat dari diri saya sendiri dulu supaya lebih mudah
menelaah apa saja yang telah terjadi di usia yang sudah dewasa ini. Baik kita
mulai, saya adalah seorang wanita dan sekarang berperan sebagai istri, ibu,
ipar, kakak, keponakan dan lain-lain. Sebelumnya mungkin peran saya tidak
sekompleks itu. Dulu saya sebatas seorang anak, kakak, keponakan dan teman
bermain yang semuanya itu tidak menuntut tanggung jawab lebih. Tidak akan ada
orang di sekitar saya yang menuntut saya bersikap dan bertindak di luar usia
saya. Semua persoalan masa kecil itu sekarang menjadi terlihat sederhana dan
mudah. Iya saya menyebutnya sekarang karena tentu saya dulu juga berusaha
menjalani peran itu dengan sebaik-baiknya dan tentu juga sering mengalami
kendala sesuai usia yang sedang dijalani.
Lalu sekarang peran saya bertambah, semakin banyak dan tentu
saja semakin kompleks. Dan dari semua peran itu, semakin saya sadari perlunya
ketenangan dan penerimaan penuh dalam menjalaninya. Contoh satu tugas dan
tanggung jawab dari semua itu mencakup kata ‘’berbakti’’. Satu kata itu tetapi
bisa mengejawantah sangat luas dan tak ada ujung pangkalnya. Seolah menjadi
berbakti itu bisa sangat luas cakupan wilayahnya. Berbaktinya seorang istri
tidak cukup dengan melayani suami, tetapi bisa sampai ke menghormati semua
saudara dari pihak suami termasuk tentu saja berbakti kepada orang tua suami
dan itu semakin tidak berujung saja. Menjadi seorang ibu tentu tidak cukup
dengan melahirkan dan menyusui anak-anak saja, tetapi meluas lagi harus bisa
mendidik dan merawat mereka dengan baik. Lalu jika dijabarkan lagi proses
mendidik dan merawat itu terdiri dari banyak sekali proses dan usaha yang harus
dikerjakan.
Menjadi dewasa tentu tidak semudah menjadi anak-anak. Karena
menjadi dewasa berarti menjadi manusia yang harus bisa berperan banyak tadi.
Dia tidak cukup menjadi anak lalu selamanya bertingkah polah selayaknya anak
kecil. Dia memang masih seorang anak dari kedua orang tuanya, tetapi saat dia
menambahkan peran satu lagi yaitu misalnya sebagai istri maka tugas dan
tanggung jawabnya tentu saja juga bertambah seiring dengan peran yang telah
diambilnya. Ada wewenang dan tanggung jawab yang akan dipertaruhkan saat hari
penimbangan kelak. Ada pertanyaan tentang bagaimana dan apa yang kamu telah
lakukan terhadap semua yang kamu pimpin.
Lalu jika menjadi dewasa terkesan menakutkan, mungkin yang
merasa takut itu karena belum siap menjadi dewasa. Tidak ada yang datang
tiba-tiba lalu berjalan dengan baik tanpa persiapan. Bahkan untuk menghadapi
ujian sekolah saja kita perlu belajar dan berlatih serta harus mempersiapkan
semuanya agar tidak banyak kendala. Lalu mengapa menjadi dewasa seolah hanya
datang tiba-tiba tanpa aba-aba.
Menjadi dewasa sama seperti menjalani semua proses ujian di dunia ini. Kita akan lebih mudah menjalaninya saat kita mempersiapkan segalanya dengan baik. Ada banyak sekali persiapan yang bisa kita lakukan agar memudahkan menjalani proses saat benar-benar dewasa nantinya:
- Tentukan tujuan
Belajar menjadi dewasa berarti kita harus mulai berfikir untuk bisa menentukan tujuan hidup kita. Setelah kita tahu tujuan hidup kita apa maka kita akan lebih mudah dalam mejalani hari karena kita tahu ke mana arah yang akan kita tuju. Menjadi dewasa akan terasa lebih berat jika kita belum tahu arah yang benar yang akan kita tuju. Semua orang mungkin memiliki tujuan, tetapi tujuan yang hakiki yang akan membawa ke kedamaian yang sebenarnya tidak diketahui oleh semua orang. Membuka lebar-lebar mata dan telinga sedikit banyak bisa membantu kita lebih peka dalam mencari tujuan yang sebenarnya.
- Belajar bertanggung jawab
Menjadi dewasa berarti menjadi manusia dengan fase di mana akan semakin banyak tanggung jawab dan tuntutan yang harus dipenuhinya. Untuk itu belajar bertanggung jawab sejak masih masa kanak-kanak atau remaja akan membuat kita siap ketika tiba waktunya kita harus mengemban lebih banyak tanggungjawab. Semakin banyak peran dan tanggung jawab maka semakin sempit waktu yang kita miliki untuk bisa memnuhi semua tanggung jawab itu. Di sini saya tidak bermaksud mengintimidasi bahwa menjadi dewasa artinya melakukan semuanya sendiri. Tidak, tetapi menjadi dewasa artinya mengetahui dan menyadari semua yang menjadi tanggung jawabnya dan mencari jalan keluar agar semuanya itu bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya. Di sini sangat dibutuhkan strategi dan perencanaan. Tak mudah mengatur waktu dan tenaga yang semakin hari semakin banyak batasan dan ketidakmampuan. Maka langkah terbaik untuk mengurangi beban adalah dengan membagi tanggung jawab besar itu menjadi printilan yang berupa tugas-tugas kecil sehingga memudahkan kita menyelesaikannya, hal itu juga akan memudahkan kita saat butuh mendelegasikannya. Jika di awal kita sudah paham betul tanggung jawab kita maka langkah selanjutnya hanya teknis penyelesaian masalah. Tetapi jika di awal kita tidak sadar atau bahkan tidak peduli dengan tanggung jawab kita maka hal itu harus diselesaikan dulu kecuali kita memang memilih menjadi kanak-kanak dalam tubuh orang yang semakin tua. Menjadi dewasa sangat bisa dilihat dari seberapa besar dan sadar seseorang bertanggung jawab dengan apa-apa yang harus diembannya.
- Melakukan yang terbaik setiap waktu
Setelah menyadari tanggung jawab yang semakin banyak dengan waktu dan tenaga yang semakin sedikit maka mengambil peran setiap waktu dengan sebaik-baiknya berarti kita sedang meringankan dan menjalani tanggung ajwab itu satu per satu. Pembagian tanggung jawab menjadi tugas-tugas yang lebih rinci akan memudahkan kita menjalaninya dengan sebaik-baiknya. Setiap waktu yang ada harus diisi dengan pemenuhan tanggung jawab dan memang harus begitu kecuali kita memang tidak ingin menjadi manusia yang bertanggung jawab atau dengan kata lain kita tidak mau menjadi dewasa.
- Menambah kapasitas diri dengan ilmu
Lalu pengalaman
dan berbagai kejadian yang harus dihadapi oleh orang dewasa tentu membutuhkan
kematangan berfikir dan bertindak. Seseorang dengan pengalaman dan wawasan
sempit tentu akan berbeda saat menyikapi suatu kejadian dari pada orang dengan
wawasan luas dan pemikiran yang kaya. Hal itu tentu tidak bisa ditunggu dan
diam tak berusaha mencarinya. Tetapi kedewasaan akan lebih mudah dijalani jika
kita sudah paham ilmunya. Tidak berhenti mencari ilmu dan mengisi diri dengan
berbagai wawasan adalah salah satu jalan supaya kepala kita tidak kosong. Kepala
yang ada isinya akan lebih mudah siap mencari referensi dan panduan saat ada
persoalan datang.
Semoga kita semua
bisa melewati masa-masa dewasa kita dengan lebih siap dan bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar