“Only I can change my life. No one can do it for me.”—Carol Burnett
Pernah suatu hari seorang anak laki-laki remaja seperti
sedang asyik bercakap dengan ibunya. Sebuah obrolan ringan tentang kabar hari
ini dan rencana esok hari. Lalu dengan suara datar anak laki-laki itu bertanya,
‘’Memang pemimpin yang baik itu ada ya Mi ? ‘’ Pertanyaan yang
meluncur itu tidak membuat ibunya kaget, anak sulungnya memang kadang suka
berpikir kritis.
‘’Nabi Muhammad SAW pemimpin yang sangat baik lho.’’
‘’Yang sekarang ini maksudku.’’ Anak itu memperjelas
pertanyaannya.
Ibunya tidak yakin akan menjawab apa. Karena dia sendiri
tidak tahu pasti apakah pemimpin yang baik itu masih ada sekarang ini.
Sepertinya masih ada tapi karena tidak bisa menyebutkan nama dengan pasti maka
jawabannya ia ganti. ‘’Kalau memang pemimpin yang baik itu sekarang tidak ada
lagi, maka tugasmu adalah menajdikan pemimpin yang baik itu ada.’’ Jawaban
singkat dan tidak berani menambah kalimat penjelas karena sepertinya kalimat
tadi sudah menjelaskan maksud ibu itu. Lalu hening….
Sebagai seorang ibu dengan dua anak laki-laki yang sudah
memasuki usia remaja berbagai kekhawatiran dan harapan seolah selalu mengisi
pikiran. Bagaimana tidak, keadaan jaman sekarang sangat jauh berbeda dengan
jaman kita muda dulu. Dulu perasaan tidak aman biasanya muncul saat kita berada
di luar rumah. Kalau sekarang bahkan masih di dalam kamar di rumah sendiri saja
kejahatan sudah mengintai, menelusup masuk. Untuk itulah berbagai cara
dilakukan agar bisa membentengi anak-anak dari pengaruh buruk yang seolah
semakin banyak bentuk dan jumlahnya. Berusaha memberi nasihat sudah dan masih
dilakukan. Tetapi sepertinya itu saja tidak cukup, maka masih terus mencari
cara untuk bisa mengarahkan dan membentengi anak-anak dari pengaruh buruk
dunia, baik dunia nyata maupun dunia maya. Cara lain yang juga dikerjakan
adalah berusaha memberi contoh, meski ini juga tidak mudah tetapi tetap tidak
boleh diabaikan. Seberapa berat dan susahnya tetap harus diupayakan. Langkah
selanjutnya adalah berusaha memberi kesibukan dan mencontohkan bahwa orang
tuanya juga selalu memilih menjadi orang sibuk dari pada menganggur. Karena
pada saat menganggur itulah kemungkinan besar menjadi pintu masuknya setan. Selain menasihatkan dan mencontohkan maka
tetap harus memiliki jurus pamungkas, apalagi selain doa. Beruntungnya sebagai
umat yang beriman dan beraga Islam kita selalu dituntun dan diingatkan bahwa
semua kejadian yang ada di dunia ini semua karena kuasa-Nya. Jadi sehebat dan
sekuat apa pun usaha kita tetap yang tidak boleh dilupakan adalah kesadaran
tentang keberadaan zat yang Maha Kuasa. Sehingga saat semuanya terasa buntu tak
ada jalan keluar, maka tidak akan terjadi kondisi berputus asa. Hal itu karena
kesadaran dan keyakinan bahwa kita ini hanyalah makhluk yang harus siap
menjalani sesuatu yang sudah menjadi garis kehidupan yang harus dilalui. Dan
seberat apa pun kita masih ada senjata terakhir yaitu berdoa, memohon kepada
Sang Penguasa alam raya ini. Dengan begitu semua menjadi lebih ringan dan lebih
tenang dalam melewati setiap episode yang ditulis-Nya.
Termasuk dalam nasihat yang ada di kalimat pembuka tadi juga
sering menjadi bahan obrolan dengan anak-anak. Intinya tidak ada yang bisa
merubah keadan kita selain kita sendiri. Dan Allah SWT juga pernah berfirman
yang artinya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum kaum tersebut
mengubah keadaannya sendiri. Jadi berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan
Impian kita itu sudah merupakan sunatullah. Memang begitulah kehidupan
berjalan. Kalau ada hal-hal yang dirasa kok di luar kendali kita, karena memang
pengendalinya bukan kita. Ada dalang yang sangat berkuasa yang karena Dia lah
kita diciptakan dan ada lalu nanti akan ditiadakan Kembali. Sekali lagi hidup
ini sakdermo nglakoni lan nyekseni. Jika bisa kita ikhtiari maka kita
jalani ikhtiar itu sepenuh hati. Jika terasa berat maka caranya jauh lebih
mudah lagi, karena kita tinggal memohon Sang Penguasa untuk mengurus masalah
yang sedang dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar